[9] Daniel VS Ando

28 3 0
                                    

Siang ini matahari begitu terik. Hingga membuat para siswa malas untuk keluar kelas. Tapi terkecuali Daniel. Ya, lelaki itu kini tengah sibuk mendribbel bola untuk di masukkan ke ring. Sepertinya Daniel rindu akan suasana sekolah di Bandung dulu. Rindu akan berlatih basket bersama teman-temannya.

Beberapa siswa ternganga melihat Daniel dengan kelincahan dan keahlian bermain basket. Bahkan tak jarang dari mereka mulai memuji Daniel dari kejauhan.

"Wah ... ganteng banget si Daniel."

"Jago banget sih main basketnya. Jadi meleleh gue...."

"Ihh pangeran dari mana sih tu cowok? Keren banget...."

"Gila ... cara mainnya kayak kak Ando."

"Wah saingannya kak Ando nih."

Kurang lebih seperti itulah ucapan yang terdengar dari mulut-mulut perempuan di sekitar lapangan basket itu. Bahkan tak jarang dari mereka juga berjingkrak ria saat melihat Daniel berhasil memasukkan bola ke ring.

Daniel berlari, menggiring bola menuju ring, dan ... tiba-tiba saja bola tersebut ditahan oleh seorang lelaki saat Daniel akan memasukkannya kembali ke dalam ring.

Dengan reflek Daniel menoleh kearah orang yang menahan bolanya. Baju OSIS rapi dengan almamater bertuliskan 'OSIS Merpati Bangsa'. Sudah dapat ditebak kalau lelaki itu adalah pengurus OSIS.

Namun yang menjadi pertanyaan Daniel, kenapa tatapan lelaki itu menatapnya begitu bengis seperti ingin menerkam dirinya?

"Gawat, Kak Ando udah marah tu pasti." ujar salah seorang gadis di tepi lapangan.

"Iya ... selama ini kan nggak ada yang berani main basket di lapangan ini selain Kak Ando and the gengs." sahut teman gadis itu sambil bergidik ngeri.

Ando memainkan bola basket yang direbutnya. "Permainan yang cukup baik." ujar Ando dengan nada meremehkan.

Daniel terdiam, menatap lelaki di depannya itu dengan melongo. Matanya terus menatap Ando dengan heran.

Ando mendribbel bola mengelilingi Daniel. "Mau bertanding? Ando versus Daniel." ujar Ando sinis.

Daniel melongo mendengar lelaki itu menyebut namanya. "Hah?"

"Daniel ... bukannya itu nama lo?" tanya Ando semakin sinis.

Terlihat Rio tengah berdiri di tepi lapangan sambil menyipitkan pandangannya. "Ando ... jangan gila lo! Tangan lo baru aja sembuh." Teriak Rio memperingati.

"Brisik lo yo." ujar Ando tak peduli.

Sesaat Ando berhenti mendribbel bola. Melemparkan bola itu kepada Daniel. Dan tentunya dengan sigap Daniel menangkapnya.

Ando melepas jas almamater kebanggaannya dan membuang asal ke tepi lapangan. Dan jangan lewatkan, mata tajam Ando yang sedari tadi tak lepas dari Daniel.

"Jadi mau bertanding?" Tanya Ando memastikan.

"Tentu." jawab Daniel tak takut.

***

"Rhea!" Seorang lelaki tengah berteriak di ambang pintu kelas 11 IPAS 1.

"Kak Rio?" gumam Amanda dan Rani heran.

"Re re kak Rio tu." ujar Rani sambil menyenggol lengan Rhea.

Rio berjalan ke arah bangku Rhea. "Re Ando tanding basket sama Daniel di lapangan." ujar Rio khawatir.

Rhea mengerutkan dahinya. Gadis itu tak berkutik apa-apa. Hanya raut datar yang ia tunjukkan.

"Lo tuli apa gimana sih?" tanya Rio kesal.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang