17

2.8K 318 57
                                    

Bagian mana dari sebuah cerita yang paling kau sukai?

Kau bisa memperoleh banyak cerita dari banyak tempat. Mungkin membaca buku, menonton film keluaran terbaru, mendengar cerita-cerita dari orang asing, atau mungkin cerita milikmu sendiri. Sekarang saat ditanya sekali lagi bagian mana yang menjadi favoritemu, sekiranya apa jawabnya?

Banyak yang sudah terjadi dan waktu nyatanya memang terasa berjalan lebih cepat. Seperti baru kemarin, kata-kata itu berlaku baginya.

Sakura belajar memaafkan. Bukan Sasuke, tidak, lelaki itu dia anggap tidak melakukan kesalahan apapun. Sebagai gantinya, ketika mereka meninggalkan Paris dan pria yang hilang tanpa kabar itu, Sakura mulai berada dalam fase tidak henti menyalahkan dirinya sendiri.

Kenapa aku harus setuju dari awal?

Kenapa aku terlalu mudah untuk percaya?

Kenapa Sasuke pergi?

Kenapa aku meninggalkan semuanya hingga kini kembali tanpa apa-apa?

Kenapa Sasuke tidak mengatakan apapun?

Kenapa—kenapa—kenapa, pertanyaan-pertanyaan itu bergaung di dalam kepalanya, dia menyiksa dirinya sendiri, menyalahkan pikiran naif kasmaran yang menyebabkan semua ini terjadi.

Demi pergi bersama Sasuke dia menambah beban pikiran keluarganya

Demi pergi bersama Sasuke dia meninggalkan studinya yang tinggal menghitung bulan

Demi Sasuke ... hidup yang dia punya ia tinggalkan, dan lihat sekarang, Sakura bodoh, dia yang meninggalkanmu.

Sakura terlalu sibuk menyalahkan dirinya, membunuh presensi perasaan dengan akal sehat, menyalahkan semua termasuk kata cinta yang saat itu terdengar hambar dan tanpa makna.

Patah hati yang satu ini, ah, benar-benar meremukkan diri...

Hingga suatu hari Sasori datang ke rumah. Pria itu selama ini sudah tinggal di apartemennya sendiri, tetapi tetap datang ke kediaman Haruno setiap Sabtu malam untuk makan malam bersama. Namun Sasori tidak datang sendiri, seorang wanita mengikuti langkahnya, hadir sebagai pendamping pertama yang pernah dia bawa serta, walau bukan kali pertama baginya untuk melihat sosok itu.

"Siapa ini Sasori?" Mebuki tidak menahan kertertarikannya yang terlihat sangat menggebu. Sakura menahan napasnya melihat wanita itu, menatap lebar dari meja makan.

"Ahh.. Namanya Shion.. euh.. kami.. dia, kekasihku."

Kekasih? Shion?

Sepersekian sekon Sakura tidak bisa mendengar apa-apa, otaknya sibuk mengeruk kotak memori di kepalanya, berusaha mengingat-ingat apakah ada gerak-gerik Shion yang mencurigakan dulu ketika dia masih berada di Paris, tetapi tidak ada, dia tidak bisa mengingat dengan baik.

"Manis sekali.. tapi wajahnya asing, kau bukan orang Jepang ya?"

"Ti-tidak," Shion tersenyum canggung, "saya peranakan dan lebih banyak tinggal di luar negeri," ucapnya dengan logat yang bercampur dengan lucu.

Mebuki tersenyum senang, "nah-nah Shion, kau sangat menggemaskan. Mari bergabung dengan kami untuk makan malam."

"Tentu nyonya."

"Apa Sasori memaksamu menjadi kekasihnya?" Kizashi bergurau dari tempat duduknya. Pria itu tampak lebih santai, tidak lagi penuh dengan tensi yang menyesakkan.

"Sayang sekali tidak, anakmu tidak sebejat itu," Sasori tertawa renyah, menarik tempat duduk untuk Shion dan dirinya.

Sakura tidak terlalu memperhatikan percakapan-percakapan di sekelilingnya yang berputar di sekitar kehidupan Shion. Dia menatap Sasori yang duduk di seberang, menunggu pria itu menatap ke arahnya. Sasori menoleh, ketika iris mereka beradu, dia paham tatapan menuntut yang ditampilkan oleh Sakura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paris RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang