- L I M A -

2.3K 170 10
                                    


CERITA INI MENGGUNAKAN ALUR MAJU-MUNDUR CANTIK. MOHON PEMBACA FOKUS DALAM MEMBACA BIAR TIDAK TERSESAT DITENGAH JALAN.

Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca, terimakasiyyy

     ────────────────────────────
                                 🦄🦄🦄

"Ma, kamu ada lihat agenda hitam yang di rak TV nggak?"Tanya Herman, ayah Nala yang kini sibuk mencari keberadaan agendanya,"Ma? Lihat agenda ayah yang,"Herman spontan menghampiri Risa yang itu sibuk mengelap wajahnya."Mama kenapa?"Tanyanya

"Mama nggak papa Yah. Oh agenda ayah tadi mama pindahin ke laci kerja yang di kamar. Soalnya mama lagi bersih bersih tadi."Katanya sambil berulang kali menghindari kontak mata dengan Herman.

Ini adalah beberapa minggu setelah kenyataan memilukan itu menghantam keluarganya. Reno putra pertama Herman dan Risa, berhasil di padamkan amarahnya kemarin sore. Dan sekarang, Nala sedang ada di apartemen mereka.

"Mama abis nangis?"Tanya Herman memegang lembut bahu istrinya.

Risa menggeleng."Enggak kok."

"Ma, jangan membebani pikiran lagi karna masalah Nala. Kita semua nggak mau ini terjadi, bahkan anak kitapun nggak mau,"

"Tapi kita nggak berhasil jadi orang tua, Yah"

"Kita berhasil Ma. Kita sangat berhasil mendidik Reno juga Nala. Kesalahannya sekarang bukan disengaja. Nalapun terpukul untuk ini, dan yang harus kita lakukan bukan lagi menyalahkan dirinya apalagi sampai menyalahkan diri kita sendiri."

Risa menduduk, bahunya mulai bergetar lagi.

"Kita ini perisainya."Herman memeluk hangat istrinya."Bukan boomerang yang ikut melawannya."

.
.
.

"Minum tuh."Reno menyodorkan susu kocok ke depan wajah Nala dengan ekspresi kesal.

"Makasih, Abang. Jangan galak galak dong."Katanya sambil mengambil susu kocok dari tangan abangnya.

Setelah memenuhi permintaan Reno untuk pulang ke apartemennya, Nala sekarang di sambut dengan wajah masam milik abangnya. Pasalnya, soal masalah Nala. Reno hanya tau dari ayahnya, dan belum bertemu Nala sejak hari itu.

Nala masih santai meminum susu kocoknya saat Reno mengelus lembut kepalanya. Tapi dirinya teralihkan saat mendengar suara aneh keluar dari mulut abangnya.

Nala mengarahkan kepalanya ke atas."Abang kok nangis!"Bentaknya sambil berdiri.

Reno mengalihkan pandangannya untuk mengeringkan air yang hampir jatuh ke pipinya. Benar, Reno menangis."Maafin abang ya, Nal. Kalau aja kemarin abang pulang, kamu pasti nggak akan kaya gini"

Nala memegang erat bahu abangnya. Matanya ikut membalas tajam tatapan abangnya."Abang nggak salah. Mama nggak salah. Ayah juga enggak. Nggak ada yang salah di sini. Paham nggak sih?"

Cewek itu kemudian kembali duduk. Menutup wajahnya dengan kedua tangan."Nala nggak pernah mau ngomong panjang sama Mama sama Ayah juga karna itu. Nala nggak mau mereka nyalahin diri sendiri atas perbuatan Nala. Nala juga takut tau."Nala menunduk semakin dalam."Nala juga nggak mau nyalahin Danial. Nala nggak mau nanti dia dibenci karna kelahirannya."

Reno terhenyak mendengar semua kalimat yang baru saja Nala lontarkan. Dia benar benar tidak menyangka adik kecilnya bisa berbicara sebegitu dalamnya. Belum pernah dia menduga bahwa ternyata adik manisnya kini sudah berubah sangat dewasa. Iya, Nalanya sudah dewasa sekarang.

D A N I A LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang