Ya, Adi menyatakan cintanya padaku. Dan tentu saja aku sangat bahagia. Seorang yang baru kukenal dua hari yang lalu langsung menyatakan cintanya bukan sesuatu yang mudah. Bahkan, kami saling jatuh cinta.
Malam ini adalah malam minggu, biasanya malam ini para jomblo berharap hujan turun dengan deras. Untuk mengacaukan acara para pasangan-pasangan muda dalam menikmati malam minggu mereka. Ya, itu pula yang aku rasakan. Aku di ajak berjalan-jalan oleh Adi. Entahlah dia mau pergi ke mana, tapi yang pasti dia bilang akan mengajakku makan lalu berjalan-jalan mencari hiburan yang lain. Syukurnya malam ini tidak hujan, sehingga acaraku dan Adi tidak terganggu.
"Kamu mau makan apa Ai?" Adi mulai membuka suaranya.
"Terserah kamu aja di" jawabku.
"Kalo sembarang kita cuma keliling-keliling makan angin nggak papa?" Dia merespon.
"Jangan nanti kamu masuk angin" aku merespon balik ucapannya.
"Nggak nggak kok, aku sudah kebal sama yang namanya masuk angin" katanya sok.
"Masa sih?" Tanyaku tak percaya.
"Yeeeh gak percaya amat, nanti dah liatin aku tidur pake kipas angin semalaman" dia membuat candaan.
"Adi, yang namanya angin alami sama angin buatan itu beda yaa" jelasku sambil mencubit pipinya Adi.
"Aduh" respon Adi saat cubitanku mendarat di pipinya.
"Eh, maaf di. Sakit ya?" Aku khawatir dia kesakitan.
"Nggak kok, rasanya manis" jawabnya yang membuatku makin cinta sama Adi.
"Huuuuh bisa aja" aku mendengus kesal.
"Yaudah, jadi mau makan apa?" Adi kembali bertanya.
"Malamnya dingin ya btw, kita makan bakso aja mau nggak?" Kataku pada Adi.
"Everything for you, baby" jawabnya yang membuat cubitan ke dua kembali mendarat di pipinya.
Lalu dia mulai mencari warung bakso dan
"Emang mau makan di mana, warung pinggir jalan atau yang agak mewah?" Tanya Adi.
"Kayaknya yang sederhana aja deh" kataku dari belakang.
"Meluncur mbak" kata Adi layaknya ojol.
Setelah itu dia membawaku ke warung bakso yang mungkin adalah langganannya. Soalnya saat dia parkir dan masuk ke warungnya, penjualnya sudah tampak sangat akrab dengan Adi. Dan yang spesial adalah dia membawaku ke warung bakso cinta. Ada-ada aja Adi ini. Kondisi warungnya bisa dibilang gak sederhana, malah sedikit mewah. Dengan meja yang bermacam-macam bentuknya, kami mengambil posisi di pojokan dan terdapat dua kursi untuk kami. Warung ini khusus menjual bakso dan sangat bersih. Pembelinya pun lumayan banyak. Lalu seraut wajah muncul dan aku seperti mengenalnya, seperti seperti... ya temannya Adi saat dia meminta nomor wa ku.
"Looked who here" kata orang itu menyapa Adi.
"Lah bro rajin amat masih dagang" jawab Adi.
"Biasalah, orang jomblo gak jelas. Btw tumben makan di sini dan ngajak Aira" tanyanya saat melihatku.
"Nanti dah gua jelasin. Sekarang lu kenalan aja dulu sama Aira" kata Adi pada orang itu.
"Hai Aira, namaku Chandra Setiawan. Salam kenal ya" katanya memperkenalkan diri.
"Hai Chandra, namaku Aira Indriana. Salam kenal juga" kataku memperkenalkan diri juga.
"Jadi kalian mau pesan apa?" Chandra ingin membuatkan pesanan.
"Ai, kamu mau apa?" Adi bertanya.
"Kayaknya bakso cinta aja deh" jawabku yang mulai tadi sudah tertarik sama menu ini.
"Minum apa? Air keran?" Katanya bercanda.
"Heh nggak bagus tau" kataku.
"Iya deh, jadi mau apa minumannya?" Tanya Adi kembali.
"Hot chocolate ada nggak?" Tanyaku pada Chandra.
"Ada tenang aja" kata Chandra.
"Yaudah aku mau itu" kataku pada Adi
"Oke jadi bakso cinta dua sama hot chocolate satu and es teh anget satu ya" kata Adi mulai memberikan pesanan.
"Oke" kata Chandra.
Lalu aku dan Adi mulai berbincang-bincang tentang kompetisi yang akan dimulai dalam waktu satu bulan ke depan. Sampai Chandra kembali dan tampak ada rasa protes darinya.
"Bro gimana sih, es teh anget? Lu sehat kan bro?" Protes Chandra.
"Lah lu baru sadar bro, yaudah ganti. Es teh manis aja ya" kata Adi pada Chandra.
"Oke gua kasi gula banyak-banyak biar lu diabetes" katanya.
"Kasi aja kalo berani" Adi menjawab.
Lalu kucubit lengan Chandra, dia meringis kesakitan.
"Eh maaf, nggak papa kan?" Kataku.
"Nggak nggak papa kok. Oh jangan-jangan kalian sudah" kelihatannya Chandra sudah mulai tau.
"Nah lu paham kan, udah buatin aja dulu sana" Adi memotong perkataan Chandra.
"Siap 86" kata Chandra sambil menuju ke tempat pembuatan.
Aku nggak terlalu lama menunggu baksonya. Dan kulihat sudah ada hot chocolate ku juga. Dan yang paling aku suka adalah bentuk creamnya yang menyerupai kucing. Itu imut banget.
"Nih, selamat makan pasutri" kata Chandra sedikit nakal.
Cubitanku mulai melayang lagi ke lengan Chandra. Dan kembali berhasil membuatnya meringis kesakitan. Saat ingin menyuapkan bakso ke mulutku, tiba-tiba Adi menyuruh stop.
"Eh bentar Ai" kata Adi.
"Kenapa di?" Tanyaku heran.
Lalu tanpa kuduga dia sudah menyodorkan sendok berisi bakso yang sama ke mulutku. Aku pun tak bisa menolaknya. Aku pun memakan bakso itu dan rasanya sangat enak. Ternyata warung Chandra gak cuma modal tempat, tapi rasa juga. Lalu aku mulai menyodorkan sendokku ke mulutnya agar dia makan juga. Dia makan bakso yang ku berikan. Dan aku pikir ini adalah salah satu keajaibanku dengan Adi. Langsung jadi romantis. Dan hal ini makin menambah rasa cintaku padanya.
Hai reader, gimana ceritanya?, btw maaf ya tadi malam gak update jaringanku gak bagus soalnya. Malming mereka belum selesai lo. Mau tau gimana kelanjutannya? Tunggu aja update ceritanya and don't forget to vote, comment, and share yak
Thanks so much reader☺☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Cuma Bisa Mencintaimu
Romance"Jadi gini di, gimana ya ngejelasinnya?" Dia mulai membuka suara. "Jelasin aja bakal ku dengerin kok" Jawabku meyakinkannya. "Bener nih ya? Kamu gak bakal marah sama apa yang mau aku ucapin?" Dia kembali bertanya. "Of course not" Jawabku. "Okay to t...