[13] Smile😊

33 5 2
                                    

"Tapi tadi pagi dia berangkat kok, seperti biasanya." ujar Nanda pada kedua sahabat Rhea.

"Papa gantengnya Rhea, tapi Rhea tadi nggak masuk." jawab Amanda dengan sejuta kepolosannya.

"Amanda ... sstt." ujar Rani yang sekejab membuat Amanda terdiam.

"Kami juga nggak tau om, tap–"

Rani mendadak menghentikan perkataannya saat melihat Rhea hadir di tengah-tengah mereka. Gadis itu tampak mengenakan seragam yang dibalut jaket jeans? tunggu, Rhea tak pernah memiliki jaket jeans. Lalu milik siapa?

"Rhea...." ujar Rani sedikit kaget.

Mendengar Rani menyebut nama putrinya sontak Nanda langsung menoleh dan mendapati putrinya yang telah pulang dengan sragam sekolah yang ia kenakan.

Rhea yang melihat kedua sahabatnya tengah berbincang dengan ayahnya, sesegera mungkin menghindar. Namun langkahnya terhenti saat ayah memanggilnya dengan tegas.

"Tunggu Rhea! Kesini kamu!" Pinta Nanda tegas.

"Rhea capek, pengen istirahat." jawab Rhea malas.

"Tolol banget sih lo Ran ... udah tau Rhea nggak berangkat, harusnya lo tanyain dulu ke Rhea jangan langsung ngomong ke bokapnya." Batin Rani sambil menepok jidatnya sendiri.

"Mampus kita Ran...." ujar Amanda lirih.

"Kalau Rhea sampe marah, kita bakal dipecat jadi sahabatnya gimana? Nilai kimia kita bakal jeblok." ujar Amanda kembali.

"Sstttt ... diem dulu!" Pinta Rani lirih.

"Kesini Ayah bilang!" Bentak Nanda dengan keras.

Rhea bergidik ngeri melihat kemarahan Nanda. Perlahan ia mendekatkan dirinya kepada Nanda. Ia tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini. Sudah pasti Nanda akan memarahi dirinya habis-habisan seperti kemarin malam.

"Hari ini kamu kemana?" tanya Nanda pelan namun sangat mengerikan.

Rhea terdiam tak mengatakan apapun, ia hanya menatap kedua sahabatnya yang tertunduk seperti orang ketakutan.

"Jawab Rhea!" Bentak Ayah Rhea dengan tegas.

"Ke ru-rumah pohon." ujar Rhea  lirih.

"Ngapain kamu kesana?" tanya Nanda kembali.

Rhea terdiam tak menjawab perkataan Nanda. Bukan karna ia tak mau menjawab, ia hanya takut kalau jawaban yang dilontarkannya salah. Karna menurut Rhea, apa yang dilakukannya akan selalu salah dimata orang-orang.

"Jawab!" Bentak Ayah yang membuat Rhea dan kedua sahabatnya terpelonjak kaget.

Tanpa Rhea sadari, ia mulai menitikkan air mata. Gadis itu merasa ketakutan melihat Nanda yang begitu marah. Disisi lain ia teringat kakak pertamanya yang dulu selalu membela dirinya saat Nanda marah besar.

"Ayah minta kamu untuk jawab, bukan nangis." ujar Nanda sambil memegang lengan Rhea kuat-kuat.

"Ada masalah yang Rhea nggak bisa ceritain om. Jangan marah Rhea lagi!" ujar Daniel yang entah sejak kapan ia berada disitu.

Semua orang di ruangan itu pun menengok ke sumber suara. Tepatnya ke arah Daniel yang berdiri di ambang pintu. Daniel berjalan mendekati Rhea dan Nanda.

"Daniel...." Gumam Rhea lirih namun masih dapat didengar Daniel.

Daniel tersenyum iba kepada Rhea. Dari tatapan nya seakan ia tak rela melihat Rhea dimarahi apalagi dibentak-bentak oleh Nanda.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang