4

9K 402 18
                                    

Ada keraguan dalam diri Selgina begitu kakinya mengikuti langkah besar Jimmy. Memasuki rumah susun yang terletak di lantai 3.

"Kenapa ? Nggak suka tempatnya?" Pertanyaan Jimmy dibalas gelengan pelan oleh Selgina. Matanya menelusuri semua sudut di rumah susun.
Kumuh, kotor. Dua kata itu yang berada dalam kepala Selgina. Sebisa mungkin ia menepis perasaan risih itu.

"Harus bisa menyesuaikan diri, nanti juga terbiasa kok" kali ini Selgina mengangguk pelan. Sementara yang diberi anggukan memutuskan langkahnya, berhenti di salah satu rumah.

"Beberapa bulan kedepan kita akan tinggal disini, usahain betah ya"

"Iya Jimmy, banyak bacot"

"Memperjelas"

"Gak usah dijelasin, Aku ngerti"

"Bagus kalau udah ngerti, berarti loe pinter"

Selgina berdecak pelan. Merasa tak ingin menanggapi Jimmy lagi. Ia mendahului Jimmy masuk kedalam rumah mereka.

Hanya ada satu kamar tidur. Ruang tv dan ruang tamu yang menyatu. Dapur kecil tanpa meja makan. Dan satu kamar mandi kecil.

Kegiatan Selgina yang bersiap menyapu ditahan oleh Jimmy.
"Langsung tidur aja, beres-beresnya besok"

"Sini balikin sapunya, aku mau beres-beres rumah. Sekalian capek"

"Nggak, ini udah malem"

"Jangan ngatur aku, kamu kalau mau tidur. Tidur aja" Tanpa ragu, Jimmy menggendong Selgina. Menulikan telinganya ketika Selgina terus memberontak. Bahkan saat rambutnya dijambak oleh Selgina. Ia tetap melangkah masuk ke kamar. Meletakan tubuh kecil Selgina di atas ranjang kecil.

Plak

Selgina menggeplak kepala Jimmy dengan tangannya sendiri. "Apaan sih kamu"
Menjambak rambut Jimmy dengan sekuat tenaga.

Namun beberapa detik, tubuh Jimmy telah mendekap tubuh kecil Selgina. Berbaring di atas ranjang kecil, yang tak cukup menampung tubuh Jimmy.

Awalnya Selgina sempat diam, merasa terkejut dengan perlakuan Jimmy. Merasakan detak jantung Jimmy yang berpacu dengan normal.
Hanya selang beberapa detik, Selgina kembali memberontak.

"Lepasin, Sesak Jim. Aku nggak bisa napas." Tetapi yang diajak bicara tetap diam, menutup matanya. Sementara kedua tangannya masih mengunci tubuh Selgina.

"Kamu mau aku mati?" Dengan spontan Jimmy membuka matanya. Mengendurkan pelukannya. "Makanya tidur ya, beres-beresnya besok aja"

"Nggak mau, besok aku harus cari kerja" Pernyataan Selgina seolah menusuk relung hati Jimmy. Hingga pelukannya terlepas. Ia bangkit dari atas ranjang. Menjauhkan tubuhnya dengan Selgina.

"Kerja? jadi fungsinya gua di sini sebagai apa? Loe lupa gua siapa? atau perlu gua jelasin lagi ? atau jangan-jangan loe nggak mengakui gua siapa?"

"Kerja sama status apa hubungannya?"

"LOE ISTRI GUA, SELGINA!"

"Terus kenapa?"

"Yang bertugas nyari duit itu gua sebagai suami, bukan loe"

"Kamu sekolah aja"

"Gua mau berhenti dari sekolah"

"Kenapa?"

"Nggak adil, kalau gua sekolah dan loe berhenti sekolah"

"Kamu harus tetap sekolah, 2 Bulan lagi lulus. Aku nggak mau Ayah dari anak aku kerjanya serabutan, biaya pendidikan itu mahal. Kamu pikir dengan tamatan SMP bisa mendapat kerjaan yang layak?"

Trending Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang