12

5.8K 312 27
                                    

"Ingat ya Jim, aku baru pulang dari Rumah sakit. Pokoknya malam ini kamu nggak boleh jalan sama Momo, aku nggak ridho" Entah sudah berapa kali Selgina memperingati Jimmy dengan sederet kalimat-kalimat yang bertele-tele. Padahal tinggal bilang kalau dia cemburu.

Dan Jimmy sendiri tetap kukuh akan memenuhi permintaan Momo untuk menemaninya diacara ulang tahun Jessi.

"Ya udah kalau kamu jalan sama Momo. Aku mau ikut"

"Di mana-mana ngedate itu berdua, bukan bertiga"

"Oh jadi mau ngedate sama Momo?"

"Mau ngamen" Jawab Jimmy asal. Sembari merapikan Hoodie yang ia pakai.

"Ya udah aku siapin kecrekan Bancinya"

"Krik. Nggak punya receh" Jimmy hanya menepuk lembut kepala Selgina.

"Jaga rumah, gua pamit" Ucapnya. Menghilang dari pandangan Selgina.

"Ngenes amat sih kamu Sel, udah punya Suami tapi malah ditinggal malam mingguan sama cewek lain"

Di saat sedang meratapi nasibnya yang malang. Ponselnya berdering menampilkan sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. Dengan setengah ragu, Selgina menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Assalamualaikum" Tubuh Selgina bergetar mendengar suara seseorang di sebrang sana. Ritme napasnya sudah naik turun. Bahkan kakinya seakan sudah tidak mampu menumpu berat badannya.

"Selgina" Namanya dipanggil oleh seseorang tersebut. Namun Ia belum mampu mengeluarkan sepatah katapun.

"Selgina, Gue Joy" Tanpa disebutkan pun Selgina tahu siapa dia, Joy-Sahabatnya. Seseorang yang Selgina hindari setelah kejadian itu menimpanya. Tangisannya sudah pecah, tidak bisa dibendung lagi.

"Joy" Panggilnya disela-sela tangisannya. Selgina masih bisa mendengar bahwa Joy disebrang sana pun menangis.

"Kita perlu ketemu"



******

Di tempat ramai, kedua perempuan bersahabat itu sedang melampiaskan rasa rindunya dengan sebuah pelukan hangat dilengkapi dengan sebuah tangisan haru.

Sudah satu jam lebih keduanya berbagi cerita, namun tangisan haru itu masih saja menghiasi setiap pembicaraan mereka.

"Sorry ya, Kalau gua nggak maksa loe ikut ke party Raymon, mungkin nasib loe nggak akan kaya gini" Genggaman hangat dari Joy seolah saluran Energi penyemangat untuk Selgina.

"Ini udah jadi garis takdir aku sama Jimmy, Joy. Kamu masih mau temenan sama aku aja, aku udah senang banget" Ucap Selgina dilengkapi dengan sebuah cengiran kuda yang dipaksakan.

"Bangsat dong gua kalau ninggalin Sahabatnya dalam keadaan susah"

"Dari dulu kamu emang Bangsat berkedok Bidadarikan Joy?"

"Itu mulut masih aja ceplas-ceplos, nggak sesuai dengan cover"

"Aku kaya gini, cuma di depan kamu sama Jimmy doang kok"

"Ciee jadi mulai tumbuh rasa nih?"

"Rasa apa? Vanilla? Coklat?"

"Serah deh, Laki loe kemana?"

"Malam mingguan sama Momo, di ulang tahunnya Jessi"

"Ya udah kita otw kesana"

"Nggak mau"

"Kalau di diemin, Si Jimmy makin nggak tahu diri"



*****



Trending Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang