Happy Reading
Fatih dan Raka tampak panik di belakang panggung. Bisa-bisanya Angel kabur di saat seperti ini. Iya ketiganya akan segera tampil. Namun Angel tak kunjung menunjukkan batang hidungnya padahal, ia bilang sudah mau turun dari rooftop. Tifak mungkin kan dalam perjalanan menuruni tangga sampai ke lapangan utama tempat diadakannya acara mengalami kemacetan.
"Emang sinting malaikat maut. Gimana nih Rak..." Rengek Fatih kepada Raka.
"Rizky!" panggil Raka kepada pemuda jangkung yang memakai jas kebanggan OSIS yang kebetulan sedang lewat di samping keduanya.
"Ada apa?" Rizky menghentikan langkahnya.
"Lo lihat Angel?" Raka bertanya cepat.
Pemuda itu menggeleng lalu mengangguk. "Gue sempet lihat dia tadi. Katanya mau ke ruang kepala sekolah. Belum kesini dia? Bukannya sebentar lagi kalian tampil?"
"Iya makanya itu. Tuh anak malah mgilang nggak jelas. Dia tadi bilang udah mau turun ke sini eh malah nggak nyampe-nyampe, nyangkut di atap sono kali." Ujar Fatih.
"Riz. Gue minta tolong penampilan kita diundur bentar bisa? Gue mau cari tuh anak dulu. Meskipun tuh anak nyebelin, di saat kayak gini dia nggak mungkin ngecewain temen-temennya terlebih Gio. Tolong handle bentar, Riz suruh kelas laim dulu yang maju. Gue nyari tuh anak dulu." Kata Raka lalu beranjak mencari Angel.
"Woi Ka! Tungguin gue!" Fatih mengejar Raka, lalu keduanyamemutuskan berpencar mencari malaikat maut alias Angela.
Fatih terus-menerus menerus menelfon Angel, tersambung itulah jawaban dari panggilan tersebut tapi tak kunjung dijawab.
Sampai disinilah Fatih. Di rooftop sekolah dan menemukan ponsel Angel yang berdering tergeletak di dekat pintu.
"Pake acara jatuhin HP segala malaikat maut. Kayak orang diculik aja terus HPnya jatuh dan orang yang nyulik bodoh meninggalkan barang bukti. Cih sinetron banget", dengus pemuda itu.
Fatih menuruni tangga dan melihat Raka lalu memanggilnya. "Nih, si malaikat maut gegayaan pake jatuhin Hp segala. Dikiranya sinetron apa,dia ngilang diculik. Pasti akal-akalan doang nih dia nggak mau tampil."
Belum sempat Raka menimpali celetukan nggak berfaedah Fatih, keduanya justru dikagetkan dengan seruan seseorang.
"Kalian temennya Vira kan?" pemuda tampan itu bertanya.
Keduanya mengangguk.
"Kalian tahu dimana adikku terakhir kali?" pemuda yang tak lain adalah Satria, kembaran Angel itu kembali bertanya dengan raut panik.
"Ini Hpnya. Gue nemuin di dekat pintu rooftop." Jawab Fatih sambil memberikan ponsel Angel kepada Satria yang mungkin lebih berhak, karena ia saudaranya.
"Vira beberapa hari belakangan ini ada cerita nggak sama kalian? Cerita yang aneh, misal kayak dia lagi di teror?."
Keduanya kompak menggeleng. "Vira sempet cerita kalau belakangan ini ia ada yang neror. Aku takut hilangnya Vira tiba-tiba gini karena di culik." Kata Satria khawatir.
Lagi, keduanya kompak membulatkan mata. Kenapa madalah sebesar itu Angel tidak menceritakan kepada mereka.
"Satria." Penggil sang ayah dari lorong koridor sekitar tujuh meter dibelakang mereka.
Hanya Satria yang dipanggil, tapi ketiganya dengan cepat menoleh.
"Lacak kalung adik kamu. Kayaknya ini ulah Ferdi". Kata Rizaldo, ayah Satria.
***
Di tempat lain Angel masih belum sadarkan diri. Kedua tangannya terikat begitupun kakinya.
Seseorang melihat itu tersenyum puas. Rencana yang disusun bersama ayahnya berjalan lancar. Angela sudah ada di tangannya dan aksi berikut-berikutnya akan lebih menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angela
Teen FictionAku mencintaimu sampai pada detik kenyataan menamparku bahwa kau tak lagi mengenalku, menginginkanku bahkan mencintaiku. But I still love you long ago, now forever ***