10.

843 171 24
                                    

Bug





Mata tajam taeil meirik perlahan, suara debuman tadi cukup keras, padahal jalanan ini cukup sepi, membuat pemuda kelahiran seoul itu bergidik ngeri, takut takut ada orang jahat yang mengikutinya

Langkah kakinya ia percepat menuju halte yang telah tertangkap pandangannya, tangannya meremas kuat tas selempang hitam miliknya

Sampai pada tempat pembehentian bus itu, taeil mendesah lega, disana cahayanya tidak seredup jalan yang barusan ia lewati, meski tetap saja tidak ada orang selain dirinya disana

Jangan salahkan taeil, mengapa ia begitu takut, masa masa kelam dirinya bersama orang orang jahat yang membentuknya menjadi pribadi yang penakut, karena itulah ia terbiasa dengan yuta yang selalu mengantar jemputnya setiap hari

Tubuh itu tersentak kecil kala ponsel yang ia genggam berbunyi bersamaan dengan getarannya

“halo?”

“o-oh? Yuta”

“Ada apa dengan suaramu, sayang? Kau baik baik saja?”

“ya, aku baik baik saja”

“kau ada dimana? Akan kusuruh orangku untuk mengantarmu pulang”

“Jangan! Aku baik baik saja, hanya sedikit lelah karena berjalan menuju halte”


Tidak ada balasan dari sebrang telpon, taeil tau persis yuta begitu khawatir padanya, membuat ketakutannya barusan menguap seketika

“aku benar benar baik baik saja, yuta… busnya juga akan sampai sebentar lagi, tidak perlu khawatir begitu”

“umm, maaf… aku hanya takut terjadi sesuatu padamu”

“hmm, bagaimana keadaamu?”

Bukannya menjawab, yuta justru mendesah pelan membuat yang lebih tua mengerutkan dahinya bingung

“maaf tidak menghubungimu beberapa hari ini, illy… aku berusaha menyelesaikan semuanya secepat mungkin agar aku bisa pulang lebih cepat juga”

Hati taeil menghangat, meski tidak bisa dilihat oleh lawan bicaranya ia tersenyum dengan tulus

“aku mengerti, yuta… jangan memaksakan dirimu, jangan sampai kelelahan”


“Aku sangat merindukanmu, beberapa minggu lagi aku akan pulang, illy”

Senyuman taeil semakin mengembang, binar binar indah dimatanya muncul saat kalimat itu terdengar

“benarkah? Apa itu berarti kita bisa pergi ke pernikahan ten dan taeyong bersama sama?”

“mereka akan menikah?”


“Hmm”


“tentu sayang, aku pasti akan datang bersamamu”

Taeil akan menjawab lagi, namun yuta kembali bersuara

“oh, iya… temanmu yang waktu itu mengantarmu pulang itu siapa, illy? Kau belum menceritakannya padaku”


“oh itu... dia—"

Taeil melebarkan bola matanya ketika ia tidak menyadari bahwa bus yang ia tunggu sudah tiba, dengan pintu yang sudah akan menutup

“tunggu!”

Untunglah si pengemudi memaklumi dan membukakan pintu kembali untuk taeil

“terima kasih, maafkan aku” ucapnya sembari membungkuk sedikit

Love Rain [Johnil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang