Laki-laki itu, lumayan tampan. Dan baik hati juga. Mungkin dia sedang happy hingga mau mengantarkanku ke rumah.
"Ma, Aira ke kamar dulu ya. Mau belajar" Aku berkata pada mama.
"Iya Ai, belajarnya jangan sampai terlalu larut" kata mamaku.
"Oke siap ma" jawabku.
Mulai kulangkahkan kaki menyusuri tangga untuk mencapai kamarku yang berada di lantai 2.
Lalu aku mengambil buku paket IPA ku dari dalam tas dan mulai belajar. Namun, rupa Adi selalu terbayang olehku. Hingga kuputuskan untuk berhenti sejenak dari belajarku untuk mulai mengembalikan fokusku.
"Huufft, lumayan juga pelajarannya" aku menutup buku pelajaran karena sudah 3 bab kubaca dan kurasa cukup.
Nama Adi kembali masuk ke dalam otakku dan menggangguku lagi. Ya, dia memang tampan dan jenius, baik hati juga. Aku mulai mengingat kembali momen tadi sore.
Aku paling ingat saat dia bilang aku amit, rasanya dia bukan Adi yang dia temui saat berkenalan. Namun Adi yang telah mengerti tentang diriku.
Aku tertawa sendiri mengingat kejadian itu. Lalu aku pergi ke bawah untuk gosok gigi dan kembali ke atas untuk tidurku.
"Good night Adi kalau kamu bisa dengar aku" entah tiba-tiba kata itu keluar dari mulutku.
Lalu aku terlelap hingga waktu subuh menjelang.
"Ai bangun! Sini bantuin mama masak" ibuku berteriak dari bawah.
Aku pun bangun dan mencoba mengumpulkan kesadaran untuk merespon titah mama tadi.
"Iya ma bentar ya, aku mandi dulu" aku menjawab dari atas juga.
"Iya sudah mandi aja dulu sana, amit kayak gitu mandi dulu" kata mamaku mulai bercanda.
Lalu yang kuingat adalah dia, ya Adi. Entah kenapa mama tiba-tiba melontarkan kata seperti itu.
"Ih mama, aku kan gak amit ma" aku mendengus kesal pada mama.
"Enggak enggak, kamu anak mama yang paling cantik. Sudah mandi sana ya" kata mamaku.
"Iya ma"
Dinginnya air di pagi hari ini membuatku menggigil. Setelah mandi, aku membantu mama membuat sarapan untuk aku, mama, dan papa. Menu sarapan kali ini adalah ayam goreng dan nasi goreng.
"Wah ma, masakan mama emang paling enak sejagad raya ma" aku mencoba nasi goreng buatan mama.
"Masa sih? Mudahan nular ke kamu ya" kata mama.
"Aamiin, papa mana ma? Kok nggak keliatan dari aku bangun?" Aku menyadari papa tidak ada.
"Mungkin papa masih sholat sama kakakmu, yaudah kamu siap-siap dulu sana" kata mama.
"Oke ma"
Hari ini hari kamis, jadi aku memakai baju batik. Setelah selesai memakai seragam aku turun ke bawah untuk sarapan bersama. Kulihat sudah ada papa dan kak Dio, aku pun bergabung dengan mereka. Setelah selesai makan, aku berangkat sekolah dan diantar oleh kak Dio.
"Kak, kok kemaren lambat jemputin?" Tanyaku pada kak Dio.
"Oh yang kemaren, hehehe maaf kakak asyik main game sampe lupa kalo adek kakak ini lupa kakak jemput. Maaf ya dek" kata kakakku
"Huuuh pantas aja lama, rupanya game. Iya dah adek maafin kakak" aku menjawab permintaan maaf kakak.
"Btw kok kemarin kamu bisa sampai ke rumah?" Kakakku heran.
"Oh kemarin, kemarin ada temen adek yang ngantar adek ke rumah, nah makanya roti yang kakak beli hilang" jawabku enteng.
"Oh jadi kamu yang ngambil roti kakak?"
"Iya kak, habisnya adek gak tau kalo itu roti kakak"
"Ya sudahlah gak papa"
Aku sudah sampai di sekolah, lalu aku pamit dengan kakak.
"Adek sekolah kak ya" kataku pada kakak.
"Yang bilang kamu mau ngamen siapa?" Kakakku mulai bercanda.
"Huuuh terserah kakak deh" aku mendengus kesal dibuatnya.
Kakak lalu pergi meninggalkan sekolah. Aku mulai berjalan menyusuri tiap kelas hingga aku sampai di kelas 11 IPA 1 dan aku tidak melihat ada Adi di situ. Jadi, kulanjutkan saja menuju kelasku yaitu 11 IPA 2. Namun, Adi malah ada di sana bersama temannya. Yang pasti itu bukan Akmal yang kemarin berkenalan denganku.
Adi lalu ke luar kelas dan melihat aku, lalu mendatangiku untuk memberi informasi.
"Nah Aira datang juga" katanya.
"Kenapa?" Aku bertanya heran.
"Nanti siang tes awal materi buat ngukur kemampuan kita, kamu sudah belajar belum?" Jelas Adi.
"Sudahlah, emang kamu sudah?" Aku balik bertanya.
"Belum hehe" jawab dia.
"Yaudah belajar sana" aku menyuruhnya belajar.
"Oke, btw minta nomor wa ada?" Tiba-tiba dia minta nomor wa padaku.
"Ada ntar ya"
Lalu kutulis nomorku di kertas dan memberikan kertasnya pada Adi.
"Makasih Ai, ntar aku chat kamu duluan ya" katanya.
"Kutunggu yaa" jawabku pada Adi.
"Yuk chan" ajak Adi pada temannya yang satu lagi itu.
Aku merasa sesuatu yang membahagiakan akan menyapaku nanti.
Masih tetep stay tuned kan? Jadi bagian 2 ini aku coba pake sudut pandang si Aira. Gimana? Bagus nggak? Jangan lupa vote, comment, and share ya. Stay tuned terus ya.
Thanks reader☺☺☺
![](https://img.wattpad.com/cover/206954670-288-k454994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Cuma Bisa Mencintaimu
Romance"Jadi gini di, gimana ya ngejelasinnya?" Dia mulai membuka suara. "Jelasin aja bakal ku dengerin kok" Jawabku meyakinkannya. "Bener nih ya? Kamu gak bakal marah sama apa yang mau aku ucapin?" Dia kembali bertanya. "Of course not" Jawabku. "Okay to t...