CERITA INI MENGGUNAKAN ALUR MAJU-MUNDUR CANTIK. MOHON PEMBACA FOKUS DALAM MEMBACA BIAR TIDAK TERSESAT DITENGAH JALAN.
Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca, terimakasiyyy
────────────────────────────
🦄🦄🦄"Ayo Orix cepetan!"Ziganti berjalan cepat sambil menarik lengan Orix untuk mengikuti langkahnya
"Iya Ziganti, santai duluu elah."
"Gimana mau santai sih? Dia itu nggak ada kabarnya tau dari tadi. Lo tuh emang nggak sayang sama Nala."
"Yaampun. Nala itu anak kuat, lo kaya yang nggak tau dia aja dah. Mana mungkin satu jarum infus buat dia meninggal."
"Ih ngomongnya!"
"Makanya santuy. Lo panik gue ikutan panik Zi."Kata Orix sambil memberikan helm pada Ziganti.
Sepulang sekolah, Orix langsung melajukan motornya menuju rumah sakit tempat dimana Nala dirawat. Cuaca mendung membuatnya harus menambah kecepatan laju motornya, takutnya hujan turun dan mereka belum sampai.
Ceklek..
"Nala?"
Orix dan Ziganti ikut membulatkan matanya. Bukan hanya karna keadaan Nala, tapi juga karna kehadiran seseorang yang bahkan belum pernah terlintas wajahnya sekalipun.
"Zi sama Orix ngapain disini?""Heem. Udah emang cuma kita yang anggap Nala temen kita. Dia mah engga Rix."Ketus Ziganti kesal dengan respon Nala.
"Ih bukan gitu tau!"Nala menyengir."Sini peyuk duyuuu!"Nala merentangkan tangannya.
"Anu.. gue mau pamit pulang dulu. Nal, gue balik dulu ya."Pamit Danial merasa tidak cocok ada diantara mereka ini.
"Iya, hati hati ya."Kata Nala tersenyum dan Danial mengangguk sebelum berjalan meninggalkan kamar Nala.
"Lo nggak papa kan?"Tanya Ziganti
"Nggak papa kok."
"Waduh, perasaan lo tadi cuma pingsan. Kenapa jadi memar?"Tanpa sadar Orix sudah memegang pipi Nala dan memperhatikan memar yang pastinya belum hilang.
"Aw!"
"Eh maap maap."
"Dih iya, kenapa itu woi?"
"Ituu emang luka tau. Kalian aja tadi yang nggak ngeliat, kena semen lapangan."Kilahnya. Untung sekali Nala bisa berbohong.
"Masih sakit?"Tanya Ziganti
Nala mengangguk."Dikit."
"Ngomong ngomong itu cowok siapa?"Tanya Orix sambil duduk dibagian bawah kasur Nala.
"Siapa?"Tanya Nala balik. Sebenarnya, dia sudah bingung setengah mati untuk menjawabnya.
"Yang tadilah bego banget sih lo."Cecar Ziganti terlihat geram
Nala memutar malas bola matanya."Temen."
"Nggak mungkin!"Seru Orix langsung sebagai respon."Sejak kapan lo temanan sama anak sekolah lain? Kemana mana juga kalau nggak bareng gue ya Ziganti."
"Ih! Dia itu anaknya temen ayah."Jawabnya lagi lagi berbohong.
"Masa sih?"
"Nggak percayaan banget, kesel."
"Awas ya lo kalau ngibul."
"IYA!!"
"Maafin Nala temen temen. Maafin."
KAMU SEDANG MEMBACA
D A N I A L
Teen FictionIni bukan tentang Perjodohan lagi, Bukan juga tentang betapa handalnya seseorang mematahkan hati orang lainnya, Dan tidak pula tentang perjuangan tunggal yang tiada akhir. Ini tentang likaliku kehidupan Danial, Yang begitu mencintai masa lalunya...