BEBAS
"KL, I am coming, huuu!" teriak Brayen merentangkan kedua tangan.
Entah datang dari mana, tiba-tiba segerombolan remaja putri dan ibu-ibu berlarian mengejarnya. Mereka berteriak, "Chef ... Chef Bhae ...."
Ada juga yang memanggilnya dengan Oppa, Lee Seung Gi KW. (Ini sih kalau author yang ketemu sama Bhey, wkwkwk)
Tepat pukul enam sore, Brayen tiba di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Liburan sekaligus melarikan diri dari Malika. Fans, merangkap murid baking-nya.
Sepertinya selebrasi yang barusan dia lakukan akan segera disesali. Brayen segera berlari menyeret kopernya, melesat menuju taxi bandara. 'Mengerikan,' batinnya.
"Neo Hotel, please," pintanya pada sang driver taxi.
Brayen Emeraldi, adalah seorang Celebrity Chef Indonesia. Jebolan audisi Chef Master salah satu stasiun TV nasional, spesialis-nya baking.
Chef ganteng itu mengadakan kelas baking setiap hari Senin hingga Jumat. Weekend ia gunakan untuk melepas penat. Namun, tak jarang ada yang meminta kelas saat weekend. Kadang mereka datang dari luar negeri dengan alasan sekalian liburan.
Memasuki kamar hotel mewah di Kuala Lumpur, Malaysia. Brayen merebahkan badan ke ranjang empuknya. Mencoba menutup mata, dan .... "Ah bebasss," batinnya.
Tiga puluh menit berlalu, Brayen terbangun dari tidurnya. Bangkit dan menghidupkan ponsel, kemudian meneguk segelas air putih di nakas. "Ahhh segar," gumamnya.
Beberapa pesan masuk ke gawainya, pria itu membaca satu-satu. Ada japri dari kolega, keluarga, teman, ada juga chat group. Mulai group sekolah baking, group Chef Master, group keluarga hingga group alay yang dia ikuti karena nomornya diciduk oleh seorang teman lama. Aneh, kenapa tidak ada satu pun dari Malika?
Setelah puas membaca dan berbalas pesan, Brayen beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap makan malam.
"Wah, lihatlah dirimu, dasar sombong!" ucapnya melihat wajah tampan di cermin. Jari jempol dan telunjuknya membentuk tanda pistol. Kemudian pria itu beranjak pergi menuju resto hotel.
Sayup-sayup terdengar musik yang diputar oleh kru resort tersebut. Dirantai Digelangi Rindu, sebuah lagu lawas yang telah di-remake sepertinya.
"Ah ... lagu ini, kenapa membuatku jadi mengingat seseorang?" ocehnya menepuk dada yang terasa sesak.
"Cantik sih, tapi lemot." Senyum tersungging di bibirnya. Namun, segera terhenti saat seseorang waiters membawakan appetizer.
Setelah beberapa saat, main course pun tiba. Half cooked beef, steak daging sapi setengah matang kesukaannya. Sudah menjadi kebiasaan bagi Brayen, jika memesan sebuah makanan, maka akan mencari titik lemah dan titik kuat pada makanan tersebut. Kemudian menemukan jawabannya setelah mencoba membuat sendiri di rumah.
Makan malam dengan sejuta ide pun selesai.
Namun, ketika seorang waiters mengantarkan sebuah dessert, matanya dibuat takjub dengan hidangan tersebut. Bentuknya sangat unik, mirip sebuah telur dengan khas kulit waffle. Saat dibelah dengan sendok, ada lelehan es krim stroberi yang menggoda. Belum pernah dia lihat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef Galak tapi Ganteng
RomanceTerlahir dengan bakat memasak dan membuat aneka kue, Brayen Emeraldi mencoba keberuntungan dalam ajang pencarian bakat yang diadakan oleh stasiun TV nasional CMI (Chef Master Indonesia) Memiliki wajah yang mirip dengan salah satu aktor Korea, Lee Se...