Felix dan Bellcia sudah sampai dirumah Renata, mereka langsung turun dan berjalan kearah pintu utama.
"Aku sudah tidak sabar ingin melihat anakku" bisik Felix dengan senyum manisnya
Bellcia hanya melempar senyum, lalu menekan bell yang berada disamping pintu.
Teng teng teng, Bell berbunyi, tak lama pintu langsung terbuka, Renata berdiri sambil menatap Felix dan Bellcia bergantian.
"Felix" lirih Renata
"Dasar kau penculik, kenapa kau menyembunyikan Bellcia dan anakku dariku" gerutu Felix dengan tatapan sinis namun hanya becanda
"Dasar laki laki sialan. Kau mengusir istrimu, bodoh" sindir Renata sambil mencubit perit Felix
Felix hanya meringis lalu tertawa renyah.
"Dasar gila. Ayok masuk dulu" umpat Renata
Felix dan Bellcia pun masuk kedalam rumah yang berukuran minimalis tersebut. Felix memandangi semua sudut untuk mencari sesuatu disana.
"Kau mencari apa?" tanya Renata yang menyadari gerak gerik Felix
"Dimana anakku" tanya Felix dengan suara parau
"Dia ada dikamar Bellcia aku akan panggilkan" ucap Renata sambil berjalan kearah kamar Bellcia
"Tidak usah, biar aku saja yang menghampirinya" ucap Felix menghentikan langkah Renata
"Baiklah, kamarnya ada diujung sana" ucap Renata sambil menunjuk sudut kiri
Felix mengangguk, lalu berjalan kearah kamar yang dimaksud. Sementara Bellcia dan Renata hanya duduk diruang keluarga sambil mengobrol seputar pertemuan Felix dengan Bellcia.
"Kau sudah memikirkannya matang matang untuk kembali lagi pada Felix?" tanya Renata
"Ya. Aku juga membutuhkan seorang ayah untuk anakku. Dan aku rasa Felix benar benar menyesali perbuatannya" tutur Bellcia
"Aku hanya mendoakan yang terbaik untukmu dan Anussa" ucap Renata sambil tersenyum
"Terimakasih, kau sudah mau menampungku selama ini. Kau juga baik padaku, Ren" ucap Bellcia sambil memeluk Renata
"Itu suatu kewajiban untukku belle" renata membalas pelukan Bellcia.
Sementara itu, Felix sedang bermain dikamar Bellcia bersama Anussa.
"Kau tampan sekali seperti papa nak" ucap Felix sambil mencubit pipi Anussa
"Papa" ucap Anussa sambil memeluk Felix
"Kau rindu denganku?maafkan papa sudah jahat pada kalian" ucap Felix sambil mencium pipi Anussa
Anussa hanya tertawa girang sambil mengusap pipi Felix dengan lembut. Bisa dibilang Anussa rindu pelukan sang ayahnya. Anussa rindu sosok ayah di hidupnya. Dan sekarang anussa bisa merasakan betapa hangatnya pelukan dan ciuman dari sang ayah.
"Sebentar ya sayang" ucap Felix yang diangguki Anussa
Felix mengambil ponselnya yang berada disakunya, lalu ia menelpon seseorang untuk dimintai bantuan.
"Halo, apa kau bisa membantuku?"
"...."
"Ya aku ingin kau menyiapkan nanti malam dirumahku, aku ingin membuat sesuatu yang wah nantinya"
"....."
"Ok baiklah. Jam 7aku akan pulang"
Lalu setelah berbincang bincang ditelpon, Felix langsung mematikan ponselnya dan kembali pada Anussa.
"Papa, papa jangan tinggalin nusa lagi" ucap Anussa sambil memegang tangan Felix
"Tidak akan sayang. Papa akan selalu bersamamu dan bersama mamamu" ucap Felix menangkup kedua pipi Anussa
"Janji?" ucap Anussa sambil menatap bola mata Felix
"Tentu sayang" felix langsung membawa anussa kedalam pelukannya. Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan darah dagingnya dan bisa berkumpul kembali dengan istrinya. Felix mensyukuri kebaikkan Tuhan hari ini.
Klek,pintu terbuka, Bellcia langsung menghampiri Felix yang sedang berpelukan dengan Anussa, menyalurkan rasa rindunya masing masing.
"Kalian akrab sekali" ucap Bellcia sambil tersenyum
Felix langsung melepaskan pelukannya dari Anussa dan menatap Bellcia sambil tersenyum. Anussa langsung berlari meloncat dari ranjang dan memeluk Bellcia dengan erat bisa digambarkan betapa bahagia Anussa hari ini.
Felix berjalan kearah Bellcia dan menatap bola mata Bellcia yang hitam dan belo itu. Lalu Felix membelai wajah Bellcia dengan punggung tangannya. Felix memiringkan kepalanya dan cup bibir Felix menempel dibibir Bellcia. Felix langsung melumatnya dengan lembut. Bellcia mendorong Felix hingga pagutan mereka terlepas.
"Ada apa?" tanya Felix sambil mengernyitkan dahinya
"Anussa" lirih Bellcia sambil tersipu malu
Felix melirik kebawah dimana ada Anussa yang sedang memeluk kaki Bellcia dengan erat. Anussa juga menatap mereka saat berciuman tadi.
Felix terkekeh lalu menutup mata Anussa dengan telapak tangannya. Felix kembali menempelkan bibirnya ke bibir Bellcia lalu melumatnya dengan rakus. Mereka menyalurkan rasa rindu masing masing kedalam satu ciuman yang panas. Tak peduli Anussa yang sedang memberontak berusaha melepaskan tangan Felix dari matanya."Papa lepaskan" rengek Anussa
Felix hanya tersenyum disela sela ciumannya, ia kembali melumat dan melilitkan lidahnya kedalam lidah Bellcia dengan intens.
"Dasar mesum" sindir Renata dari ambang pintu
Refleks, bellcia dan Felix langsung melepaskan ciumannya dan kikuk seketika. Felix juga menyingkirkan tangannya dari mata belo Anussa.
"Tante" rengek Anussa sambil berjalan kearah Renata dan memeluknya
"Kasian sekali Anussa tante, diapain sama papa dan mama?" ucap Renata sambil memangku Anussa
"Papa jahat. Papa tutup mata Anussa. Papa cuma cium mama. Anussa gak suka" rengek Anussa yang membuat ketiga orang dewasa didalam kamar itu tertawa.
"Sudah nanti kita pukul mereka ya" ucap Renata sambil tertawa kecil
Anussa hanya mengangguk dengan cemberut. Sangat menggemaskan.
"Kita makan dulu yu. Aku sudah masak tadi" ucap Renata yang diangguki Bellcia dan Felix.
Renata langsung keluar sambil membawa Anussa menuju ruang makan. Sementara Bellcia dan Felix masih berdiam diri dikamar.
"Belle,hari ini kita langsung pindah kerumah mama ya" ucap Felix sambil menatap Bellcia
Bellcia hanya tersenyum da mengangguk menyetujui ajakan Felix. Felix mencium dahi Bellcia lalu berjalan kearah ruang makan menyusul Renata dan Anussa.
Tbc....
Tinggal 1 part lagi nih. Terus kasih vote ya biar author semangat nextnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar KONTRAK (Selesai)
Teen Fiction(21 november 2019) warning! 21+..... mohon bijak dalam membaca! "Bellcia Lord adalah gadis 20 tahun yang berprofesi sebagai bartender disebuah club malam yang terkenal dijakarta. ia adalah gadis yang cantik dan manis, bahkan profesinya yang menjadi...