[5] Tetangga Baru?

61 6 0
                                    

Rhea berjalan menuju kamarnya dengan seragam yang basah kuyup. Rambutnya terlihat sangat lepek karna terpaan hujan. Gadis itu memang benar-benar nekat untuk menerabas hujan sore itu.

Dengan segera, gadis itu mengganti pakaiannya, dan duduk di pinggir ranjang. Otaknya kembali berputar kala ucapan dan perkataan Daniel yang terus mengiang di telinganya.

"Ishh ... ngapain sih Rhea, lo mikirin perkataan tu cowok nggak jelas!? Bodoh ... bodoh ... bodoh...." ujar Rhea sambil menutup wajahnya kesal.

Rhea menghempaskan tubuhnya ke ranjang, menatap langit-langit rumah berhiaskan lampu bulan-bintang faforitnya. Rhea menghela napas dalam-dalam. Membiarkan otaknya beristirahat sejenak. Ia meraih ponselnya. Membuka WhatsApp, dan mencoba mencari nomor seseorang.

~Rhea
Kurang ajar lo ran! 16.23

RanRan~
Apaan? 16.30

~Rhea
Lo crita apa aja tentang gue, ke anak baru itu? 16.31

RanRan~
Cuma crita kalo lo dulu pernah dideketin banyak cowok, cuma nggak pernah jadian. Soalnya udah nyerah duluan. 16.34

~Rhea
Oh. 16.34

RanRan~
Ngak di chat, ngak ngomong langsung, sama-sama ketusnya. Gimana cowok bisa tahan sama sikap lo ren? 16.36

~Rhea
🤷 16.37

Rhea melempar ponselnya ke ranjang. Wajahnya terlihat lesu. Ia merasa seharian ini benar-benar melelahkan. Belum lagi ditambah murid baru yang terus membuntutinya.

Drrttt...
Ponsel Rhea bergetar untuk kesekian kalinya. Rhea mengambil ponsel nya, melihat dari notifikasi, RanRan~. Nama yang selalu muncul di layar ponsel nya selain nama MandaCant~.

RanRan~
Rheaaaaaaa 😡 16.38

~Rhea
Apa? 16.39

RanRan~
Tau ah😈 16.39

~Rhea
Read

Rhea kembali membuang ponselnya ke ranjang. Menghempaskan tubuhnya dan mengangkat kakinya ke ranjang. Menatap langit-langit rumah yang selalu menjadi objek saat gadis itu merebahkan dirinya.

Tok tok tok...
Pintu kamar Rhea terketuk.

"Masuk aja nggak di kunci." jawab Rhea malas.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok lelaki yang tak lain adalah Nanda, Ayah Rhea. Lelaki itu mendekat ke arah Rhea dan mengambil posisi duduk di sebelah Rhea.

Lelaki itu sempat merutuki apa yang terjadi di setiap paginya. "Ayah minta maaf. Tadi pag--"

"Rhea udah nglupain kejadian pagi tadi." ujar Rhea memotong perkataan ayah.

Nanda menghela napas berat. "Nanti malam kita di undang makan malam di rumah tetangga baru kita."

Rhea mengerutkan dahinya. Ia baru tahu kalau ia mempunyai tetangga baru. Ya, bagaimana mau tahu kalau seorang Rheananta Asmaranda Raharja saja sangat sulit untuk berbicara baik pada semua orang.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang