15

1.3K 265 42
                                    

Note : Bacanya jangan di skip-skip, pake hati ya. Jangan lupa vote :) yang sedih, you are not alone.

-0-


"Kemana saja kau?!" Suaranya cukup keras sehingga orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka menoleh ke arah dua insan yang berdiri di hadapan menara Eiffel yang bersinar di malam hari. Tangannya menelusup ke rambutnya dan dia menghela nafas gusar, "aku mencarimu! Benar-benar berpikir kau hilang!"

Dia mendekat, ragu-ragu, "maaf," bisiknya lirih.

Kalau sudah begini, tegakah dia menaikkan suaranya sekali lagi?

"Kemari," Sasuke mengulurkan tangan memeluk wanitanya. Sakura tersenyum kikuk dan menerima uluran tangan itu, berakhir di pelukan Uchiha Sasuke yang khawatir.

"Lain kali," Sasuke mengembuskan nafasnya, terdengar lebih beraturan, "jangan pergi dariku, oke?"

"Iya, aku hanya terlalu bersemangat. Eiffel di malam hari lebih cantik daripada di foto," Sakura terkekeh samar dalam pelukan posesif itu.

"Aku sempat berpikir kau berubah pikiran dan lari ke bandara," Sasuke bergumam, "kita masih baru di sini, Sakura. Kau membuatku panik."

"Oh, ayolah," Sakura mengerang, menarik diri dari pelukan itu dan mendongak guna menatap wajah kekasihnya, "jangan berlebihan, aku hanya berjalan sebentar, lagipula untuk apa aku pergi darimu?"

Sasuke terdiam beberapa saat, kemudian dia mendesah, "iya-iya, yang penting kau di sini sekarang."

"Aku mencintaimu," Sakura tersenyum tipis, "tidak usah berpikir yang tidak-tidak. Mana mungkin aku lari darimu seperti kau juga yang tidak akan meninggalkanku, iya kan?"

Pemuda itu merengkuh kembali wanitanya dan mendengus. Mereka berpelukan di hadapan menara besi yang bersinar indah, dagunya ia istirahatkan di kepala merah muda dalam dekapannya.

"Tentu saja."


-0-


"Tentu saja."

Genggamannya pada pagar besi itu menguat. Angin berembus cukup kencang, dia hanya mengenakan sweater tipis berwarna putih gading yang tidak cukup menghalau tubuhnya dari hawa dingin. Namun gadis itu tidak peduli.

Dia menatap lurus, pada menara Eiffel yang berdiri kukuh dengan latar langit mendung. Kabut tipis menyelimuti sekelilingnya, tetapi yang ia lakukan bukannya beranjak, terpaku di sana menikmati nuansa kalbu di hadapan mata.

Apa yang dia lakukan salah?

Pertanyaan itu terngiang di kepalanya dan tidak berhenti. Dia berusaha menjawab, mencari-cari gambaran dalam ingatannya bersama Sasuke yang mungkin bisa menjadi alasan kenapa pria itu meninggalkannya dengan secarik kertas.

Ketika dia tidur seorang diri di ranjang yang terasa lebih luas dari yang seharusnya, dia berharap esok bangun, dia mendapati yang ia alami hanya lelucon konyol dari Sasuke. Dia membuka mata bahkan sebelum matahari terbit, berharap itu terwujud. Namun ketika matanya menangkap bunga forget me not yang berwarna biru cerah seolah mengejek harapannya yang sia-sia, dia kembali terpuruk dalam perasaannya sendiri.

Bahkan konyolnya, perempuan naif ini kadang berpikir, bagaimana jika ini semua rencana bodoh si Uchiha itu untuk membuatnya panik kemudian datang kembali dan melamarnya. Cincin dengan batu emerald itu masih berputar-putar dalam otaknya. Dia sadar bahwa harapan itu bahkan jauh lebih konyol, tidak mungkin akal sehat Uchiha Sasuke melakukan itu. Dia menertawakan dirinya sendiri yang beranda-andai.

Paris RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang