√25

12.8K 365 11
                                    

Felix berlutut dihadapan Elisabeth yang ikut menangis bersama Felix. Elisabeth sangat merasa kasihan pada putra tunggalnya. Elisabeth merasa gagal mendidik Felix, Elisabeth merasa gagal menjadi ibu yang baik. Tapi jika dipikir pikir, ini bukan salah Elisabeth, melainkan salah Felix yang tidak pernah mau mendengar ucapannya. Namun harus berbuat apa, ini sudah jalan takdir yang sudah Tuhan rencanakan.

"Bangunlah nak, jangan salahkan dirimu terus menerus. Mama tau, kau menyesal, kau menyadari semuanya, tapi percayalah kau akan menemukan kebahagiaanmu setelah ini" nasihat Elisabeth sembari membangunkan Felix

"Aku benci diriku,ma! Aku benci diriku yang telah tega mengusir istriku sendiri yang sedang mengandung darah dagingku, aku benci diriku yang telah menyia nyiakan orang yang tulus kepadaku aku benci__

"Jangan salahkan dirimu,Felix. Ini takdir ini ujian dari Tuhan. Jadikan pelajaran untukmu kedepannya" ucap Thomas sambil mengusap pundak Felix

"Percayalah nak. Kau akan berkumpul kembali dengan keluarga kecilmu. Jangan putus asa, tetap cari Bellcia hingga ketemu. Kami akan membantumu" ucap Elisabeth sambil mengusap airmata yang mengalir dari sudut mata Felix.

Felix mengangguk. Ia membenarkan ucapan kedua orangtuanya. Ini memang takdir, ini ujian untuk dirinya. Ini sebuah karma untuk dirinya.

*****

Satu tahun dua tahun tiga tahun, ya ini tiga tahun sudah berlalu, tiga tahun Felix menjalani hidup tanpa Bellcia, tiga tahun sudah mencari Bellcia hingga keluar negeri namun tidak pernah membuahkan hasil yang diharapkan. Felix merasa putus asa, ia memilih untuk berhenti mencari Bellcia dan mulai melupakannya. Ia akan memulai hidup barunya tanpa Bellcia, ia akan mencari kebahagiaan nya sendiri.

Ditengah tengah ketermenungannya didalam kamar lamanya, ya dirumah orangtuanya. Tiba tiba pintu kamar ada yang mengetuk mengharuskan Felix berhenti melamun.

"Masuk" ucap Felix dengan suara berat

Seorang wanita lalu membuka pintu kamar Felix dan masuk kedalam kamarnya. Wanita yang bertubuh tinggi putih dan langsing itu langsung menghampiri Felix dan duduk ditepi ranjang Felix.

"Ada apa Rev?" tanya Felix sambil menatap Reva

Reva tersenyum "aku tau Bellcia sekarang" ucap Reva membuat Felix menganga

"Apa kau serius?dimana dia? Beri tau aku alamat tempat tinggalnya" ucap Felix tak sabar

"Dia berada dirumah Dr.Renata" ucap Reva sambil memberikan sebuah kertas bertuliskan alamat rumah Renata

"Shit! Bagaimana kau bisa tau jika Bellcia ada disana?" tanya Felix sambil memperhatikan kertas ditangannya

Flash back on

Reva pov
Aku mencari Bellcia ke semua tempat namun tetap sama, hasilnya masih seperti kemarin kemarin yang sama sekali tidak menemukan Bellcia. Arloji yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 7 malam, aku rasa hari ini cukup mencari Bellcia. Akhirnya aku menyudahi aktiviatsku mencarinya. Aku beristirahat sejenak untuk makan malam disebuah Cafe dipinggir jalan. Saat aku sedang asik memakan steak dihadapanku, aku melihat Dr. Renata bersama seorang anak kecil berjenis kelamin laki laki. Aku penasaran, karena sudah tiga tahun juga tidak bertemu dengannya. Aku memutuskan untuk menghampirinya dan anak kecil itu.

Pacar KONTRAK (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang