11

1.5K 242 12
                                    

"Siapa anak muda itu?"

Kizashi duduk di ruang tamu, membaca koran dan mengamatiku yang mengendap masuk. Aku menoleh, menghela nafas menatap ayah.

"Sasuke."

Kizashi mengernyit tidak suka, "dia yang mengantarmu selarut ini?"

"Ini masih pukul delapan," Aku melepaskan sepatu dan menyusunnya di rak. Berbalik dan beradu dengan tatapan tajam ayah dengan wajahnya yang keras.

"Sudah berapa kali kuperingatkan, Sasuke bukan orang yang baik untuk kau ajak meluangkan waktu. Kalian berkencan sekarang?" Dia mengangkat sebelah alis, menghantamku dengan nada penuh sarkasme. Aku tidak menjawab dan melarikan mataku ke lantai. Dia akan menginterogasiku berjam-jam dan tidak ada yang bisa menyelamatkanku. Sasori berada di Osaka, Mama di rumah sakit, tinggal kami berdua.

"Angkat kepalamu nona muda, seorang Haruno tidak akan menunduk."

"Hanya teman."

"Apa?"

Aku menggigit lidahku sendiri, aku membenci ini. "Aku dan Sasuke hanya teman. Kami tidak sengaja bertemu ketika aku pulang, terlalu malam untuk naik kereta, jadi dia mengantarku."

Maaf

Kizashi melipat korannya dan meletakkan di meja. Dia berdiri dan berjalan ke arahku, wajahnya tetap datar namun satu tangannya ia letakkan di atas kepalaku.

"Ibiki akan menjadi supirmu mulai besok. Aku tidak mau anakku menumpang pada siapapun," suaranya merendahkan, "termasuk pada bocah pekerja."

Setelah itu ia berjalan ke ruang kerjanya. Pintu kayu angkuh tahta Haruno Kizashi. Aku mengamatinya dalam diam, mengingat kembali cara ayah memanggilnya bocah pekerja.

Maaf

Maaf sekali.



"Hei.."

Sasuke masuk ke kamar membawa nampan. Dia tersenyum kecil dan menunduk. Meletakkan nampan di atas meja kemudian mengecup keningku.

"Selamat pagi."

Aku memaksakan senyum dan duduk dengan bersandar pada kepala tempat tidur. Mengintip isi nampannya, dia membawakan croissant dan teh susu.

"Kau tidak kerja?"

Sasuke menggeleng, "tapi aku ada urusan keluar nanti. Kau tidak ke amavi?"

"Shift siang. Tilda memberi pesan semalam, ada anak magang yang harus dia latih."

Sasuke membawa croissant ke hadapanku dan aku menggigit bagianku, dia memakan sisanya. "Jadi apa yang kau lakukan hari ini?"

"Membersihkan rumah." Aku tersenyum dan mengambil cangkir milikku, menyesapnya. "Kau pergi jam berapa?"

Sasuke melirik jam tangannya dan mendengus, "harusnya sekarang," dia menyentil dahiku pelan, "mau makan siang bersama?"

"Oke.." aku mengulum senyum dan mengangguk. Masih berada di tempat tidur ketika priaku berjalan keluar dan mengancing mantelnya.

Meninggalkanku yang membodoh. Kembali menjadi nelangsa.

-0-

Terdengar ketukan berirama di pintu ketika Aku menyusun piring terakhir ke rak. Aku berjalan menuju pintu dan mendapati Temari bersama Shion tersenyum menatapku.

Paris RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang