22. Terungkap

17 2 2
                                    

Happy Reading







Setelah menghabiskan waktu yang cukup banyak di danau itu, Azri mengajak Angel untuk pulang sebelum orang tua mereka pulang kerumah lebih dulu lebih baik mereka cari aman untuk tetap seperti anak yang diam dirumah saja.

"Entar aja lah Zi," rengeknya.

"Nggak. Ayo cepetan. Entar keduluan mereka pada pulang, kita di marahin," Tolak Azri tidak setuju.

"Elah. Padahal enak banget disini, adem, sejuk."

"Ayok!" Ajak Azri yang udah berdiri dari duduknya.

"Gendong..." Ujar Angel dengan wajah tanpa dosanya.

"Ogah!" Kata Azri lalu melenggang begitu saja. Membuat Angel mendengus sebal lalu meneriakinya.

Akhirnya setelah banyak drama yang dilakukan Angel, mereka dapat melanjutkan perjalanan pulang dengan santai dan damai.

Angel langsung duduk di jok belakang sepeda matic milik Azri, sedangkan Azri di jok depan siap mengemudi. Salahkan papanya yang sudah membelikannya sepeda motor diumurnya yang belum dikatakan remaja.

Azri lekas menjalankan motornya, mengambil tangan Angel yang memegang kaosnya untuk dililitkan dipinggangnya, sepertinya program ngambeknya masih berlaku.

Angel mendengus sebal tapi tetap tidak menolak perlakuan Azri padanya. Membuat anak laki-laki itu tersenyum kecil dibalik helmnya sampai kedua matanya menyipit.

Keadaan jalan memang cukup sepi ditempat itu, namun tidak membuat Azriel menambah kecepatan laju motornya. Bukan karena ia tidak bisa ngebut, bukan. Melainkan menikmati perjalanannya diatas sepeda matic itu bersama Angel.

Ditengah keheningan keduanya dan hanya suara deru sepeda matic itu, tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil hitam melaju kencang. Seharusnya mobil itu di jalur kanan mengingat dia dari timur, namun kenapa mobil itu seperti hendak menabraknya, pikir Azri.

"Azri itu mobilnya kok..." Belum sempat Angel menyuarakan kelanjutannya suara dentuman keras dua buah kendaraan terdengar, diiringi pekikan nyaring Angel sebelum terpental ke aspal lalu berguling sampai rerumputan pinggir jalan. Sedangkan Azri pun dalam kondisi yang tak jauh beda. Setelah terpental ke aspal, ia masih berguling guling justru ketengah jalan.

Sedangkan mobil penabrak keduanya terlihat rusak parah bagian depannya. Namun yang mengejutkan didalam mobil tersebut terdapat seseorang yang menyeringai melihat kearah Azri dan Angel yang terkapar tak berdaya dijalanan.

Dengan langkah gontai ia turun dari mobilnya menghampiri Angela yang sudah tak sadarkan diri. Ia tersenyum bengis lalu kembali berjalan menghampiri Azri. Membopong Azri memasuki sebuah mobil yang entah sejak kapan sudah disiapkan dipinggir jalan yang di kemudikan oleh seorang pria berotot dan bertubuh besar.

"Bereskan semuanya. Anak perempuan itu biarkan saja di sana." Titahnya pada kedua lelaki bertubuh gempal berpakaian serba hitam.

Sementara kecelakaan juga terjadi kepada keluarga Azri yang sedang dalam perjalanan pulang setelah pertemuan bisnis. Papa Azri meninggal di tempat sedangkan ibunya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Semua terjadi begitu mulus sesuai rencana Ferdi. Setelah kejadian itu. Ferdi membawa Azri dan Ibu Azri yang tengah hamil muda. Dengan alasan Azri berobat keluar negeri.

Semenjak kepergian istrinya, Ferdi berubah menjadi sosok yang dingin dan kejam. Ia juga terobsesi dengan Ibunya Azri karena sosoknya yang mirip dengan istrinya. Bagaimana tidak, jika keduanya merupakan kembar identik.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang