10. Cukup sampai disini saja

16 2 11
                                    


Adi POV:

Reza Harsya Arianto, name tag tersebut mengingatkanku pada seseorang. Namun aku tidak peduli lagi tentang itu sekarang. Yang penting adalah mengapa mereka berdua sekarang duduk bersama sambil bergandengan tangan?, bahkan Aira menyandarkan kepalanya pada laki-laki tersebut.

"Kamu lagi ngapain sama si Reza di sini?" tanyaku yang marah pada Aira sekaligus Reza.

"Kamu juga ngapain di sini?" tanya Aira yang juga memasang wajah marah.

"Aku lagi nyariin kamu biar kita bisa pulang bareng, ternyata kamu lagi sama Reza. Kalian ngapain disini?!" aku membentak untuk yang kedua kalinya.

"Santai bro, sini gua jelasin ke lo" ajak Reza sambil melangkah sedikit menjauhi Aira.

"Jadi gini Aira udah MUAK dia udah BOSEN sama lo, jadi dia gua temenin sekarang karena lo sendiri gak..."

BBBUUUUGGGHHH

Sebuah tinjuan berhasil kulayangkan ke arah wajahnya. Dia jatuh tersungkur sambil mengerang kesakitan. Sementara itu Aira yang melihat hal tersebut langsung mendatangi Reza dan menolongnya.

"KAMU KENAPA SIH DI ?!, Ternyata begini ya sifat asli kamu. Udah aku gak mau lagi sama sama orang yang mudah marah kayak kamu" sahut Aira sambil membantu Reza berdiri.

"Ai, gak bisa gitu ai. Aku emosi karena kalian berdua terus si Reza ngomong yang enggak-enggak. Maaf ya..."

"UDAH AKU GAK MAU LAGI NGOMONG SAMA KAMU!! BYE!!" potongnya sambil berlalu pergi.

Reza yang baru berdiri langsung mendekatiku

"Gimana? Enak hah?" tanya Reza

BBBUUUUGGGGHHH

Kali ini sebuah tinjuan mendarat ke arah perut. Reza langsung berusaha melawan namun aku kembali melayangkan ke arah dadanya. Tak cukup, Reza masih berusaha membalas. Namun aku yang sejak kecil terbiasa kelahi dengan sigap menghindar dan melayangkan tendangan ke arah perut.

Saat dia jatuh tersungkur aku langsung mencengkeram kerah bajunya

"Denger ya keparat, mau lo itu apaan sih hah?!" tanyaku marah.

"Gue mau kalian putus. Karena mulai dulu gue suka sama Aira tapi ternyata ada lo perusak perjuangan gu..."

BBBUUUUGGGGHH

Kakiku kembali menyasar ke arah perutnya. Reza kembali tersungkur dan mulutnya mengeluarkan darah.

PLAAKK!!!

Sebuah tamparan melesat ke pipiku. Saat aku melihat pelakunya ternyata dia Aira.

"Dasar cowok kasar, Cuma berani main fisik" ujarnya.

"Ai, ada yang mau aku jelasin ke kamu. Jadi gini..."

"UDAH KAMU DIAM!!!" bentaknya.

"Ai? ".

"AKU GAK MAU PULANG SAMA KAMU !!!" jawab Aira sambil membantu Reza berjalan.

Kemudian mereka berlalu pergi tanpa mengacuhkan kehadiranku. Aku termenung, kenapa Aira mau memilIh cowok seperti itu. Aku pulang dengan lesu, kurasa aku akan jadi kasar lagi dalam beberapa bulan ke depan. Tidak pasti sampai kapan, namun aku yakin tentang hal ini. Sang singa yang tertidur kini terbangun.

. . .

Aira POV:

Apa-apaan tadi? itu Adi?. Ah sudahlah aku tak mau mengingatnya lagi. Aku sudah muak dengan dia. Dan sebenarnya apa yang Reza katakan tadi ada benarnya juga. Aku sudah bosan dengannya, aaaaahhh sepertinya aku terlalu memikirkannya.

Karena Aku Cuma Bisa MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang