POV Malika_2
Jakarta
Akhirnya, kita pulang juga ke Jakarta. Setelah tiga hari tertahan di Bali gara-gara si chef menerima job dadakan baking bareng ibu-ibu arisan istrinya Bli Made."Ngapain, sih, Chef? Dari tadi bongkar-pasang g--"
"Ponsel gue ... kayaknya jatuh sewaktu cek-in di Ngurah Rai. Coba lu missed call!" perintahnya sembari mengacak rambut setengah frustrasi.
Tuttt. "Andai engkau tahu betapa ku mencinta. Selalu menjadikanmu isi dalam doaku ...." Terdengar suara ring-back tone 'Jodoh Pasti Bertemu' dari 'Afgan' penyanyi populer tanah air.
"Nyambung, kok," terangku.
"Iya, tapi di mana? Kok, ga ada?" tanyanya yang aku sendiri pun tak tahu jawabannya. "Ah kacau, nih. Bisa ambyar jadwal gue."
"Terus, gimana?" Aku pun ikut bertanya.
"Lah, napa malah jadi saling tanya gini, sih?"
"Hehehe, maaf."
"Pesen taxi online, gih, lu punya aplikasinya, kan?"
"Ngapain pesen taxi? Aku bawa mobil, kok," jawabku sambil senyum ala iklan pasta gigi.
"Lah, napa gak bilang?"
Setelah berkendara memecah kemacetan ibu kota, akhirnya sampai juga di apartemen Chef Bhae. Maksudnya apartemenku juga. Eh, tunggu, dia, kan, belum tahu kalau aku tinggal di lantai bawahnya.
"Hallo?"
"Eh, apa?" tanyaku setelah sebuah tepukan membuyarkan lamunan.
"Ngalamunin apa? Udah sampai, nih, thanks, ya. Mau mampir nggak?"
"Banyak bener pertanyaannya? Aku langsung pulang aja, ya."
"Oke, hati-hati, ya, My Love. Cium boleh gak? Dikittt aj--"
"Nih," jawabku sambil menodongkan kepalan tangan kembali. Bisa bahaya ternyata lama-lama deket-deket sama dia.
"Ck ck ck, kecil-kecil Afgan juga lu ya? Abang ni lebih tua tujuh tahun loh."
"Bodo, masuk sana, bau as ... Chef!" bentakku, beraninya dia nyolong satu ciuman lagi setelah kemarin di Bali. "Gak sopan!"
"Hati-hati di jalan," ucapnya tanpa rasa berdosa, lalu berjalan menuju lift dan menghilang dalam benda kotak tersebut.
Buru-buru aku pun menuju parkiran, setelah aman segera turun dari mobil, lalu naik ke lantai apartemenku sendiri. Mungkin sebaiknya dia tidak perlu tahu tempat tinggalku. Entahlah, meskipun dia tidak pernah berbuat macam-macam selama ini, tapi kurasa ini memang yang terbaik.
***
Malam
Sebuah notifikasi masuk dari aplikasi berlogo kelinci. 'Chef Bhae, salah satu mantan kontestan CMI terlihat sedang menggandeng seseorang di Pantai Kuta, Bali. Siapakah wanita tersebut?'
Ya ampun, siapa, sih, orang iseng yang candid-in kita? Untung mukaku tidak begitu jelas.
Rupanya setelah kutelusuri, foto tersebut berasal dari akun gosip itu membuntuti kami sewaktu di pantai. Ampun, deh, kalau sampai ponselnya Chef Bhae ditemukan oleh orang yang tidak benar bisa gawat ini. Banyak fotoku di sana, aku mulai ikut frustrasi.
Setelah lelah mencari artikel lain yang ternyata tidak seheboh yang kubayangkan, aku pun merasa lega. Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam aku pun memutuskan untuk tidur.
Sebelum tidur kuputuskan untuk mengisi daya ponsel pintarku. Namun, di mana kuletakkan charger-nya? Mungkinkah tertinggal di mobil?
Sebaiknya kugunakan charger cadangan di laci nakas. Namun, apa daya laci pun terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chef Galak tapi Ganteng
Storie d'amoreTerlahir dengan bakat memasak dan membuat aneka kue, Brayen Emeraldi mencoba keberuntungan dalam ajang pencarian bakat yang diadakan oleh stasiun TV nasional CMI (Chef Master Indonesia) Memiliki wajah yang mirip dengan salah satu aktor Korea, Lee Se...