(7) Engagement

228 18 6
                                    

Jum'at 14/12/2018

13.30

"Assalamu'alaikum.. Mas berangkat dulu ya"

"Berangkat kemana?"

"Ke kecamatan marpoyan damai"

"Yeyeee.. Fii amanillah ya mas"

"Do'akan mas selamat sampai rumah kimi ya"

"InsyaAllah kim do'akan mas"

Aku bahagia karna mas kiki akan segera temui keluargaku, tapi dibalik itu tetap kegelisahan menyelimuti raut wajahku.

"Tenang kim, mas kiki InsyaAllah besok akan sampai dengan selamat" tetanggaku menenangkan.

Oke, malam ini orang-orang dirumah pada sibuk semua mendekor dinding rumahku, memasang tenda, serta angsur-angsur membuat adonan kue untuk acara besok. Semuanya sigap, semuanya ceketan, semuanya antusias, termasuk keluarga besarku. Tapi tetap, kegelisahan selalu menghantui perasaanku.

"Gimana kalau Mas Kiki gak beneran kesini? Gimana kalau Mas Kiki bohong? Gimana kalau aaaaaaahhh.....

Perasaanku kacau malam itu. Sampai-sampai aku gak sanggup melihat dekorasi untuk lamaran besok hari.

"Apa benar Mas Kiki bakal kerumah? Semua serasa mimpi"

Bahkan aku ingin malam ini lama, sangat lama. Karna aku cemas akan hari esok.

Cemas dengan pertanyaan-pertanyaan keluarga besarku, tetanggaku, semuanya aku cemaskan"

"Udah kim, tidurlah lagi. Jangan begadang besok matanya ga bagus di dandan" saut tetanggaku.

"Iya kak, ini mau tidur"

Setiap saat aku melihat jam, rasa ngantuk hilang karna kecemasan terlalu dalam. Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 mataku mulai terasa berat, aku harus tidur, walau hanya sebentar.

Setelah selesai sholat subuh, aku melihat di layar handphone ku ada WA masuk. Ternyata itu dari Mas Kiki.

"Mas sudah masuk Rohil, dekat dengan Dumai"

"Yeyeyee.. Beberapa jam lagi mas sampai" jawabku girang. Walau hati masih gelisah tak tentu arah.

Perkiraanku Mas Kiki akan sampai jam 10.00 pagi. Aku semakin gelisah, deg-degan pokoknya gak tenang.

Paginya keluarga besarku mulai datang, termasuk tetangga-tetanggaku, mereka turut untuk membantu menyiapkan segalanya untuk acara malam nanti.
Dan aku tak di perbolehkan ikut membantu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00, dan Mas Kiki yang ditunggu belum juga menghubungiku. WA ku tak kunjung di balas, oke positif thinking mungkin Mas Kiki lagi nyetir.

Yang aku risihkan, keluarga dan tetangga ku pada bertanya, mana calon nya kim? Jadi datang apa enggak? Udah jam 10 lewat ini, masakan juga sudah hampir selesai.

Huhhhh, pertanyaan horor hari ini yang selalu menghantui.

Pukul 11.00 tiba-tiba Mas Kiki WA,

"Mas udah di Minas, tapi ini ban mobil lagi ada masalah. Perkiraan Mas sampai rumah sekitar jam 2an"

"Alhamdulillah.. Kim dari tadi nungguin kabar dari mas, hati-hati mas"

"Iyaa kim, mas tadi nyetir"

Alhamdulillah perasaan ini sedikit tenang, setidaknya aku bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan horor yang datang silih berganti.

Setelah selesai sholat dzuhur, aku tak beranjak dari kamar. Hanya bisa berdiam diri, gelisah, deg-degan nungguin kabar dari Mas Kiki.

"Kim.. Makan dulu". Saut mamaku

Jarak Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang