CERITA INI MENGGUNAKAN ALUR MAJU-MUNDUR CANTIK. MOHON PEMBACA FOKUS DALAM MEMBACA BIAR TIDAK TERSESAT DITENGAH JALAN.
Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca, terimakasiyyy
SPAM NEXT FOR NEXT?
────────────────────────────
🦄🦄🦄"Mau beli banyak nggak? Kalau iya kita pake troli aja?"Tanya Nala. Mereka tiba di supermarket yang jaraknya dekat dengan apartemen Danial.
"Iya lagian males dibawa bawa gitu."Jawab Danial memperjelas tentang keranjang.
Nala mengangguk menarik satu troli kemudian masuk dan yang pertama kali menyambut adalah tempat dimana berbagai jenis pakaian wanita berada. Danial melihatnya. Sangat sangat jelas melihat patung wanita yang menggunakan bikini. Mau tak mau sebisa mungkin Danial bersikap biasa saja saat Nala tak juga berhenti tertawa.
"Itu cuma patung tau."
"Iya patungnya nggak sopan."
Nala menghabiskan sisa sisa tawanya."Kalau makanan kayanya di ujung deh. Danial mau beli apa lagi selain makanan? Alat mandinya ada nggak? Sabun? Pasta gigi masih ada?"
"Nggak tau."
"Heh! Jangan bilang selama ini Danial nggak mandi nggak sikat gigi. Jorok bangett!"
"Ha? Mandilah. Maksudnya, itu gue lupa habis atau enggak."
"Dih awas aja bohong. Kaya pinokio nanti hidungnya panjang."
"Buktinya gue wangi kan? Lo aje demen endus endus."
Nala mendelik kesal."Iyaiya wangi."
Mereka terus berjalan hingga menuju bagian makanan. Sejauh Nala bertanya, tak ada satupun makanan yang diinginkan Danial. Baik itu ringan atau makanan cepat saji. Malahan trolli itu sekarang berisi makanan dan minuman milik Nala. Padahal bukan itu tujuan utamanya.
Nala membuang nafasnya."Kalau nggak mau beli udah deh ayo pulang. Nala capek tau nggak?"Cewek ini mendelik kesal dengan Danial.
"Bentar dong."
"Yamau beli apa? Dari tadi Nala tanyain. Emang biasanya dirumah Danial ada apa?"
"Ha? Di rumah?"
"Iya, biasanya mama Danial isi apa dikulkas?"
Danial sedikit batuk dengan terpaksa. Berusaha menormalkan suhu yang tiba tiba menjadi aneh di dalam tubuhnya."Ngg... Nggak tau. Gue lupa juga."
"Danial ini udah pikun ya? Jangan jangan karna keseringan nggak pulang? Makanya pulang ih, kaya anak perantauan aja Danial tuh. Jadi mau makan..."Nala menyadari bahwa Danial kali ini tak ikut di sampingnya. Dia menoleh dan Danial masih disana."Danial kenapa? Sini dong!"
"Ah iya."
Bisa jadi Danial sedang berpikir, bahwa dia juga lupa kalau Nala belum tau tentang mamanya.
"Isi makanan yang sehat aja dulu gimana? Danial kan sering tinggal sendiri, jadi harus jaga kesehatan, jangan makan micin kebanyakan. Mau nyari cemilan bergizi dulu ayo."
Danial melirik troli yang di dorong Nala. Isinya berbagai macam Chitato, Lays, Doritos, dan makanan ringan ber-msg lainnya. Jangan lupa juga banyak minuman seperti susu disana.
"Bicara soal hidup sehat, sendirinya begitu"Ucapnya dalam hati
"Nah udah."Nala tersenyum kearah Danial yang melihat betapa sehatnya makanan yang dipilihkan Nala untuknya. Bukan main ada berbagai macam roti dan biskuit disana."Danial biasanya minum susu nggak? Susu kotak apa gimana? Mau beli susu cair yang kotak nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
D A N I A L
Teen FictionIni bukan tentang Perjodohan lagi, Bukan juga tentang betapa handalnya seseorang mematahkan hati orang lainnya, Dan tidak pula tentang perjuangan tunggal yang tiada akhir. Ini tentang likaliku kehidupan Danial, Yang begitu mencintai masa lalunya...