Vina POV:
Perlahan namun pasti, rasa sakitnya mulai menjalar ke seluruh tubuh. Kesadaranku sedikit demi sedikit mulai terenggut oleh rasa sakit ini, aku sangat takut, aku belum siap menerima ajal ini. Dari kejauhan nampak seorang dengan beberapa anak buahnya melangkah cepat menuju sarangku, mereka terlihat sangat khawatir.
Yang kudengar hanya perintah agar kesadaranku harus tetap terjaga, aku sangat senang karena mereka sangat memperdulikanku. Aku pun mulai sadar kembali, namun rasa sakit ini tak kunjung mereda. Aku mulai mencoba menggerakkan satu persatu anggota tubuhku, mulai dari kaki, tangan, jari, hingga kepala. Dan ternyata semuanya baik-baik saja, aku tak mengerti mengapa aku bisa menjadi tidak sadar seperti tadi.
Tak lama kemudian kedua orang tuaku masuk ke dalam kamar inapku, mereka terlihat seperti setengah senang dan setengah sedih.
"Kenapa ma?" tanyaku.
"Maaf ya nak, tapi tadi dokter bilang kandungan sel darah merah dan trombosit kamu rendah, jadi dokter ngasi diagnose kalau kamu kena leukemia. Tapi itu masih sementara" jelas mama.
"Jadi aku gimana ma?" tanyaku yang merasa tak enak.
"Kamu harus dipindahkan ke RS Dirgantara" serobot papa.
"Kapan pa?" tanyaku yang masih belum puas.
"Sekarang kan jam tiga sore, jadi kemungkinan kamu dipindahkan itu jam lima sore" jelas papa.
"Oh jadi gitu.." jawabku.
Entah kenapa kesadaranku seakan menghambur di udara, dan kembali lagi semuanya kelihatan kabur dan akhirnya
Hitam...
Author POV:
Orang tua Vina tentu saja panik akan keadaan buah hati mereka saat ini, mereka dengan sigap memanggil dokter yang bertugas menjaga Vina. Rencana pemindahan Vina ke RS Dirgantara pun dicepatkan mengingat kondisinya saat ini. Dokter segera melapor ke klinik untuk secepatnya menyiapkan ambulan.
Tak perlu waktu lama ambulan pun sudah siap dipakai. Mereka langsung memindahkan Vina ke dalam ambulan, orang tua Vina memakai mobil mereka sendiri karena mereka membereskan keperluan Vina selama di klinik. Mereka masih dihantui oleh rasa ketakutan akan keadaan putri mereka, mereka terus membaca doa akan keselamatan Vina.
Di sisi lainnya ambulan melaju kencang membelah kemacetan yang terjadi sepanjang jalan. Memang sudah biasa sebuah ambulan melaju kencang sambil membunyikan sirine dengan sangat keras, sehingga mau tidak mau para pengguna jalan harus memberikan jalurnya untuk menyelamatkan orang yang ada di dalam ambulan. Begitu juga dengan ambulan kali ini, para pengguna jalan harus rela jalurnya dipakai.
Namun sayangnya di sebuah pertigaan jalan ada sebuah motor yang dengan santainya menerobos lampu merah yang sudah terpampang jelas. Kejadian ini terjadi bersamaan dengan melajunya ambulan yang melihat lampu lalu lintas masih menampakkan warna hijau. Karena melihat pengendara motor yang mengambil jalannya, sang sopir pun langsung banting setir hingga membuat ambulan beberapa kali terbanting hingga akhirnya mengalami gesekan hebat dengan aspal.
Tubuh kedua manusia yang berada dalam ambulan pun mengalami goncangan yang sangat hebat pula, cairan merah perlahan mulai menjalari seisi ambulan. Sang sopir dengan tertatih-tatih mencoba keluar dari ambulan yang sudah dalam keadaan remuk disana sini. Sopir ambulan itu pun mencoba berdiri dan mengatur nafanya, dia berencana akan mengeluarkan sang pasien dari dalam ambulan. Namun tiba-tiba...
DUARRR!!!!!!
Sang sopir terpelanting lumayan jauh dari ambulan yang tiba-tiba meledak. Orang-orang yang menyaksikan hal tersebut tentu saja segera menelpon pemadam kebakaran. Salah satu pengguna jalan langsung memeriksa kondisi sang sopir, sang sopir kelihatannya mengalami luka bakar yang lumayan parah namun dia masih memiliki detak jantung. Lain halnya dengan kondisi pasien yang berada di dalam ambulan, perlahan-lahan suara sirine yang berbeda mulai membubarkan manusia-manusia yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Mengetahui ada kecelakaan yang terjadi, orang tua Vina langsung melihat ke lokasi. Namun alangkah terkejutnya mereka saat melihat yang terbakar adalah ambulan yang berasal dari klinik tempat Vina dirawat.
Tak perlu waktu lama api berhasil dipadamkan, kondisi ambulan itu sekarang benar-benar memprihatinkan. Polisi langsung merangsek maju menuju ke arah ambulan dan segera mengamankan jasad yang hangus bersama ambulan tersebut. Sang ibu yang melihat hal itu langsung tersimpuh, tanpa kata-kata, hanya hujan air mata yang keluar dari mata sayunya. Sang ayah yang juga ikut masuk ke dalam kerumunan kemudian hanya bisa terdiam sambil menatap jasad sang putri yang hangus itu.
Tanpa sadar air mata mulai mengalir dari matanya, betapa hancurnya hatinya saat mengetahui bahwa putri tercintanya telah tiada saat ini. Tak ada lagi yang bisa mereka lakukan, sudah terlambat untuk mencegah ini semua terjadi, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah meratapi nasib yang dia dapatkan saat ini serta mendoakan yang terbaik untuk putrinya.
"Selamat jalan Vina sayang, semoga kamu tenang disana nak"
Ohayou minna-san
Kali ini author memohon maaf sebesar-besarnya kepada kalian readers karena author tiba-tiba vakum. Yaaaah author sekarang lagi sibuk-sibuknya eheee v:
Jadi sekali lagi author memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian yaaa :)
Jadi kali ini author akan balik lanjutin ceritanya. Untuk kali ini akan author usahakan untuk up cerita minimal seminggu sekali ya :)
Dan btw maaf ya kalo misalkan ada bagian-bagian dari cerita yang ada sedikit aneh karena author juga lupa gimana alur ceritanya :v, tapi bakal author usahain buat cerita yang menarik kok :3
Jadi terima kasih buat kalian yang udah ngikutin cerita ini yaaaa :D
Author sayang kalian :"D
Sekali lagi
Arigatou gozaimashite minna :D
Ttd author
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Cuma Bisa Mencintaimu
Romance"Jadi gini di, gimana ya ngejelasinnya?" Dia mulai membuka suara. "Jelasin aja bakal ku dengerin kok" Jawabku meyakinkannya. "Bener nih ya? Kamu gak bakal marah sama apa yang mau aku ucapin?" Dia kembali bertanya. "Of course not" Jawabku. "Okay to t...