29.

849 29 0
                                    

💙

"Dek! Lama-lama gue tinggal Lo!" -Donghyun.
Teriak².

"Sabar elah! Kek Lo ngga tau cewek aja!" -Nayeun.
Menurunin tangga.

"Anak Mamih cantik banget!" -Mamih.
Mengusap rambut gue lembut.

"Enak aja! Anak Papih juga Mih!" -Papih.
"Adek nya Donghyun itu!" -Donghyun.
"Udah, Nayeun milik kalian!" -Nayeun.
"Hahaha"

Keluarga yang harmonis bukan? Ginilah kalo keluarga kecil gue kumpul..

"Anak Papih dong, gantengnya ngga ada yang nandingin!" -Papih.
Menepuk pundak kak Donghyun.

"Haha kan kak Donghyun nurunin gen nya Papih!" -Nayeun.
"Iya dong! Yakan Hyun!" -Papih.
"Tapi Donghyun ngga sehebat Papih," -Donghyun.
"Buktikan! kamu bisa nak!" -Mamih.
"Hmm iya Mih!" -Donghyun.

Terimakasih Tuhan, kau telah memberiku kebahagiaan yang tak ternilai, dan aku bersyukur ada ditengah² mereka. -Donghyun.

"Kalian ngga berangkat? Udah hampir jam tujuh!" -Mamih.
"Oh iya Mih! Kuy kak berangkat!" -Nayeun.
Mengambil tas.

"Iya dek! Mih, Pih, kita berangkat dulu yah!" -Donghyun.
"Iya sayang! Kalian hati² yah!" -Mamih.
Kita membungkuk sopan.

Skip

"Jangan ngebut-ngebutan!" -Papih.
"Nee Pih! Ayo naik dek!" -Donghyun.
"Iya kak!" -Nayeun.
Melambai ke Mamih sama Papih.

"Pegangan!" -Donghyun.
"Hmm" -Nayeun.
Kita melesat menuju ke sekolah.

"Mereka cocok banget kan Pih?" -Mamih.
"Iya Mih! Papih janji bakal mempersatukan mereka disaat mereka sudah dewasa!" -Papih.
"Hmm jangan cuma janji Pih! Buktikan!" -Mamih.
"Nee" -Papih.

💙

Skip
Disekolah..

"Kak!" -Nayeun.
"Hmm?" -Donghyun.
"Kenapa sih Lo diem aja! Pas di rumah aja  Lo cerewet!" -Nayeun.
"Gue lebih suka di rumah!" -Donghyun.
Pandangannya lurus ke depan.

"Why?" -Nayeun.
Berhenti melangkah.

"Gue lebih nyaman di rumah!" -Donghyun.
"Oh oke, gue ngga mau memperpanjang! Percuma gue perpanjang juga, jawabannya pasti sama!" -Nayeun.
Kak Donghyun cuma senyum.

Skip
Istirahat...

"Nay! Kuy ke kantin, Gue laper banget!" -Lisa.
Sambil memegangi perutnya.

"Ko gue ngga liat Soobin? Dimana dia?" -Nayeun.
Mencari seseorang yang ngga keliatan batang idung nya dari tadi.

"Oh, Dia lagi belajar di perpus!" -Lisa.
"Lo tau dari mana? Ko gue ngga tau sih!" -Nayeun.
"Pas jam kos, si Abdul Soobin langsung pergi ke perpus, ngga tau ada apa, Lo lagi sibuk ngerjain tugas buat Minggu depan!" -Lisa.

Ko tumben ke perpus ngga ngajak gue. -Nayeun.

"Lis! Lo ke kantinnya sama Yeonjun aja yah! Gue mau nyusul Soobin," -Nayeun.
"Yaudah iya!" -Lisa.
"Mianhamnida!" -Nayeun.
"Nee, sana gih!"
Gue segera menuju ke perpustakaan.

Skip
Di perpustakaan..

Dan benar saja, orangnya ada disini.
Sampe serius banget bacanya, gue ngga tau sih dia baca apaan.

"Annyeong!" -Nayeun.
Duduk disebelahnya.
Yang merasa disapanya pun menyauti.

"Nee Nayeun! Lo ngapain disini?" -Soobin.
Menutup bukunya.

"Tumben apa Lo ke perpus ngga ngajak gue! Nyebelin banget Lo-_" -Nayeun.
Memukul lengan Soobin pelan.

"Mianhamnida Nay! Gue ngga mau ganggu Lo!" -Soobin.
"Siapa yang ganggu gue? Lo ngga ganggu gue sama sekali!" -Nayeun.
Soobin tersenyum kaku.

"Gwaenchana?" -Nayeun.
Soobin kembali membuka buku, dan melanjutkan membacanya.

Tangan gue menutupi bukunya.
"Kacang nih gue?" -Nayeun.
Baru aja buat gue seneng, lah sekarang nyebelin lagi.

"Ne, gwaenchana," -Soobin.
Memegang tangan gue, lalu menatap gue lama.

"Gue ngga percaya!" -Nayeun.
"Hmm serius Nay! Gue ngga papa," -Soobin.
"Gue melihat kebohongan dari mata Lo!" -Nayeun.
Soobin menghela nafas berat.

"Ikut gue!" -Soobin.
Menggandeng tangan gue.

"Mau kemana Bin?" -Nayeun.
"Ikut aja!" -Soobin.
Gue dibawa ke suatu tempat yang ngga terlalu asing buat gue. Ya lebih tepatnya itu lorong yang lumayan sepi, yang pernah gue datengin sama kak Donghyun.

Disitu ada kursi panjang.

"Duduk Nay!" -Soobin.
Dia udah duduk duluan.

"Nee!" Gue duduk. "Ada masalah apa Bin? Siapa tau gue bisa bantu," -Nayeun.
Soobin menundukkan kepalanya.

"Ini tentang keluarga gue Nay," -Soobin.
Ucapnya lemas.

"Kenapa Bin? Cerita aja ngga papa," -Nayeun.
Gue paling ngga tega kalo udah liat orang sedih. Apalagi ini Soobin, ngga biasanya dia kek gini.

"Orang tua gue selalu bertengkar setiap hari! Setiap ada masalah selalu gue yang disalahin!" Membuang nafas berat. "Apa gue ngga pantas hidup Nay!" -Soobin.

Gue baru tau kehidupan nya Soobin, ternyata dia harus ngalamin cobaan yang begitu berat.

"Lo ngomong apa sih bin! Semua manusia itu pantas hidup! Sekalipun dia ngga pernah dianggap sama sekali!" -Nayeun.
"Hmm" Soobin senyum terpaksa. "Apa ada orang yang peduli sama gue?" -Soobin.
"Ada! Gue peduli sama Lo!" -Nayeun.
Spontan.
Soobin langsung ngeliat ke gue.

"Makasih Nay! Lo mau dengerin curhatan gue, dan ini cuma Lo yang tau tentang kehidupan gue" -Soobin.
Meluk gue.
Berasa gue tenang banget.

"Iya bin! Gue bakal selalu ada disaat Lo butuh gue! Dan.. oh yah, gue juga makasih yah!" -Nayeun.
"Buat?" -Soobin.
Gue mengeluarkan HP dengan casing baru.

"Oh itu!" -Soobin.
Tersenyum.

"Ini kan casing pilihan gue! Jadi gue beli hadiah buat gue sendiri dong! Ngga kreatif Lo! Tapi makasih banget bin!" -Nayeun.
"Haha iya maaf!" -Soobin.
"Jadi Lo beli hadiah ini buat orang yang Lo suka?" -Nayeun.
Mengingat kejadian yang waktu Soobin beli kado ini.

"Iya," -Soobin.
"Jadi?" -Nayeun.
"Emang perlu gue jawab? Ngga usah kan!" -Soobin.
"Perlulah!" -Nayeun.
"Hmmm oke, gue jawab...." -Soobin.

.

.

.

.

.

Annyeong yeorobun~
Gimana sama ceritanya? Semoga kalian suka yah..
Ikutin terus ceritanya, jangan lupa vote and coment nya yah guys:)
Sampai ketemu di chapter berikutnya 😘
Bye bye
Sarangheyo

SISTER COMPLEX (Kim Donghyun♡) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang