Pukul 20.48
Terlihat Rhea baru memasuki pagar rumahnya dengan sragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Terlihat gadis itu begitu lelah, entah apa yang dia lakukan setelah pulang sekolah sampai tak sempat mengganti bajunya, bahkan tak sempat mengabari ayahnya."Rhea!" Panggil seorang lelaki yang menahan langkah Rhea menuju kamar.
"Darimana kamu? kenapa baru pulang?" Tanya lelaki itu mengintimidasi.
Rhea diam, tak menjawab perkataan orang itu. Membuat orang itu semakin geram dan ingin memarahi Rhea sejadi-jadinya malam itu.
"Jawab Ayah Rhea!" Teriak orang itu sambil memegang lengan Rhea kuat-kuat.
"Aww ... lepas Yah, sakit." Rhea merintih kesakitan.
"Jawab pertanyaan Ayah, kamu kemana? Kenapa baru pulang?" tanya Nanda yang semakin marah.
Rhea menatap Ayahnya dengan tajam. "Kenapa Yah?" Rhea mulai berkaca-kaca melihat kemarahan Nanda.
"Apa pedulinya Ayah sama Rhea? Apa selama ini Ayah pernah tanya, apakah Rhea baik-baik aja?" tanya Rhea sambil memandang mata tajam Nanda.
"Apa Ayah selama ini pernah tanya apa yang Rhea mau? Apa yang Rhea nggak suka? Apa Ayah pernah tanyain itu semua?" Rhea memberondong begitu banyak pertanyaan pada Nanda.
Nanda terdiam mematung. Untuk pertama kalinya ia melihat putrinya bertanya tentang kepedulian seorang Ayah pada putrinya. Bulir air mata pun mulai membasahi pipi Rhea.
Nanda tahu betul, putrinya seperti itu karna dirinya. Memang Nanda tak pernah bercengkrama dan bersenda gurau pada putrinya lagi sejak kepergian Ratih, bunda Rhea. Terlebih Nanda bahkan tak sempat menyadari kalau putrinya kini sudah beranjak remaja. Yang tentunya sewaktu-waktu akan melakukan pemberontakan saat ada hal yang menurutnya tak sesuai. Dan itu adalah hal yang paling Nanda takutkan.
"Ayah minta maa–"
Bruk...
Rhea membanting tasnya dan langsung pergi meninggalkan Nanda tanpa mendengar apa yang ingin dikatakannya.***
Kringggg...
Suara bel masuk SMA Merpati Bangsa terdengar begitu nyaring. Membuat beberapa siswa mulai berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing.Namun berbeda dengan Daniel. Lelaki itu tetap santai berjalan melewati koridor kelas IPSA. Terlihat, sesekali ia komat-kamit seperti melafalkan mantan, mengikuti alunan musik yang ia dengarkan melalui earphone.
Daniel memasuki kelas dengan begitu santainya. Ia berjalan dan duduk di kursinya. Namun matanya teralihkan pada kursi Rhea yang masih kosong.
"Shhttt... Ran Rani, Rhea kemana?" tanya Daniel penasaran.
"Cie nyariin...." Celetuk Amanda sambil cengengesan.
"Apaan sih, gue cuma nanya Amanda."
"Iya iya gue cuma bercanda." ujar Amanda sambil terkikik.
"Ran...." Panggil Daniel sekali lagi.
Mendengar namanya dipanggil, Rani pun langsung menoleh. "Gue juga gatau." Jelas Rani sambil menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Teen FictionAKAN DIREVISI SETELAH PART 20 Rheananta Asmaranda Raharja, Seorang PUTRI ES berhati batu yang tidak pernah mengenal CINTA sebelumnya. Sampai dirinya bertemu dengan Daniel Wijaya, PANGERAN TAMPAN yang selalu mengusik kehidupannya. Merubah segala ke...