Suasana kelas yang riuh kini mendadak sunyi melihat kedatangan Pak Anton yang dibelakangnya diikuti oleh seorang lelaki. Lelaki itu sangat tampan, pawakannya yang tinggi membuat semua siswa perempuan di kelas itu melihatnya dengan ternganga. Terkecuali Rhea yang masih sibuk membaca novel kesukaannya.
"Re, lihat siapa yang datang sama pak Anton!" Pinta Rani sambil menyenggol lengan Rhea.
Rhea tak menjawab apapun. Hanya melihat sekilas guru dan lelaki di depan kelas itu, lalu memilih menunduk kembali melanjutkan aktifitas membacanya.
"Selamat pagi semuanya...." Sapa Pak Anton pada seluruh siswa di kelas itu.
"Pagi pak...." ujar seluruh siswa serempak.
"Baik anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru." ujar pak Anton di depan kelas.
"Nak silahkan perkenalkan dirimu!" Pinta pak Anton pada siswa baru itu.
"Halo semua. Perkenalkan nama gue Daniel Wijaya. Biasa dipanggil Daniel. Gue pindahan dari Bandung. " ujarnya memperkenalkan diri.
"Gue pindah kesini karna harus ikut orang tua gue kerja." sambungnya kembali.
"Hallo Daniel...."
"Wah ganteng banget...."
"Tinggi banget anjir...."
"Subhanallah ... ganteng banget...."
Kurang lebih kalimat itulah yang terdengar menggema di ruang kelas itu.
"Baiklah Daniel, silahkan kamu duduk di ... meja sampingnya Rhea yang kosong itu." ujar Pak Anton sambil menunjuk meja itu.
Daniel berjalan menuju bangkunya. Sekilas ia menatap gadis yang tak lain adalah Rhea yang masih sibuk dengan dunianya sendiri. Lelaki itu tersenyum ciut melihat Rhea yang begitu fokus pada novelnya. "Jadi dia juga sekolah di sini?" Batin nya senang.
"Re-Re ... lihat deh, murid baru itu ngelihatin lo. Senyum-senyum lagi." ujar Rani sambil menyenggol lengan Rhea.
Rhea hanya memutar bola matanya malas, tanpa menoleh ke Rani ataupun Daniel. Gadis itu memang benar-benar cuek dengan keadaan di sekitarnya. Bahkan sedikitpun tak tertarik pada siswa baru itu.
***
Pelajaran dimulai. Rhea mulai fokus memperhatikan apa yang di terangkan oleh Pak Anton di papan tulis.
"Jadi dari persamaan ini dapat diturunkan rumus untuk mencari tekanan hidrostatis yaitu Ph = ρgh." ujar pak Anton menjelaskan di papan tulis.
Mendadak fokus Rhea terpecah saat ia menyadari siswa baru yang bernama Daniel itu tengah memperhatikannya. Ia memang tak melihatnya dengan jelas, tapi ekor matanya mampu menangkap itu semua.
Tettt... Tettt...
Bel istirahat pertama telah berbunyi. Dewa penolong bagi para siswa telah datang. Seluruh siswa pun berhamburan keluar menuju surga sekolah (kantin) untuk mengisi perutnya. Tapi terkecuali Rhea yang terus berkutik pada novelnya."Re, kantin yuk. Gue laper nih." Ajak Rani pada Rhea.
"Males ah ... lo aja." jawab Rhea yang masih fokus pada novelnya.
"Yaelah Re, ati-ati mata lo jadi juling kayak gini ni kalau keseringan baca buku.... " ujar Amanda sambil menjulingkan matanya.
"Eh tolol ... ilmu dari mana lo bisa ngomong kayak gitu? " tanya Rani sambil menepok jidat Amanda.
"Itu dari upin ipin. Kan si mey-mey hobi baca, nah matanya kan jadi juling." jelas Amanda dengan ketololannya.
"Trus lo percaya? " tanya Rani tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Teen FictionAKAN DIREVISI SETELAH PART 20 Rheananta Asmaranda Raharja, Seorang PUTRI ES berhati batu yang tidak pernah mengenal CINTA sebelumnya. Sampai dirinya bertemu dengan Daniel Wijaya, PANGERAN TAMPAN yang selalu mengusik kehidupannya. Merubah segala ke...