14

5.4K 327 37
                                    

Dua menit Keduanya terdiam diposisi semula. Jimmy memeluk Selgina dengan hangat. Sementara Selgina sudah menangis sejadi-jadinya. Terkesan berlebihan. Tetapi menurut Selgina kebohongan dan penghianat Jimmy jauh lebih sakit dari apapun. Hancur sudah perasaan khususnya untuk Jimmy.

"Aku mau pulang"

"Nggak bisa.l"

Selgina meronta-ronta membebaskan tubuhnya dari dekapan Jimmy.

"MINGGIR JIM, AKU MAU PULANG!"

Mendapat bentakan, Jimmy pun ikut berbicara dengan nada tinggi.

"NGGAK BOLEH!"

"Aku mau pulang" Gumam Selgina di tengah isakannya. Tangan Jimmy terulur membelai rambut panjang Selgina, menghembuskan napas beratnya. "Oke" Namun Jimmy kembali melanjutkan ucapannya. "Tapi jangan bunuh dia"


****


Kini keduanya sedang duduk di antara Yogi dan Seggie.

"Jadi maksud kedatangan kalian untuk apa?" Suara Bariton Yogi menggema di sudut ruangan. Pemuda yang berstatus sebagai Kakak Selgina itu menatap Jimmy dengan raut kebencian.

"Selgina mau tinggal disini lagi, Selgina siap Kalau kakak meminta Selgina untuk membunuh anak ini" Ketiga laki-laki di ruangan itu menatap Selgina dengan tatapan yang berbeda-beda.

"Apa yang membuat kamu berubah pikiran? sekarang kamu sadar kalau laki-laki ini memang brengsek?" Sindiran dari Yogi membuat Jimmy menundukan kepalanya.

"Yogi, sudah. Sekarang kamu bawa adik kamu ke kamar. Dan Kamu tetap di sini, saya ingin bicara"

Pemuda berusia 27 tahun itu menuruti perintah Ayahnya. Merangkul bahu Selgina dengan penuh sayang, memasuki kamar yang Selgina tinggalkan dua bulan yang lalu.

Sepeninggalan dua kakak beradik itu. Temmi berdehem pelan untuk mencairkan suasana. Ia menghela napasnya keras.

"Saya seorang Ayah, saya ingin masa depan putri saya tertata rapi. Tapi di saat kamu datang dikehidupannya, semuanya berubah, dia harus menjadi seorang Istri sekaligus menjadi seorang Ibu diusianya yang baru menginjak 17 tahun. Dan pada saat itu, mimpi saya hancur, saya gagal menjadi seorang Ayah, saya gagal mendidiknya, saya gagal menjaganya" Temmi menjeda penjelasannya, mengambil oksigen sebanyak mungkin untuk pasokan udara di dalam tubuhnya.

Tak berselang lama. Ia kembali menjelaskan pada Jimmy. "Dia lebih memilih kamu, laki-laki yang baru dikenalnya. Dia meninggalkan saya, Laki-laki yang hidup bersamanya selama 17 tahun. Kamu beruntung, Seorang gadis lebih memilih hidup sederhana dengan kamu. Dari pada hidup mewah dengan Ayahnya. Saya senang, malam hari ini, dia kembali. Kembali memilih saya dari pada kamu. Dia ingin kembali bersama Saya. Tapi apakah menurut kamu, dia akan kembali utuh seperti dulu ? Perasaan sayangnya terhadap Saya telah terbagi dengan kamu"

Jimmy tetap diam tidak menanggapi.

"Ada dua kemungkinan dia memutuskan untuk pergi dari kamu. Pertama, dia sangat mencintai kamu tapi dia ragu untuk tinggal lebih lama dengan kamu. Dan yang kedua, dia tidak mencintai kamu, dan akhirnya dia memilih untuk pergi"

Suara Temmi lebih mendominasi. Sedangkan Jimmy hanya diam menyimak.

"Selgina akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Berikan dia sedikit ruang untuk berpikir. Walau saya tidak tahu permasalahan kalian, Saya Ayah Selgina. Saya tau baik tentang dia. Ada luka dalam tangisnya. Kamu tidak perlu khawatir, Saya akan menjaga cucu saya. Saya tidak akan membunuhnya. Dan untuk kamu, silahkan lanjutkan hidupmu sendiri"

Penjelasan Temmi mampu dicerna baik oleh otak Jimmy. Diam-diam cairan bening Jimmy telah lolos dari pelupuk matanya, tidak memungkiri bahwa hatinya merasa sesak sekarang.

Trending Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang