09. Menjauh

13 2 3
                                    


Aira POV:

Apakah dia Adi?, mengapa dia marah?, apa karena aku?, atau karena yang lainnya?, aku juga tidak tahu. Berbagai macam pemikiran tentang Adi mulai berkeliaran di dalam pikiranku. Aku sangat kecewa atas sikapnya tadi. Kalaupun itu bukan karena aku, maka dia tidak seharusnya marah seperti itu. Sosok Adi yang kukenal sebagai salah seorang yang ceria, baik, dan ramah seketika pupus hari itu. Ya memang aku masih belum tau banyak tentang dirinya karena dia sendiri jarang bercerita padaku.

Badanku yang sudah terlalu letih untuk melakukan aktivitas di rumah. Sehingga aku hanya bisa membaringkan badanku di kasur. Saat hendak terlelap, handphone milikku berbunyi dan memperlihatkan notifikasi whatsapp. Saat kulihat nama dari pengirim aku langsung membanting handphone milikku ke kasur. Aku sudah terlalu malas meladeninya. Biarlah nanti dia sendiri yang minta maaf nanti pikirku. Tak terasa namun pasti, perlahan diriku mulai terlelap.

"Airaaaa, bangun udah subuh" teriak mama dari bawah.

"Iya maaa, Aira bangun" jawabku yang masih setengah sadar.

Sebelum ke kamar mandi aku mencoba membuka handphone yang kubanting semalam. Tak kusangka ada banyak notifikasi dari Adi. Kurang lebih ada 107 pesan darinya yang belum kubaca. Sudah bisa ditebak apa isi dari pesan tersebut, ya permintaan maaf. Aku merasa masih belum bisa memaafkannya kecuali dia minta maaf secara langsung. Pesan dari Adi hanya ku read. Kulihat lagi pesan-pesan yang masuk dan tiba-tiba ada kak Dio yang merangsek masuk ke kamarku.

"Loh udah bangun?" tanya kak Dio.

"Udah lah. Masa gak liat?" sahutku.

"Kakak kira ini bukan kamu" kakakku mulai bercanda.

"Ish kakak apa-apaan sih" jawabku sambil mencubit kakakku ini.

"Itu siapa lagi Ai?" aku langsung terkejut.

"Eh, nggak kok bukan siapa-siapa" jawabku yang langsung menutupi handphoneku.

"Hmmmm, mencurigakan. Ya udah siap-siap yuk" sahut kak Dio sambil keluar kamar.

"Iya kaaaak" jawabku.

...

"Udah ya Ai, aku minta maaf ke kamu"

"Kenapa kamu lampiaskannya ke aku?"

"Karena aku kesal banget waktu itu, jadi aku gak ngeliat kamu. Aku kira Akmal rupanya kamu"

"Hmmmm"

"Kamu mau kan maafin aku?"

"Ya udah aku maafin kali ini. Tapi jangan diulang lagi ya"

"Iya sayang. Btw aku bawa coklat buat kamu, kamu mau nggak?"

"Mau dong, makasih ya"

"Sama-sama sayang"

Adi POV:

Syukurlah Aira mau memaafkanku, aku sangat senang. Masalahnya adalah setelah sebulan berusaha, hari ini permintaan maafku baru diterima. Yah memang sulit, karena aku memang punya rahasia yang belum kuceritakan ke Aira. Itu mengenai sifatku saat masa SMP dulu. Aku termasuk salah seorang yang disegani di kelasku lantaran sifat marahku yang tak bisa kukendalikan. Banyak siswa yang takut denganku karena jika aku tak suka dengan siswa tersebut, maka dia akan kumarahi dan apabila masih ngeyel maka akan kuhajar. Entah untuk apa aku melakukan itu namun aku merasa risih saja jika didekati orang-orang.

Cerita hidupku mulai berubah ketika menginjakkan kaki di kelas 8. Saat bertemu Akmal dan Chandra, mereka mampu membuatku menjadi orang yang ramah dan baik. Beruntungnya di saat SMA seperti ini pun aku masih dapat berkumpul dengan mereka.

"Gimana bro, lo sama pacar lo?" Akmal mengejutkanku dari belakang.

"Bebek aja. Kenapa? Lo khawatir masalah kemaren ya?"

"Sejujurnya sih iya"

"Nggak papa bro, dia udah maafin gua juga"

"Seriusan lo ya?"

"Dua rius bro"

"Awas aja lo bohong"

"Santai bos"

...

Akhirnya tiba juga jam pulang. Otakku sudah pusing memahami bahasa inggris tadi. Aku mulai berjalan ke kelas Aira untuk mencarinya dan mengajak pulang bersama.

"Eh Adi, kenapa nyari Aira ya?" tanya Yoga yang sedang melaksanakan piket.

"Iya, kamu liat?" aku bertanya balik.

"Dia udah keluar duluan tadi sama cowo, gue kira itu lo ternyata bukan"

"Hah, seriusan kamu ga?"

"Nggak bakal gue ngibulin lo di" jawabnya.

"Yaudah deh makasih ya ga"

Saat sudah sampai ke tempat parkir aku melihat seorang laki-laki yang sedang menggandeng tangan Aira dengan mesranya. Mereka nampak asik bercerita dan aku memperhatikan dari jauh. Aku sudah tak tahan dengan keadaan ini sehingga kuputuskan untuk mendatangi mereka. Ketika sudah sampai aku langsung menarik kerah baju cowok tersebut, sontak saja Aira dan cowok tersebut memandangiku.

"Adi? Kamu ngapain di sini?!" tanya Aira sambil menunjukkan wajah gelisah.

"Kamu lagi ngapain sama si...." 














Ohayou guysss maaf banget baru up yaaaa v: gue lagi fokus sama ep ep gue v:. Oh iya gue juga coba ngebaikin beberapa yang dirasa bisa membantu dan merubah sedikit alur cerita dari yang ditargetkan sebelumnya. Gimana kalian suka? Jangan lupa vote, comment, and share guys yaaaaaa.

Oh iya ges gue mau promosi ceritanya @pig_kachung yaitu cerita Strong girl buru dibaca yaak v:

Arigatou Gozaimashite My readers :) :) :) :D :D :D

Karena Aku Cuma Bisa MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang