Author POV:
"Kamu janji gak bakal bunuh diri lagi ya"
"Heem, aku janji"
Terima kasih banyak Vina, buat semuanya.
Percakapan mereka hari itu berhasil membangkitkan semangat Adi untuk terus melanjutkan hidup. Adi setidaknya harus bersyukur karena masih ada yang pedulinya. Berkat perkelahiannya dengan Reza bajunya menjadi basah dan kumal.
Tidak hanya adi, Reza juga mendapat hukuman yang bisa dibilang sangat berat. Reza tidak hanya diskors dan diberi SP, namun dia juga diberhentikan dari jabatannya yaitu ketua OSIS. Jelas hal itu membuatnya syok, wibawanya sebagai mantan ketua OSIS kini tidak dipandang lagi oleh murid-murid lain.
"Dasar sial, lain kali akan kubuat mati lu" batin Reza.
"Tapi gimana ya caranya?" Reza kelihatan kebingungan.
Dia pergi ke kasurnya untuk berpikir bagaimana caranya agar bisa membalas Adi.
"Oh iya gua kan punya geng" wajahnya tersenyum sumringah.
"Awas aja lu, tunggu pembalasan gua"
Di sisi lain Adi kembali tenang, dia tak mau keluar kamar karena sikap ibunya saat dia pulang tadi. Dia hanya mengendap-endap ke dapur untuk mengambil makanan dan membawanya ke kamar. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah berusaha menjalani kehidupannya senormal mungkin tanpa melibatkan masalah seperti tadi.
. . .
"Jadi kapan Aira bisa keluar dari rumah sakit" tanya Gina, mama Aira.
"Kira-kira tiga hari lagi" kata sang dokter.
"Bisa disembuhkan nggak dok?" tanya Aira.
"Sebenarnya bisa dengan operasi. Cuma kemungkinan berhasil itu sekitar 25% saja" jelas dokter dengan name tag Tony Budiman.
"Kira-kira kapan bisa dioperasi dok?" tanya Gilang, Ayah Aira.
"Kalau sekarang saya nggak bisa, tapi kemungkinan tiga bulan kedepan bisa" jelas dokter.
Orang tua Aira tentu saja terkejut saat Aira bertanya seperti itu ke dokter, nampaknya hasrat ingin sembuhnya sangat kuat. Tanpa sadar mereka berdua menangis mendengar penuturan dokter tadi.
"Saya pamit dulu ya" ujar sang dokter seraya keluar dari kamar inap Aira.
Hanya keheningan yang terasa di sini, mereka tidak menyangka jika penyakit Aira akan kembali muncul ke permukaan dan kembali membuatnya lemah. Aira sendiri nampak tak terlalu mempermasalahkan penyakitnya.
Selama dia bisa beraktivitas seperti biasa maka dia tak akan mempermasalahkan penyakitnya. Namun di dalam bagian terjauh di hatinya dia merasa sangat kecewa, benci, dan cinta kepada.
"Mending kamu istirahat aja dulu Ai" ujar Dio seraya membelai Aira.
"Nggak kak, aku udah bosen. Padahal baru dua hari di sini." Ujar Aira.
"Rumah sakit kan emang ngebosenin, kamu kira mall yang selalu bikin suasana berbeda" canda Dio.
"Mau ngatain tapi takut dosa" tanggap Aira.
Gilang dan Gina bersyukur karena mereka dikaruniai dua orang anak yang sangat akur, mereka berdua bagaikan berlian di mata Gilang dan Gina. Namun apabila Aira sudah tidak ada, akankah Dio menjadi lebih dingin?.
Mereka tak perduli akan hal itu sekarang. Yang mereka pikirkan sekarang adalah bagaimana membuat aira kembali sembuh dan bisa melakukan kegiatannya seperti biasa tanpa takut akan terserang penyakitnya tersebut.
"Ai, mama sama papa keluar dulu ya" ujar Gina sambil tersenyum kepada Aira.
"Iya ma" jawab Aira lembut.
"Dio, kamu jaga Aira ya" ujar Gilang kepada Dio.
"Siap 86 yah" jawab Dio tegas.
Mereka berdua lalu keluar untuk membayar biaya kamar inap Aira. Aira tau jika begini terus maka akan membuat orang tuanya semakin terpuruk.
"Kak" panggil Aira.
"Hmm" jawab Dio yang sibuk melihat layar handphone miliknya.
"Aku mau jalan-jalan sebentar boleh nggak" tanya Aira.
"Hah?"
. . .
Vina POV:
Kemana Adi ya? Kok dia nggak keliatan selama dua hari ini. Apa jangan-jangan dia sakit?, lagian aku juga lupa minta kontaknya. Ah lebih baik pergi ngumpul sama teman-teman.
"Hai Vin" panggil seseorang.
Sontak saja aku langsung melihat ke arah orang tersebut.
"Oh Siska, kenapa?" tanyaku.
"Kamu kok akhir-akhir ini jadi aneh sih?" tanya dia balik.
"Iya aku mau tau Adi kemana" jawabku yang membuatnya terkejut.
"Hah Adi, bukannya dia diskors ya?" ujar Siska.
"Hah beneran?" tanyaku terkejut dan penasaran.
"Iya, masa kamu gak nonton dia kelahi sama ketua OSIS kita kemaren?"
"Si Reza yang gak lagi jadi ketua OSIS itu?"
"Iya"
"Jadi karena itu dia nggak masuk sekolah?"
"Heem"
"Kamu punya nomor Adi?"
"Punya"
"Aku minta ya"
"Oke"
Bel masuk pun berbunyi, semua siswa mulai memasuki kelas masing-masing. Tak terkecuali dengan murid di kelasku. Namun aku terlalu khawatir dengan Adi, jadi kali ini aku akan bolos demi Adi.
"Oh iya ka, boleh minta tolong satu lagi nggak?" pintaku pada Siska.
"Boleh kok, apa?" jawabnya.
"Aku mau bolos bentar ya"
"Hah?! Kamu gila ya Vin?"
"Aku boleh minta tolong nggak?"
"Hmmm boleh aja deh. Tapi nanti nanti aku kasih alasan gimana kalau ditanya?"
"Bilang aja Vina nya mau jalan-jalan sebentar bu"
OHAYOU MINNA-SAN!!!!
Gimana kabar kalian? Sehat? Semoga kalian sehat terus yaa :)
Kali ini Author mau kembali minta maaf ke kalian karena ceritanya jadi super absurd gini :)
Tapi Author mohon support terus author yaaaa :)
Jangan lupa kasih vote, komen, terus share yaaa :D
Jangan lupa juga follow partner author @pig_kachung and
Sekian :)
Arigatou Gozaimashite My readers :D :D :D :D :D :D :D :D :D :D :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Cuma Bisa Mencintaimu
Romance"Jadi gini di, gimana ya ngejelasinnya?" Dia mulai membuka suara. "Jelasin aja bakal ku dengerin kok" Jawabku meyakinkannya. "Bener nih ya? Kamu gak bakal marah sama apa yang mau aku ucapin?" Dia kembali bertanya. "Of course not" Jawabku. "Okay to t...