"Sakura? Astaga! Senang melihatmu, apa kau sudah baikan?"
Tilda berhambur memelukku ketika Aku membuka pintu Amavi paginya. Aku tersenyum dan sedikit meringis, merasa bersalah karena membiarkannya bekerja sendirian selama tiga hari ini.
"Hanya sakit perut biasa, maaf menyusahkanmu Tilda."
"Tidak apa-hush! Kau sudah memakan kue chiffon-nya? Aku menitipkan pada Temari. Hanya memastikan anak itu memberikannya padamu, bukan memakannya sendirian seperti seekor babi."
Aku tergelak, "rasanya enak Tilda. Temari memberikannya padaku."
"Baguslah kalau begitu. Aku senang kau bisa bekerja," Tilda menoleh ke arah belakangku. Mendapati Sasuke berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis, "wah-wah, apa yang turut membawa kekasihmu ke Amavi pagi ini Sakura?" dia tersenyum lebar.
"Aku hanya mengantarnya Tilda," Sasuke berjalan mendekat dan menjulurkan tangannya sopan. "Aku mendengar banyak tentang kau dari Sakura. Uchiha Sasuke, maaf baru bisa datang sekarang."
"Astaga, kau anak muda yang sangat manis," Tilda menyingkirkan tangan itu dan memeluk Sasuke. Aku menyeringai ketika priaku salah tingkah, tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana. "Aku berharap Jacques atau Temari mendapat seseorang sepertimu, tapi keduanya hanya mengeluh sibuk seperti seorang lesbian."
Kami bertiga tertawa. Setelah cukup menyiksa Sasuke dengan pelukannya, Tilda melepaskan pria malang itu.
"Aku menitipkan Sakura di sini Tilda, kuharap dia tidak menyusahkan," Sasuke memberi senyum lebar. Aku memutar mata, pria ini menyebalkan.
"Well dia makan cukup banyak, tapi peforma kerjanya menakjubkan. Aku juga merasa memiliki anak perempuan yang manis sepertinya, jadi dia tidak merepotkan."
"Dia memang perempuan yang manis," Sasuke mencondongkan tubuh dan mencium pipiku di hadapan Tilda, "Kurasa Aku akan bekerja sayang."
Aku bisa mendengar Tilda memekik tertahan, dia selalu mengidamkan melihat aksi romantis Sasuke denganku. Hari ini wanita itu mendapatkannya.
"Oh pergilah," Aku tertawa kecil, kurasa Aku harus mengantarnya ke depan.
Kami keluar Amavi, Sasuke akan mengambil taksi dari sana menuju perusahan supermarket tempat ia bekerja. Ketika kami keluar dia langsung mencium bibirku lembut, kurasa ciuman kecil yang ia lakukan di depan tilda hanya basa-basi belaka. Aku membalas ciumannya.
"Hati-hati, oke?" Aku mengulum senyum.
"Ya. Kau juga dan maaf membuatmu sakit perut," Sasuke menyeringai dan AKu mendengus, kami tahu dia senang Aku tidak bekerja dan bisa menyambutnya di rumah selama tiga hari penuh.
"Selamat untuk kenaikanmu," Aku menambahkan sebelum dia menyebrang jalan. Sasuke menganggu dan melambai.
"Sampai ketemu pukul lima?"
"Ya, pukul lima."
Aku melangkah kembali masuk ke Amavi. Tilda sudah masuk ke ruang botani kecilnya dan Aku mengambil tempat di belakang meja kasir. Beberapa pesanan menumpuk dan sekali lagi Aku merasa bersalah menelantarkan tugasku. Untuk saat ini, saatnya bekerja.
-0-
Aku kembali ke apartemen pukul empat, lebih awal satu jam dari biasanya dan menemukan kediaman kecil kami kosong melompong.
Sasuke akan pulang jam lima dan kami seharusnya bersiap-siap untuk makan malam bersama. Rekan divisi keuangan Sasuke sangat manis dan menyediakan pesta kecil-kecilan untuk membuat promosi jabatannya terasa nyata. Mungkin Aku harus bersiap-siap lebih dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paris Runaway
أدب الهواةKarena bersama dia, mungkin terasing bukanlah hal yang buruk.