Happy Reading
Langkah kakinya terhenti disebuah tempat yg tak asing ia pijak. Tempat yg biasa ia datangi untuk menyalurkan bakat bernyanyinya. Iya, kafe milik papa Raka yg mungkin sebentar lagi akan berpindah kepemilikan sebagai kafe milik sang anak bungsu.
Sudah setangah sepuluh malam namum kafe tersebut tak sepi pengunjung. Entah hanya sekedar mengobrol, minum atau makan sepertinya mereka betah berlama-lama kendati besok adalah hari libur untuk kebanyakan pekerja dan seorang siswa sekolahan.
Jari lentiknya mulai memainkan alat musik kesukaanya, gitar. Bukan! Angel nggak lagi ngamen, ya kalik😁. Ia sudah duduk di depan para pengunjung kafe tempat yg memang disediakan untuk menghibur pengunjung disana.
"Angel...". Gumam Raka daru tempatnya berada. Ia sedang melayani pengunjung di bagian kasir. Matanya tak lepas dari seseorang yg kini tengah menyanyikan lagu berjudul Let down milik Dead by sunrise itu. Terlihat dari mimik wajahnya, ia benar benar syok melihat penampilan Angel yg sangat berbeda malam ini. Tiga kata uh dapat ia rangkup untuk mendeskripsikan perubahan penampilan Angel saat ini, cantik-manis- feminine.
Namun tak hanya itu yg membuatnya menatap lama kearah gadis itu, melainkan sorot matanya yg terlihat mendung dan beberapa kali ia melihat air matanya jatuh kepermukaan pipi mulusnya itu. Memang jaraknya dengan Angel cukup jauh, namun penglihatannya masih sangat jelas, ia tidak rabun atau sakit mata.
Karena manik hazelnya tak mau mengalihkannya pada sesuatu yg lain dan hanya berfokus pada Angel yg sedang bernyanyi di depan sana, beberapa pengunjung yg hendak membayar makanannya mengurungkan niatnya karena tak tega memutus kefokusan Raka pada gadis yg berada didepan sana.
"Calon bos! Calon bos! Itu ada yg mau bayar malah diem aja nggak kedip". Celetuk salah satu karyawan yg berurusan dibagian dapur. Melihat beberapa orang mengantri hendak membayar namun sang anak Bosnya justru diam tak bergeming ditempatnya membuatnya geram dan memilih meninggalkan dapur sebentar mengingatkan sang anak Bosnya.
Karena panggilan "calon bos" adalah nama yg karyawan kafe tersebut sudah disepakati untuk memanggil Raka akhirnya ia menoleh ke sumber suara yg berhasil mengalihkan perhatiannya dari pengamatannya terhadap Angel.
Mendapati Jono, karyawannya yg sedang membawa spatula penggorengan berada dibelakangnya dengan raut wajah kesal, membuatnya bingung mengerutkan dahinya.
"Noh ada yg mau bayar noh calon bos!". Ujar Jono sambil menunjuk seorang perempuan dengan menggendong seorang anak perempuan sedang berdiri di depan meja kasir.
Raka pun kembali berbalik dan mendapati beberapa pengunjung nya sudah mengantri hendak membayar tagihan makanannya. Ia benar-benar malu dan merasa tak enak karena sikapnya barusan.
"Ya Allah. Maaf mbk, sekali lagi maaf
Saya lagi nggak fokus tadi. Maaf juga pengunjung yg lain". Ucap Raka dengan penyesalan."Nggak papa mas, kita juga pernah muda. Wajar kalau ada cewek cantik suka bikin nggak fokus". Celetuk seorang laki-laki yg berdampingan dengan seorang perempuan yg menggendong anak tadi, sepertinya suaminya. Raka benar-benar malu, orang- orang menganggapnya seperti itu, padahal kan Raka cuman menatap heran kearah Angel mengapa gadis itu menangis dan penampilannya berbeda, nggak lebih. Atau mungkin memang lebih? Entahlah.
Setelah selesai melayani pengunjungnya Raka kembali memfokuskan diri melihat Angel dari tempatnya.
"Calon bos! Kedip kalik, nggak takut apa tu mata copot keluar". Celetuk Jono dari pintu dapur yg langsung dihadiahi tatapan tajam olehnya. Jono pun beringsut mundur sambil mengangkat kedua tangannya.
"Re...Rere". Panggilnya kepada waitress bernama Renata.
"Ada apa calon bos?". Tanyanya sembari melangkahkan kaki mendekati Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angela
Teen FictionAku mencintaimu sampai pada detik kenyataan menamparku bahwa kau tak lagi mengenalku, menginginkanku bahkan mencintaiku. But I still love you long ago, now forever ***