Prolog

141 8 4
                                    





Gadis cantik dengan toga diatas kepalanya itu, terlihat sedang sibuk berfoto ria bersama teman-temannya. Beberapa menit yg lalu ia sudah dinyatakan lulus dari sekolah menengah pertamanya. Hasil yg sangat memuaskan pula 39,75 rata-rata hasil Ujian Nasionalnya. Mendapatkan peringkat ketiga diseluruh Indonesia. Dan juga ia berhasil menjuarai peringkat pertama pararel satu angkatannya.

"Kak ayo". Panggil wanita cantik berumur 30an tahun itu kepada anak gadisnya yg masih berkutat dengan handphonenya melihat-lihat hasil jepetrannya bersama teman-temannya tadi.

Sang empunya mendongak mendapati sang mama sedang berdiri tegap dihadapannya. Ia segera memasukkan ponselnya kedalam rok wiru warna hitam nya.

"Iya ayo ma. Papa mana?". Tanyanya kepada sang mama.

"Udah diparkiran. Beneran cuman kita bertiga. Kamu nggak mau ngajakin kakak kamu?". Tanya sang Mama.

"Kalau sama abang sama adek entar malem lagi. Hehe". Jawabnya dengan cengiran lalu bergegas ke parkiran.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan ketiganya sampai ditempat yg diinginkan sang gadis.

Gadis tersebut beserta kedua orang tuanya tengah menyantap dengan lahap makanan yg beberapa menit yg lalu mereka pesan.

"Pa, papa beneran bakal kabulin permintaan aku kan?". Dengan deheman sang gadis mulai membuka suara setelah dirasa kedua orang tuanya telah selesai menghabiskan makanannya. Beberapa bulan yg lalu sebelum ujian sang anak membuat perjanjian kepada kedua orang tuanya, jika berhasil mendapatkan tiga mapel dengan angka 10 ketika ujian nasional kedua orang tuanya harus memenuhi keinginannya.

"Pasti lah kak. Kakak mau minta apa sih sebenarnya?. InsyaAllah kalau papa sanggup pasti bakal papa kasih apapun yg kakak minta". Jawab sang papa dengan kelembutannya.

"Papa sama mama pasti sanggup kok. Permintaan aku nggak mahal kok.hehe".

"Emang apa sih kak?". Kini sang mama ikutan nimbrung.

"janji dulu harus mau!". Kedua orang tuanya saling pandang sebelum akhirnya mengangguk setuju.

"Aku mau sekolah di SMA papa yg ada di Jakarta. Tapi bukan itu aja. Papa sama mama harus janji mulai sekarang menyayangi adek kayak menyanyangi aku sama abang. Kalian harus menganggap adek kayak anak kandung kalian. Ma, pa. Adek itu dari kecil sudah kesakitan karena ditinggal orang tuanya, kenapa mama sama papa masih tega memperlakukan dia seperti anak angkat, walaupun memang kenyataannya seperti itu tapi bisakah mama sama papa punya hati untuk memberikan kebahagiaan padanya. Aku sudah menganggapnya seperti adek kandung aku sendiri ma,pa. Tolong". Pintanya.

"Baiklah mama sama papa akan berusaha. Tapi kamu bisa kan tetep tinggal di Jogja aja. Kalau kuliah baru ke Jakarta nggak papa. Abang kamu juga akan mondok terus masa iya kamu juga ninggalin kita". Kata sang mama sedikit keberataan dengan permintaan putrinya.

"Justru itu ma, mama sama papa harus belajar menyayangi adek dengan sungguh-sungguh. Aku janji bakalan baik-baik aja, jaga diri juga. Pa... Papa kan udah janji". Ujarnya memohon.

"Baiklah papa sama mama akan memenuhi janji kami. Tapi kakak juga harus janji selalu baik-baik saja disana ya". Timpal sang papa.

Senyum bahagia mengembang dibibir ranum mungilnya. Memperlihatkan deretan gigi yg rapi dan matanya menyipit menjadikannya tambah manis.

***

"Selamat tidur adeknya kakak yg paling ganteng". Ujar gadis itu sebelum mencium puncak kepala sang adek laki-laki yg empat tahun lebih muda darinya. Sang adek terlihat masih terlelap di alam mimpinya.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang