15

6.3K 333 44
                                    

"Kemarin nangis-nangis alay, sekarang sok Romantis" Sindiran Yogi membuat Selgina yang sedang menyuapi Jimmy makan pun terhenti. Ia tersenyum malu-malu.

"Makanya Kak, cepat nikah. Biar nggak ngenes" Sindir Jimmy balik. Emang cuma suami Selgina yang tidak ada takut-takutnya sama manusia.

"Gua belum mapan, loe pikir istri nggak perlu dikasih makan. Emangnya loe, masih bocah nekat punya anak bini"

"Nah loh gua yang masih bocah dan belum mapan aja mampu kok ngasih istri makan. Masa situ yang udah tua dan seorang Dokter belum mampu membina rumah tangga"

"Gua mah nggak mau istri anak gua tinggal dirumah kecil, dan makan seadanya. Gua harus bangun istana dulu buat istri gua, biar dia ngerasa beruntung punya suami kaya gua"

"Loe nggak tahu sih, nikmatnya berjuang dari nol"

"Dengar ya bocah. Selagi gua masih bisa berjuang sendiri, gua mah ogah ngebiarin Bidadari gua ikut-ikutan susah"

"Kalau kaya gitu, jatuhnya loe cuma pesuruhnya si Bidadari"

"Sembarangan mulut loe"

Prang

Baik Yogi maupun Jimmy berhenti berdebat. Mereka menatap satu-satunya perempuan di rumah, Selgina.

Perempuan itu membanting sendok. Mengangkat semua makanan ke Wastafel.

"Loh Sayang, kan belum selesai makan"

"Kan Kakak belum selesai makan"

Selgina mengacuhkan dua orang itu. Fokusnya hanya pada pria paruh baya didepannya.
"Ayah, ayo Selgina antar kedepan. Ayah harus ke Kampus kan?"

Temmi mengangguk. Merangkul putrinya. Ia tersenyum penuh kemenangan pada Jimmy dan Yogi.

"Istri gua" Tunjuk Jimmy pada Selgina yang melewatinya begitu saja.

"Itu Adek gua" Ucap Yogi.

Sedangkan Temmi yang sudah meninggalkan meja makan. Berteriak lantang di depan rumah.
"Berisik, Selgina putri Saya"

Tiga menit berlalu, Selgina pun kembali lagi ke meja makan. "Jim, kamu cepat berangkat sekolah" suruhnya.

"Lah kan hari ini Adek gua yang dari Surabaya mau datang ke Jakarta"

"Nanti Yeri, aku yang jemput"

"Emang tahu muka Yeri?"

"Nggak sih, ya udah nanti Yeri disuruh langsung datang ke rumah aja"

"Ribet. Biar gua aja yang jemput"

"Nggak boleh, ingat ya Jim Senin depan kamu itu Unbk"

"Justru itu, otak gua butuh Refreshing"

"Nggak ada Refreshing refreshingan, sekarang berangkat sekolah atau kamu mau aku tetap tinggal di sini sama Abi?"

"Kalau loe tinggal di sini, ya gua juga di sini lah"

"Ihh Jimmy, buruan berangkat sekolah nggak"

"Sayang, loe nggak lihat gua masih pake boxer? lupa semalam kita ke sini cuma bawa badan beserta pakaian yang nyangkut, lupa penyebab kita datang kesini karena apa? atau perlu diperjelas lagi?"

"Bacot lah kamu. Bilang aja males sekolah"

"Bukan males, kan nggak ada seragamnya Sayang"

"Yaudah terserah kamu Sayang"

"Sayang, jangan manggil gua Sayang. Kasihan yang masih jomblo" Sindiran Jimmy tepat untuk Yogi yang masih berada ditengah mereka, menikmati secangkir teh hangat miliknya yang belum habis.

Trending Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang