01. Nice to meet you Aira Indriana

85 8 2
                                    

Seperti biasa, hari yang membosankan kembali menyapaku untuk memulai aktivitas seperti yang telah kulakukan sejak aku berumur 6 tahun. Yap sekolah, aku berada di kelas 11 SMA yang cukup ternama di kotaku yaitu Tenggarong.

"Ayah, Ibu, Adi berangkat dulu ya" Aku berpamitan dengan kedua sosok yang sangat kucintai.

"Iya nak, jangan lupa yang rajin belajarnya ya" Ayahku memberikan nasehatnya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, hati-hati nak"

Sejuknya embun berhasil menembus jaket yang biasa kupakai ke sekolah, hawa dingin menyelimuti suasana di pagi ini. Motor matic ku membelah kesunyian di jalan raya saat ini.

Dalam waktu 20 menit aku sudah sampai ke sekolahku. Setelah kuparkirkan motorku bersama motor yang lain aku mulai berjalan di koridor kelas dan mendatangi kelas 11 IPA 1. Kulihat di dalam kelas sudah ada sahabatku, yaitu Akmal dan Chandra. Lantas mereka memberiku sarapan pagi versi mereka.

"Eh datang lu di?" Akmal bertanya.

"Tumben pagi lu datang" Chandra menimpali.

"Oh gua gak diterima nih ya? Yaudah gua pulang aja ni" Jawabku pada keduanya.

"Lah pulang aja lu sono siapa juga ngurus" Suara Chandra terdengar.

"Udah ah pagi-pagi kelahi trus gak bisa akur apa kalian?" Nah Akmal ini yang kadang baik kadang bisa jadi gore.

"Gak kenapa emang?" Chandra menjawab.

"Itu loh gua mau ngasi tau Adi kalo nanti siang habis pulang kita ada pelatihan buat kompetisi sains nanti" Untungnya Akmal mengingatkan.

"Oh ya gua lupa makasih bro"

"Ehhmm gua jadi nyamuk orang pacaran nih" Chandra mulai bertjanda.

"Sembarangan lu, gua gak homo ya" Akmal mulai emosi.

"Sudah ah, kalian dah ngerjakan pr pak Randi emang?" Tanyaku menyadarkan mereka berdua.

"Lah pr apa emang?" Chandra keliatan tidak tau.

"Itu loh yang bahas tentang macam-macam bio energy" Akmal menjawab pertanyaan Chandra.

"Alhamdulillah, untung gua belum" Chandra lagi-lagi membuat emosi.

"Bodo amat lah sama lu" Jawabku emosi.

Bel sudah berbunyi pertanda masuk bagi para siswa dan siswi untuk menuntut ilmu. Jam pertama di kelas kami di mulai dan pak Randi datang memasuki kelas.

Ajaib bagi Chandra, dia berhasil menyelesaikan pr dalam waktu kurang dari 10 menit. Hingga bel istirahat berbunyi, membuat semua siswa berhamburan untuk menenangkan pikiran mereka dari jenuhnya materi yang diterangkan oleh para guru di dalam kelas.

Semua murid menjalani aktivitas seperti biasa hingga bel pulang berbunyi. Semua murid kembali mulai berhamburan untuk merasakan empuknya kasur mereka masing-masing. Tidak dengan aku, dan Akmal. Kami ditunjuk untuk mewakili sekolah kami dalam kompetisi sains tingkat provinsi. Ada 5 orang yang ditunjuk untuk mewakili sekolah kami.

Hingga, seorang gadis yang cantik berjalan memasuki ruangan kami berada dan duduk di sebelahku.

"Hai, ikut kompetisi juga?" Tanyaku pada gadis itu.

"Iya, kamu juga ya?" Dia menjawab dengan suara lembutnya.

"Iya hehe, kenalin aku Adi Prasetya" Aku mengulurkan tangan tanda berkenalan.

"Kenalin aku Aira Indriana, salam kenal ya" Lagi-lagi suara lembut itu berhasil mengacaukan pikiranku.

"Kamu kelas berapa?" Aku mulai mencoba basa-basi dengannya.

"Aku kelas 11 IPA 2, kalo kamu?" Dia bertanya balik.

"Aku kelas 11 IPA 1, oh ya lupa nih sahabatku Akmal Riyandi" Aku mengenalkan Akmal pada Aira.

"Hai Akmal salam kenal" Aira menyapa Akmal.

"Salam kenal juga" Akmal mulai ramah pada Aira.

Lalu aku dan Aira ngobrol hingga pembimbing kami masuk ke dalam ruangan dan memulai pelatihan kami.

Jarum jam sudah menunjukkan angka 5 sore dan pelatihan pun selesai. Kami diberi bekal wawasan yang jauh lebih tinggi dari yang teman-teman di kelas kami ketahui.

Aku dan Akmal sedang berjalan menuju ke parkiran. Lalu tak jauh dari tempat motorku di parkirkan ada seseorang yang tadi berkenalan denganku.

Ya, dia Aira. Kulihat dia sendiri sedang menunggu jemputannya. Aku pun minta izin ke Akmal untuk menemaninya hingga dia pulang. Dan Akmal bilang tidak apa-apa, tapi dia tak bisa menemani karena harus segera pulang.

"Yaudah, gak papa dah. Pulang aja lu sono ntar kena gebukin satu keluarga lu" Aku berbasa-basi dengan Akmal.

"Jangan dong. Yo wes, aku pulang dulu yo" Akmal mulai menyalakan motornya.

"Yoi, hati-hati di jalan bro" Aku mengingatkan.

"Pasti bro, gua duluan ya"

"Iyo"

Akmal sudah meninggalkan sekolah. Dan Aira, dia masih menunggu jemputannya.

"Hai Aira, lagi nunggu jemputan?" Tanyaku padanya.

"Eh Adi, iya sudah lumayan lama sih nunggu tapi belum datang juga" Jawabnya.

"Emang sudah ada yang otw ke sini?"

"Masih belum katanya nunggu setengah jam lagi sih" Katanya sambil melihat hp nya.

"Mau ku antar gak?" Kali ini aku bermaksud memberikan tumpangan.

"Eh gak usah, rumah kamu di mana emangnya?" Suara lembutnya menolak dengan lembut juga tawaranku.

"Ya sekitaran pasar mangkurawang sih, rumah kamu dimana?" Aku balik bertanya.

"Rumahku di daerah timbau" katanya.

"Oh gak jauh kok, yakin gak mau diantarin?" Tawarku kembali.

"Gak ngerepotin emang?" Jawabnya ragu.

"Nggak, kan aku udah ada SIM juga, ayo cepetan" kataku padanya.

"Yaudah entar ya" Dia mulai membawa helm serta semua yang telah dia bawa ke sekolah.

Motorku pun sudah menyala, dan Aira sudah duduk. Mulai kujalankan motorku menuju alamat yang telah diberi tau Aira sebelumnya. Hingga aku sampai dan rumah Aira tampak hampir sama dengan rumah yang kutinggali, bedanya halaman parkirku sedikit lebih luas daripada tempat parkir dirumahnya.

"Makasih banyak loh di" Kata Aira.

"Sama-sama, dah masuk aja ke dalam sana. Mandi aja dulu, dah mulai amit kamu" Aku mencoba bercanda.

Yap, satu cubitan kecil mendarat di lengan kiriku. Sakit tapi membuatku bahagia.

"Tunggu bentar ya" Aira masuk ke dalam rumah.

"Nih buat kamu" Dia menyodorkan sebuah kotak yang berisi beberapa potong roti.

"Eh nggak usah, aku kan udah makan tadi" Aku menolaknya.

"Udah gak papa, anggap aja ucapan terima kasihku ke kamu" Jawabnya dengan lembut.

"I-iya udah, makasih banyak loh Ai" Kataku menerima kotak darinya.

"Sama-sama juga, hati-hati di jalan ya di" Dia memberikan nasehat.

"Pasti, pulang dulu ya" Kataku padanya.

"Iya, baaaay" Katanya sambil melambaikan tangan.

Hari ini aku dibuat takjub olehnya.


Hai kawan, gimana ceritanya?
Ini cerita ke dua jadi maklumin kalo masih aneh yak cuma ini beda genre.
Mohon maaf juga kalo ada kesamaan nama, semua itu adalah gak sengaja karena itu imajinasi author ya.
Stay tuned for next part.
Thanks for reader☺☺

Karena Aku Cuma Bisa MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang