"Uchiha Sasuke mengundurkan diri dua hari yang lalu," Aku berdiri kaku di hadapan Misya yang menatapku bingung. "Tunggu, kau tidak tahu?"
Tidak. Tidak sama sekali.
Aku hanya tersenyum kecil dan pamit dari hadapannya. Tampaknya Misya sebenarnya sibuk saat ini, tetapi dia sangat baik mau menemuiku di lobby, gadis itu memang baik padahal kami hanya bertemu sekali. Ah.. tadi semua orang juga sibuk, mendekati musim libur semua sedang mengejar target ya?
Ahaha.. persetan.
Tanganku gemetar ketika mengusap kasar mataku yang kembali berair. Ini tempat umum, aku tidak boleh menangis. Tidak boleh.
Setidaknya jangan sekarang.
Aku berjalan dengan lunglai, membawa diriku sendiri ke lapangan hijau menara eiffel. Jemariku menelusuri nama yang sama, kembali menghubunginya dan menanti jawaban. Hatiku berdenyut kembali dengan rasa sakit saat panggilan berhenti tidak terjawab.
Dia tidak benar-benar meninggalkanku, kan?
"Angkat," aku menggigit bibirku sendiri. Merasa seperti orang bodoh yang kembali mendengar nada sambung berulang-ulang.
Aku mencarinya ke semua tempat yang terlintas di otakku. Paris bukan kota kecil, namun aku tidak tahu banyak karena selama ini aku tidak pernah benar-benar keluar dari Saint Dominique, aku bisa menerka di mana dia sekarang.
Sasuke keluar dari pekerjaannya dua hari yang lalu. Berarti dia berbohong.
Kemana dia pagi hari dan dari mana dia malamnya?
Apa yang sebenarnya dia pikirkan hingga menarik diri sebelum benar-benar menghilang?
Aku menarik lututku. Di bawah langit kelabu aku membenamkan wajah di sana, menangis untuk diriku sendiri. Realita bahwa lelaki itu banyak menyembunyikan sesuatu selama ini membuatku merasa bodoh. Aku mengasihani diriku dan hatiku yang luluh lantak di bawah tatapan matanya, aku benar-benar mengasihani diriku sendiri.
Kakiku kesemutan karena tertekuk dalam waktu lama. Aku berusaha berdiri, memaksakan diri untuk pulang, menenangkan diriku sendiri. Akan tetapi kurasa semesta membenciku. Lelaki bermata cokelat terang itu berdiri tidak jauh, mengawasiku dalam diam. Sejak kapan dia di sana?
Aku berjalan, berharap dia tidak melakukan hal aneh seperti yang dia lakukan di toko tempo lalu. Aku sedang dalam kondisi tidak baik.
Darren Beuford hanya diam dan menatapku lekat, bahkan ketika aku berjalan melewatinya dia tidak berkata apapun, sehingga aku bingung apa tujuannya berada di sini.
"Melihat ekspresimu, dia benar-benar lari, eh?"
Langkah kakiku berhenti. Darren tidak lanjut berbicara, aku memutar badan untuk melihatnya. Lelaki itu menaikkan sudut bibirnya, tersenyum.
"Apa maksudmu?" Aku berjalan mendekat dengan marah, menatapnya dengan tajam. Dia pasti tahu sesuatu.
"Santai kucing kecil," Darren mendengus, "aku hanya sangat menyayangkan Uchiha itu benar-benar lari seperti ucapannya. Kukira dia lebih bagus dari itu."
"Apa yang kau tahu?" Aku maju mendekat, "Di mana dia sekarang?!"
Darren tertawa kecil. Dia menunduk guna menyejajarkan wajah kami, menatapku tepat di mata. "Pastinya tidak akan menarik jika kubocorkan sekarang, iya kan?" bisiknya geli.
"Brengsek!" Aku menarik mantel yang dia kenakan, tanpa sadar membawa tubuh kami saling mendekat. "Katakan padaku di mana dia sekarang!"
Darren terdiam. Mengamati wajahku tanpa berkata apapun, membuat terlihat jelas pria itu tidak akan berbicara sepatah katapun padaku tentang Sasuke. Aku menggeram kesal, menyianyiakan waktu untuk berharap mendapatkan petunjuk. Genggamanku pada mantel itu terlepas, aku melangkah mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paris Runaway
FanfictionKarena bersama dia, mungkin terasing bukanlah hal yang buruk.