√04

19.2K 386 2
                                    


"Oh jadi kau tinggal sendiri, maaf aku tidak bermaksud membuatmu bersedih atas pertanyaanku" ucap Felix sambil mengelus lembut punggung Belle

Memang, setelah sarapan pagi, mereka tadi sedikit berbincang bincang mengenai diri mereka masing masing. Bahkan bellcia juga tadi sedikit terkejut saat mengetahui bahwa felix adalah pemegang perusahaan yang terkenal dikota jakarta.

"Tidak apa apa, lagipula itu sudah lama" ucap belle sambil tersenyum

Felix tersenyum tulus sambil menatap manik mata indah Belle yang belo itu. Entah kenapa hati felix terasa nyaman dan tenang saat ada disamping bellcia. Felix mendekatkan wajahnya ke wajah belle, menepis jarak diantara mereka. Hati belle tersentak saat ada benda kenyal menempel di bibirnya, matanya membelalak saat menyadari bahwa bibir felix telah bersatu dengannya.

Felix melumat dan menghisap bibir bawah belle, namun belle masih bungkam, dia belum memberi celah untuk felix karna masih terkejut. Felix menghentikan aksinya lalu menatap belle dengan intens.

"Buka mulutmu belle" perintah felix.
Belle langsung membuka mulutnya tanpa sadar, dan felix tersenyum tipis dan langsung saja melumat kembali bibir kecil namun penuh itu milik belle, dia memasukan lidahnya kedalam rongga mulut belle, mengobrak abrik isi mulut belle dan mengabsen gigi gigi belle. Belle mengikuti permainan felix, ia juga melumat dan memasukan lidahnya kedalam mulut belle, lidah mereka saling bertemu dan bertarung disana, tangan felix tidak tinggal diam dia langsung mengelus lembut paha belle naik ke perut dan berhenti di sebuah gundukan yang padat yang masih terbungkus oleh sebuah kain. Felix meremas gundukan itu dengan satu tangannya, sementara tangan yang satunya mengelus punggung belle.

"Shhhh mphhhh" belle mendesah menikmati sensasi yang diberikan felix.

Aktivitas itu harus terhenti saat ponsel milik felix berdering disakunya.

Tringg tringgg tringgg

Mereka langsung menghentikan permainan panasnya karna seseorang telah mengganggu adegan itu. Felix berdengus kesal dan merogoh ponselnya

"Halo? Ada apa?"

"Kau dimana kenapa semalam tidak pulang, mama telpon juga tidak kamu jawab, barusan mama telpon kekantor katanya hari ini kamu gak masuk"

"Aku sedang dirumah teman" ucap felix cuek

"Kamu pasti dirumah sakit kan? Nemenin kekasihmu yang entah kapan akan sadar"

"Aku dirumah teman!" tegas felix

"Sudahlah jangan berbohong felix! Berhenti mencintai wanita itu, cepat cari pengganti dia! Mama tidak yakin dia akan hidup"

"Berhenti bicara yang tidak tidak!"

Tut tut tut, sambungan langsung saja felix putuskan, dia benar benar muak jika mama nya terus mencela Cathline. Apalagi terus mendesak menyuruh felix mencari pengganti cathline.

Wajah felix seketika merah padam menahan emosinya, belle yang melihat itu sedikit kebingungan dengan ekspresi felix yang tiba tiba berubah.

"Kau tidak pa-pa?" tanya belle sambil menatap felix

"Tidak" ketus felix

"Kau bisa cerita kepadaku jika ada masalah" tawar belle sambil tersenyum

"Aku tidak pa-pa" ucap felix lembut sambil mengelus pipi belle

"Aku pulang dulu ya, aku tidak enak jika berlama lama disini" sambung felix

"Baiklah, ayo aku antar kedepan" ucap belle sambil berdiri

Felix mengangguk lalu berjalan menuju pintu apartemen belle dan diikuti belle dari belakang.

"Aku pulang ya" ucap felix diambang pintu 

"Hati hati" ucap belle

Felix mengangguk lalu mengecup kening belle dan terakhir mengecup bibir belle sekilas lalu dirinya berjalan meninggalkan belle yang masih berdiri didepan pintu sambil memegang bibirnya.

Setelah kepergian felix, belle menutup kembali pintunya, jantungnya berdetak kencang tak beraturan.
Belle sendiri juga merasa dirinya sangat nyaman saat ada didekat felix. Hm apa ini mulai timbul rasa?

******

Felix melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Namun suara yang tak asing mengahruslany ia berhenti melangkahkan kakinya.

"Bagus, kau lupa dengan rumah demi wanita itu" sarkas Elisabeth yang langsung saja membuat Felix emosi

"Sudah aku bilang aku pergi kerumah temanku!" ucap Felix dengan nada dingin dan tegas

"Siapa temanmu? Leo? Mama sudah menghubungi dan dia bilang dia tidak tau keberadaanmu" ucap elisabeth santai

"Teman baruku! Yang jelas aku tidak kerumah sakit!" bantah felix

"Baiklah mama terima ucapanmu setidaknya kau perlahan lupa dengan wanita itu" ucap elisabeth sambil membuka majalah didepannya.

Felix tidak menggubris ucapan elisabeth karna percuma, ucapan dia tidak akan bisa menang jika debat dengan wanita paruh baya itu yang keras kepala.

Felix menjatuhkan tubuhnya kekasur king size miliknya dan menatap kosong langit langit kamarnya yang berwarna putih cerah itu.

Dia teringat dengan ucapan elisabeth, benar apakah dia sudah lupa dengan Cathline yang terbaring dirumah sakit? Tapi kenapa? Apa karna belle?

Oh it's not right! Felix hanya mencintai cathline bukan wanita lain.

Felix membuang semua pikirannya yang berhamburan kemana mana, dia langsung berjalan menuju lemarinya untuk mengganti pakaiannya yang dari kemarin ia kenakan.

Setelah berganti pakaian ia langsung turun kelantai dasar menuju mobilnya, karna ia ingin menemui cathline di rumah sakit.

"Kau mau kemana?" tanya Elisabeth saat menyadari keberadaan felix

Felix tidak menggubrisnya, ia langsung mempercepat langkahnya menuju luar karna tidak mau lagi mendengar omelan atau pertanyaan aneh yang dilontarkan oleh elisabeth.

"KETERLALUAN! SIAPA YANG MENGAJARKAN KAU BERSIKAP TIDAK SOPAN PADA IBUMU!" bentak elisabeth saat pertanyaannya tidak dijawab oleh felix.

Bukannya menjawab, felix malah makin mempercepat langkahnya dan akhirnya sampai didepan mobilnya. Sementara elisabeth hanya berdengus kesal.

*********

Sesampainya di rumah sakit, Felix langsung masuk keruangan Cathline, Didalam ruangan itu tidak ada siapa siapa, mungkin orangtua cathline juga sedang istirahat dirumahnya.

Felix melihat sekeliling tubuh cathline yang masih banyak alat alat medis yang masih setia menempel ditubuhnya.

Felix menggenggam erat tangan cathline dan menciumnya lembut.

"Cepat sembuh sayang, aku merindukanmu, apa kau tidak merindukanku?" ucap Felix sambil mengelus pipi mulus cathline

"Mau sampai kapan kau terbaring disini sayang? Apa kau tidak bosan?" sambung felix yang kini diiringi airmata yang mengalir disudut matanya.

Felix merindukan sosok cathline yang manja dan bawel, dia sangat merindukan kebersamaan dirinya dengan cathline.









~bersambung~

Maaf kalo banyak typo hehe"

Jangan lupa voting sayang

Pacar KONTRAK (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang