11. Kembali menjauh

9 1 1
                                    


Aira POV:

Jika ditanya apa yang kurasakan saat memutuskan Adi adalah lega. Ya lega, karena setidaknya aku dapat lepas darinya sekaligus membuatnya benci padaku. Sekarang ini aku akan fokus ke Reza, ketua OSIS yang kece, atletis dan mempunyai tampang yang lebih tampan daripada Adi.

Cewek mana yang gak akan tertarik karena ketampanan dan kebaikannya. Bahkan dia berhasil membawa OSIS SMA kami mencapai masa kejayaannya. Dengan sikap disiplin dan ramahnya, dia berhasil memikat sebagian cewek di SMA kami. Entah itu dari kelas 10, 11, bahkan sampai kelas 12 pun ada yang naksir dengan Reza.

Beruntungnya aku karena Reza mau denganku. Aku sangat bahagia saat bersamanya, bahkan tiap pulang sekolah aku selalu diajak ke mall dan membeli barang-barang yang aku inginkan. Berbeda dengan Adi yang biasanya hanya membawaku ke taman kota untuk sekedar berkeliling.

Ahhhhh..., aku merasa menjadi manusia yang paling beruntung di dunia.

. . .

"Lo gila ya Ai?" bentak Ayu.

"Aku nggak gila kok. Cuma mau gimana juga Reza lebih unggul dari dia kan?" belaku.

"Kalo masalah itu gua setuju tapi masalah ketulusan emang dia tulus sama lo?" tanya Ayu.

"Ya pastilah, kalau nggak tulus pasti tadi malam dia mutusin aku" jawabku.

"Lo yakin Ai, mau sama cowok yang kalo ditambah lo list mantannya genap 100?" tanya Ayu serius.

"Kita gak bisa menilai seseorang hanya dari masa lalunya kan?" kali ini aku menjawab pertanyaannya lagi.

"Tapi kalo menurut gue sih baiknya lo sama Adi aja"

"Kan udah aku bilang tadi, aku gak mau sama cowok yang cuma berani main fisik"

"Tapi kan olimpiade sains kemaren bisa ngebuktiin kalo dia juga bisa berpikir tanpa harus menghajar duluan lawan bicaranya"

"Kalau emang gitu jelasin kenapa dia ngehajar Reza kemaren?"

"Gua yakin Ai, pasti dia kebakar emosi sama apa yang Reza omongin ke dia tapi lo gak tau"

"Gak mungkin, Reza itu cowok baik"

"Tiap orang punya sisi buruk Aira. Gak mungkin sela..."

"Udah kamu diam aja dulu bisa nggak?"

"Jadi gini lo sekarang? Cih dasar Reza. Awas aja bakal ku..."

PLAAAAKKK!!!

Tanganku mendarat di pipi sebelah kanan Ayu, menyebabkan pipinya merah.

"Gua kira lu sahabat yang baik Ai, ternyata gini kelakuan lo hah?" ucapnya sambil mengeluarkan air mata.

"Maaf yu, aku..."

"Udah aku gak mau lagi jadi sahabat lo. BYE" bentaknya seraya pergi.

Sesakit inikah kehilangan sahabat? Dimana prinsipku? Apa iya seperti ini rasanya jadi Adi?. Berbagai asumsi muncul di benakku hingga seseorang memanggilku dari pintu kelas.

"Sayaaaang ke kantin yuk, aku traktir" ya itu suara Reza

"Eh iya bentar ya" jawabku.

Asumsi-asumsi yang sempat muncul di benakku kini mulai hilang satu persatu. Yang tersisa hanya rasa cinta pada Reza.

. . .

Akmal POV:

Hari ini nggak seperti hari-hari biasanya. Biasanya nih anak monyet selalu ngejailin siswa atau siswi lain di kelas. Jangan tanya ke gua kenapa karena gua sendiri pun gak tau. Gua juga udah coba komunikasi sama dia.

Hasilnya dia hanya mengangguk dan menggeleng atas pertanyaan-pertanyaan yang gua alamatkan ke dia. Dia ada masalah apa?, ah daripada berasumsi yang gak karuan mending gua cari Chandra aja.

Buset tuh anak kemana? Jangan-jangan ke kantin lagi, dasar tiang listrik main tinggal-tinggal aja. Gak perlu pake lama gua keluar buat cari tuh anak. Saat baru melangkah dari teras kelas, aku melihat sosok yang nampak tak asing bagiku. Emmm siapa ya? Ah pasti dia...

"KAMPREEEEETTT!!!!" batinku.

"Woi sini lo!" teriakku pada tiang listrik (Chandra ya gua masih waras gak mungkin neriakin yang asli)

Yang dipanggil planga-plongo seakan-akan murid baru di sini.

"WOOOIII YANG PAKE SERAGAM KE SINI!!!"

Sontak semua siswa melihatku, duh gusti malu bat gua.

"Apaan lu manggil-manggil? Minta tanda tangan bilang" ujar Chandra yang tiba-tiba sudah ada didepanku.

"Idih amit-amit" jawabku.

"Yaudah-yaudah kenapa?" kali ini dia memasang tampang serius.

"Tuh anak monyet kenapa?" tanyaku padanya.

"Adi?"

"Heem"

"Jadi lu gak tau?"

"Apa?"

"Dia kan putus sama Aira kemaren"

"NANIII!!!"

"Jangan nyaring-nyaring bego"

"Maaf-maaf, tapi beneran?"

"Tanya aja sendiri kalo nggak percaya"

Nggak perlu pake lama aku langsung mendatangi tempat duduknya untuk memastikan hal tersebut.

"Woi anak monyet!" teriakku.

Tak ada respon, dia masih melamun.

"WOI!!" panggilku seraya menjentikkan jariku di depan wajahnya.

"Apa?" jawabnya.

Gua duduk dan mulai berbicara perlahan.

"Lu putus sama Aira?" tanyaku serius.

"Heem" jawabnya dingin.

"Kenapa?"

"Mana gua tau gila"

"Woooowww santai dong. Ceritakan aja bisa nggak"

"Udah lu gak usah ganggu gua dulu bisa nggak?" bentaknya.

"Ceritain dulu"

"GUA BILANG NGGAK YA NGGAK!!" kali ini wajahnya memerah.

"Yaudah kalo itu mau lu"

OHAYOUUUUU MINNA-SAN Gimana ceritanya? Kecepetan? Atau gimana? Jangan lupa vote yaaaa. Support terus aing yaaaak sekali lagi follow my partner @pig_kachung okeeee 

ARIGATOU GOZAIMASHITE My readers

:D :D :D :D :D

Karena Aku Cuma Bisa MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang