9.

803 168 35
                                    

Taeil mendesah berat menatap pantulan dirinya dicermin, malam ini ia harus bersiap untuk menghadiri acara lamaran rahasia taeyong, café diliburkan jadi sejak pagi dirinya hanya sibuk mencari baju terbaik agar ia tidak terlihat memalukan jika berjalan bersama johnny nantinya

Tapi bukan itu masalahnya, masih teringat dengan jelas raut wajah serta sorot mata pemuda seo itu dalam pikirannya, bagaimana kedua mata itu menyiratkan sesuatu yang menyakitkan

Ia sungguh tidak tau apa yang terjadi pada pemuda pencerah hari hari membosankannya, tapi yang pasti taeil benci johnny yang seperti itu

Apa ada ucapannya yang membuat johnny kesal? Atau apa sikapnya yang membuat johnny muak? Pertanyaan pertanyaan itu terus menghantui pikiran taeil

Ditatapnya lagi wajah lesu dirinya pada pantulan kaca miliknya, sungguh ekspresi yang tidak segar

Yuta seperti hilang ditelan bumi, ia tidak pernah menghubungi taeil bahkan sekadar pesan sekalipun, taeil pernah mencoba menghubunginya namun bukannya yuta yang menjawab, justru suara operator yang terdengar, yang mengatakan bahwa nomor yuta tengah berada diluar jangkauan

Khawatir, namun apa yang bisa ia lakukan selain menunggu?


Hujan kembali mengguyur kota seoul malam itu, ia jadi memikirkan bagaimana nasib johnny yang pasti harus terhalang kemacetan dalam perjalanan ke apartemen kecilnya ini


Ding



Suara bel apartemenya membuyarkan lamunan pemuda bersurai hitam itu, pikiran bahwa itu pastilah johnny membuat taeil kelimpungan karena ia malah sibuk melamun dan bukannya mempersiapkan diri

Ditatanya rambutnya asal, dan menepuk pipi wajahnya sedikit keras agar wajah layu itu kembali segar

Kaki kakinya melangkah tergesa menuju pintu utama ketika merasa bahwa ia telah membuat johnny menunggu terlalu lama

Pintu kayu itu terbuka, taeil mengadah demi melihat wajah pria tinggi dihadapannya yang sudah siap dengan kemeja hitam serta celana bahan berwarna senada, rambutnya ia tata dengan apik, tak terlihat formal namun juga tidak terlalu informal

Johnny baru saja akan menyapa, namun tingkah pemuda dihadapannya yang justru mengalihkan pandangannya dengan wajah memerah membuatnya mengurungkan niatnya, johnny menarik senyumnya, tangannya terangkat guna mengelus surai hitam yang lebih tua dengan lembut




"kau terlihat manis malam ini, moon... apalagi dengan wajah merona itu"


Wajah yang masih memerah itu kembali menatap yang lebih tinggi, terkejut karena johnny kembali bersikap seperti biasanya, bukannya bersikap dingin seperti kemarin


"ayo, sebaiknya kita cepat atau jaehyun akan menghabiskan semua makanannya"

Taeil terkekeh kecil, hatinya menghangat, semua yang mengganjal dihatinya runtuh seketika, Johnnynya telah kembali.


Perjalanan menuju restoran yang telah dipesan taeyong itu begitu hangat, johnny beberapa kali melontarkan candaan, yang tentu membuat taeil merasa senang

Tanpa ia ketahui bahwa dalam hati, johnny sudah berjanji bahwa ini adalah malam terakhir ia mampu menjadi alasan taeil tersenyum secerah itu


Suasana restoran megah itu begitu sunyi, tentu saja, pemuda lee itu telah memesan seluruh gedung berinterior classic-yang terlihat seperti rumah itu untuk acara lamarannya

Rencananya taeyong akan datang bersama ten, yang hanya diberitahu bahwa akan ada makan malam bersama sahabat sahabatnya, dan taeyong akan melakukan lamaran secara sederhana, tanpa adanya lagu, boneka, balon ataupun bunga bunga, hanya ada para sabahabat sebagai saksi

Love Rain [Johnil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang