Hari berlalu dengan sangat cepat, Danial merasa sudah bisa mulai bisa menerima jalan hidupnya yang terkesan baru ini. Mata elangnya menatap langit tepat di pinggir jalan, dia menghirup dalam nafas dan merasakan sejuknya udara yang ikut menenangkan hatinya.Danial menyimpan kembali handphonenya setelah membaca pesan dari papanya. Anak laki-laki ini sedikit memiringkan bibirnya, dia tersenyum.
"Mama, semuanya membaik sekarang."
★★★
Disini Danial Ariaputradana sekarang, dirumahnya yang menjadi saksi bisu semua kenangan hidupnya.
"Loh, den Danial pulang?"Sapa mba Nur
"Iya, Mba. Papa nyuruh pulang tadi."Katanya dengan sangat senang. Bangga sekali rasanya, Danial serasa ingin menunjukkan bukti bahwa sekarang dia punya papa yang begitu peduli padanya.
Danial melonggarkan dasi seragam sekolahnya, kemudian mengambil posisi duduk di depan televisi. Dia memutar semua channel yang ada tapi tak ada satupun yang menarik perhatiannya. Mungkin buka karena siaran yang tidak menarik tapi karena pikirannya yang sedang tidak disana.
"Papa kenapa belum balik juga? Apa jangan jangan papa mikir gue nggak mau karna gue nggak balas whatsapp tadi? Gue harus balas iya dulu?"
Ding.. Dong..
"Waduh, panjang umur."Katanya sangat sumringah. Danial mulai membayang bayangkan tentang hal yang akan papanya bicarakan. Apa itu tentangnya? Tentang masa depannya? Tentang kehidupan dan hubungan baik mereka selanjutnya? Atau apa?
Ceklek...
Wajah tampannya itu mulai terlihat datar, senyum yang sangat lebar tadi mulai memudar dari wajahnya. Perubahan ekspresi yang mengejutkan itu ada karena yang dia dapati saat membuka pintu bukan hanya papanya seorang diri. Tapi ada satu orang wanita dan seorang anak perempuan yang ikut bersamanya.
Danial mengerjapkan matanya, dia pasti sudah menepis hal negatif yang bergemuruh di dadanya. Danial tetap berusaha untuk tersenyum. Bukan apa apa tenang saja.
"Papa bawa tamu? Silahkan masuk."Sambutnya membuka pintu lebar lebar.
Tapi saat Papanya masih diam, Danial merasakan ada yang aneh dari dalam dirinya. Dia membuang pandangannya dan membalik tubuhnya, meninggalkan pintu utama itu dan seperti memilih masuk duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A N I A L
Teen FictionIni bukan tentang Perjodohan lagi, Bukan juga tentang betapa handalnya seseorang mematahkan hati orang lainnya, Dan tidak pula tentang perjuangan tunggal yang tiada akhir. Ini tentang likaliku kehidupan Danial, Yang begitu mencintai masa lalunya...