"Selamat ulang tahun yang ke-18 istriku sayang" Bisikan lembut pada telinganya itu membuat Selgina membuka kelopak matanya.
Bola matanya bertubrukan dengan sepasang bola mata yang saat ini menatapnya dengan tatapan cinta.
Selgina merubah posisi tidurnya, menyamping pada suaminya. Sebelumnya ia melirik jam dinding, pukul 24:00 malam.
"Kamu ingat?" Tanyanya. Membiarkan Jimmy mengecup punggung tangan, sekaligus menggenggam tangannya.
"Kalau nggak ingat nggak akan ngucapin, masih aja Oneng" Ucap Jimmy.
"Yaudah makasih"
"Yaudah sama dengan terpaksa"
"Ya gimana dong?"
Jimmy berdehem pelan, bersiap menirukan suara perempuan. "Makasih ya Sayang, Aku bahagia kamu ingat hari ulangtahunku. Karena kamu udah ingat sama hariku, aku kasih cium sebagai tanda terimakasih"
Diakhir kalimatnya Jimmy terkekeh pelan, berhasil membuat Istrinya itu memutar bola matanya bertanda jengah.
"Sebagai tanda terimakasih, Aku buatin cokelat hangat mau?" Tanya Selgina, ia sudah bangkit dari posisinya. Dan menguncir rambutnya.
"Boleh."
Selgina melirik putri kecilnya yang terlelap di atas box bayi, dan beralih pada suaminya yang sedang menatapnya dengan tatapan berbinar.
Sampai akhirnya Selgina melenggangkan kakinya menuju dapur, suaminya itu tetap mengekor di belakangnya.
Hanya perlu waktu beberapa menit, dua mug cokelat hangat sudah bisa dinikmati oleh mereka berdua. Dengan menatap langit malam, di Balkon kamar.
Jimmy yang merebahkan tubuhnya di sandaran sofa, dan Selgina yang menyandarkan sebagian tubuhnya di dada suaminya itu. Mata keduanya tertuju pada langit, Hitam pekat. Bintang-bintang menghilang tertelan awan hitam, Bulan sendiri dengan sinarnya.
Jemari tangan Jimmy mengikat jari-jari tangan Selgina, sesekali mengecupnya dengan sayang.
"Maaf" Ucapnya lembut.Entah kata maaf apa yang ia maksud, kata itu muncul sendiri dari Bibirnya tanpa terkontrol.
Sampai dahi Selgina berkerut, mendongakan kepalanya ke atas lebih tepatnya menatap suaminya itu.
Semula tatapan Jimmy masih pada Langit ibukota, sampai akhirnya tatapannya kembali jatuh pada Istrinya.
"Maaf, sudah merebut masa remaja kamu" Satu kalimat manis itu diucapkan oleh Jimmy, dengan mengatakan panggilan 'Kamu' untuk pertama kalinya.
"Maaf, sudah mengikat kamu dengan zona kesengsaraan" Lanjutnya.
"Maaf, sudah menghancurkan rencana hidup kamu"
"Maaf, sudah menanamkan banyak luka"
Di akhir kalimat, Jimmy menitikan air matanya. Ia selalu cengeng jika bersangkutan tentang Selgina dan putri kecilnya itu.
Selgina terkekeh pelan, guna mencairkan suasana. Menghilangkan suasana haru yang sedang diciptakan Suaminya.
Sapuan lembut pada permukaan kulit pipi diberikan Selgina pada Jimmy, guna menenangkan Jimmy.
"Jim, satu hal. Semenjak kenal sama kamu, hidupku menjadi lebih berwarna. Ada warna gelap, warna cerah, tapi sejauh ini Aku menikmati Warna yang telah kamu tanam"
"Warna cerahmu padam, saat aku mengikat kamu."
"Warna gelap mu memberikanku banyak pengalaman, yang membuatku menjadi lebih kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trending Love [COMPLETED]
Romansa"Aku hamil, Jimmy" - Selgina "Aku akan segera menikahimu" - Jimmy ^ Jimmy Lazuardi ^ Selgina Safina