CERITA INI MENGGUNAKAN ALUR MAJU-MUNDUR CANTIK. MOHON PEMBACA FOKUS DALAM MEMBACA BIAR TIDAK TERSESAT DITENGAH JALAN.
Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca, terimakasiyyy
────────────────────────────
🦄🦄🦄Tok.. Tok.. Tok..
"Eh Nala?"
"Hai, kak Alisa. Mama masakin ini, tadi Nala di suruh anterin."Nala memberikan kotak makan kepada Alisa.
"Wah makasih, ya. Masuk yuk!"
Nala mengangguk, masuk ke dalam apartemen milik Reno dan soroan mata pertamanya bertemu dengan Lola yang sedang minum dengan botol susu dengan mata yang ada di antara sadar dan tidak sadar.
"Bang Reno mana, kak?"Tanya Nala sambil sedikit berbisik karna takut menganggu Lola.
"Lagi mandi, baru aja pulang kerja. Kamu udah makan, Nal?"
"Udah kok, Kak."Jawabnya tersenyum tipis
Ceklek..
Tak lama Reno keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk."Hai bang Reno."
Reno tersenyum, kemudian mengelus kepala adiknya itu."Ngapain?"
"Anterin makanan dari mama."
Reno mengangguk kemudian melihat kotak makan yang masih ada di genggaman Nala."Itu?"
"Ah, ini buat Danial."
"Danial?"
Nala mengangguk. Dia tau, setelah sebulan lebih sejak kejadian itu Reno belum juga mau bersahabat dengan Danial bahkan untuk berkontak mata secara damaipun tidak.
"Bang, ada yang mau Nala omongin."
"Apa? Danial?"Reno mulai duduk di kursi kerjanya, mengambil kacamata dan langsung memakainya.
"Nala mau tau, alasan abang nggak suka sama Danial apa?"Nala menarik kursi lain dan duduk tepat disamping abangnya.
"Karna dia buat kamu, adek satu satunya abang dalam kondisi kaya sekarang ini. Selesai."
"Bang.. "Nala memegang telapak tangan abangnya sambil menatap mata yang mulai tampak tajam itu."Abang tau kan, Danial juga nggak nyangka bakal kaya gini. Toh selama ini Nala deket sama dia, mulai kenal sama dia. Kalau emang dia punya niatan jahat, pasti bakal keliatan. Dia bahkan nggak pernah nyakitin Nala. Danial anak baik, bang."
"Iya Nala iya."Itu saja tanggapannya atas argumen seorang anak perempuan yang menurutnya belum bisa berpikir panjang.
"Bang Reno ih Nala serius tau."
"Terus kamu mau apa? Kamu mau abang ngapain?"
"Terakhir kali Nala minta abang buat nggak marahin Danial, tapi abang tetep marahin dia. Nala nggak mau kasih itu lagi, yang mau Nala tau sekarang. Apa abang nggak punya niat buat baikan sama dia?"
Reno melirik adiknya dari samping. Dia lebih dulu ada ditengah kerasnya dunia daripada Nala. Pengawasannya untuk percaya dengan seseorang jauh lebih tinggi daripada Nala. Baginya, Nala adalah adik kecil yang harus dia lindungi. Dan dia merasa gagal dalam misi terpenting itu, dia gagal melindungi Nala. Dan karna fakta bahwa dia adalah orang yang bisa saja mencegah hal itu otomatis sudah membabak belurkan hatinya.
Dia tak di rumah, dan Nala mengalami hal itu. Itu karnanya.
Nala tidak akan tahu bagaimana abangnya melewati depresi yang datang berseling dengan aktivitas sehari hari. Bibirnya yang mungil akan terus mengatakan bahwa Danial tak bersalah, nyatanya jika Danial tak bisa disalahkan. Maka satu satunya orang yang bisa disalahkan, adalah..
KAMU SEDANG MEMBACA
D A N I A L
Teen FictionIni bukan tentang Perjodohan lagi, Bukan juga tentang betapa handalnya seseorang mematahkan hati orang lainnya, Dan tidak pula tentang perjuangan tunggal yang tiada akhir. Ini tentang likaliku kehidupan Danial, Yang begitu mencintai masa lalunya...