√24

12.5K 378 16
                                    

Vote sebelum baca!
_mohon maaf kalo banyak typo_

Selamat membaca

1bulan sudah berlalu, Elisabeth masih belum mendapatkan informasi tentang menantu dan cucunya. Ini bulan kesembilan kehamilan Bellcia, itu artinya hari ini atau esok mungkin Bellcia akan melahirkan.
Ditengah tengah kebingungan mencari Bellcia, Felix justru sama sekali tidak mengkhawatirkan Bellcia dan bayi yang berada di kandungan Bellcia yang entah sudah lahir atau belum. Felix malah terus mencari bukti mengenai ucapan Elisabeth bulan lalu yang mengatakan Cathline memiliki calon suami. Felix masih mengkaji pernyataan Elisabeth hatinya masih ragu untuk percaya dan tidak. Felix butuh bukti yang nyata, yang terlihat oleh dirinya sendiri atau ucapan Cathline sendiri yg mengiyakan dia memiliki calon suami.

Felix sudah berada didepan Apartemen Cathline, hari ini ia sengaja tidak memberitahukan Cathline kedatangannya karena ia akan memberi kejutan kepada Cathline.

Pintu apartemen Cathline terbuka sedikit, Felix mengernyitkan dahinya. Tumben sekali pintu terbuka, tidak seperti biasanya.

Felix masuk kedalam apartemen tersebut, dia hendak memasuki kamar Cathline, namun diarah ruang tamu, Felix mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol dan tertawa. Felix mengurungkan niatnya untuk masuk kekamar Cathline, ia menelusuri sumber suara tersebut hingga suara itu semakin jelas di pendengarannya. Suara laki laki dan wanita yang sedang berbincang bincang dengan renyahnya.

Fekix tersentak saat melihat Cathline sedang bergelayut ditangan seorang pria yang memakai kaos hitam polos dan celana jeans, sedangkan Cathline hanya mengenakan kimono berwarna Putih bunga bunga. Felix semakin panas saat tangan laki laki itu membelai lembut wajah Cathline dan menciumnya dengan manis. Seketika Felix langsung berjalan kearah mereka dan menarik laki laki hingga ia tersentak. Cathline terkejut saat melihat felix sudah berdiri dengan tangan kanan mengepal dan tangan kirinya memegangi baju Devan, laki laki yang kepergok oleh Felix.

Brugh, Felix langsung membogem rahang Devan dengan satu tangannya hingga Devan tersungkruk kesofa. Cathline menganga sambil menatap Felix yang sedang menatap Devan dengan tajam.

Felix tak berhenti disitu, dia kembali memukul pipi Devan hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"FELIX APA YANG KAU LAKUKAN!" ucap Cathline sambil mendorong felix

"Aku yang harusnya bertanya! Apa kau lakukan dengan pria ini" Felix bertanya sambil menunjuk Devan yang sedang berusaha duduk

Cathline tidak menjawab, dia berjongkok kearah Devan dan membantu Devan duduk disofa kembali. Felix geram, dia benci orang yang mengabaikannya.

"Atau jangan jangan ucapan mama dan Bellcia itu__

"Ya! Mereka benar. Aku sudah memiliki calon suami. Dan kau harus tau, minggu depan aku akan menikah dengannya!" potong Cathline sambil menyunggingkan bibirnya.

Felix tersentak, dadanya sangat sesak, hatinya seketika sakit. Felix teringat ucapan Elisabeth dan Bellcia. Felix bodoh! Dia terlalu percaya pada gadis licik didepannya ini.

"Sebaiknya kau pergi dari sini!" usir Cathline sambil menunjuk kearah pintu utama.

Felix masih terdiam, kakinya lemas, semua badannya lemas. Matanya berkaca kaca, wajahnya memerah seperti kobaran api, amarah nya meluap luap seperti air mendidih.

"Kau tidak dengar ucapan kekasihku?apa kau tuli? Pergi dari sini bajingan" ucap Devan sambil memamerkan smirknya

"Aku akan pergi! Lagipula aku tidak sudi menginjakkan kakiku disini!" ucap Felix sambil menatap mereka tajam.

Felix memutar tubuhnya hendak keluar, namun suara lantang Cathline mampu menahannya keluar.

"Kau harus tau,Felix! Aku kembali padamu bukan karena aku masih mencintaimu. Semua aku lakukan semata mata ingin membalas apa yang telah kau lakukan padaku. Dan sekarang aku sangat senang, kau kehilangan orang yg mencintaimu sungguh sungguh, dan kau kehilangan kebahagiaanmu. Nasibmu sangat menyedihkan, Tn Felix" Ucap Cathline diiringi gelak tawanya bersama Devan

Felix tidak menggubris ucapan Cathline, dia bisa saja membunuh mereka berdua saat itu juga, namun dia tidak akan melakukannya hanya karena hal sepele, dan tentu saja ini berawal dari permainanya.

Felix melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Apartemen laknat milik Cathline. Dia mengutuk dirinya dalam hati untuk menjadikan hari ini adalah hari terakhir pertemuan dirinya dengan wanita pembohong itu. Felix teringat kata kata Cathline yang mengatakan felix telah kehilangan orang yang benar benar mencintainya. Ya Bellcia, wanita itulah yang benar benar tulus mencintainya. Felix juga teringat Ucapan Bellcia tentang berhati hati terhadap Cathline, dan juga ucapan Elisabeth tentang ia akan menyesal nanti. Bukan nanti tapi sekarang. Ya Felix menyesal. Hari ini dia menyesali semuanya. Namun harus di kata apa, nasi sudah menjadi bubur. Mengingat Bellcia, Felix baru menyadari ini adalah bulan ke9 kehamilan Bellcia, dan sebentar lagi Bellcia akan melahirkan.

"Aku harus mencari Bellcia! Aku harus menebus semua kesalahanku padanya" gumam Felix dalam hati

Felix tidak pulang kerumahnya, dia sudah berjanji dalam hatinya akan mencari Bellcia meski sampai ke ujung dunia pun. Felix harus menemukan Bellcia, dia harus menebus semua kesalahannya pada Bellcia dan tentu saja pada bayi yang dikandung Bellcia.

Hari sudah berganti malam, artinya sudah seharian penuh Felix mencari Bellcia, namun tidak mendapatkan hasil. Dia lupa makan, dia lupa minum dia juga lupa istirahat meski tubuhnya terasa sangat lemas.

"Ya tuhan dimana istriku dan anakku. Kumohon pertemukan aku dengannya" lirih Felix sambil meremas rambutnya frustasi didalam mobil

Felix memutuskan untuk pulang kerumah, kali ini dia menuju rumah Elisabeth. Dia ingin memohon ampun dan menyesali apa yang telah ia lakukan selama ini. Ia ingin mengadu kepada sang ibu sekarang juga.













Tbc......

Gaes, cerita ini bakal segera tamat, dan tinggal nunggu beberapa part lagi aja. Terus lancarin ngasih dukungannya ke author ya...

Terimakasih:*

Pacar KONTRAK (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang