21. Masa Lalu Pt 2

20 4 4
                                    

Happy Reading







Azriel berjalan mendekati Angel. Membuat Angel yang semula menunduk menjadi mendongak.

Pemuda itu menunjukkan seringainya. "Apa yang lo harapin? Papa lo? Pacar lo? Atau bahkan kakek lo yang bakalan bebasin lo?" Azriel berdecih. "Nggak akan ada yang bisa selametin elo. Bahkan sampai lo membusuk pun nggak akan ada yang bisa nemuin lo."

Angel diam. Dia lelah karena sempat berteriak-teriak dan juga lapar karena tidak makan apapun yang diberikan Azriel padanya.

"Gimana kalau malam ini kita bersenang-senang. Lo lumayan cantik buat dijadiin santapan gue malam ini." Kata Azriel dengan smirk nakalnya, membuat Angel bergidik tak suka.

Angel memalingkan wajahnya ketika dagunya di dongakkan oleh Azriel. Membuat pemuda dihadapannya terkekeh.

"Azriel jauhin tangan lo!" pekik Angel keras ketika Azriel dengan lancangnya menyentuh dadanya dari luar pakaian yang ia kenakan.

"Nggak usah sok jual mahal. Lo udah pernah di sentuh-sentuh cowok lo kan?," azriel berdecih sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Murahan!"

Angel menahan tangis ketika lagi-lagi Azriel dengan lancang meraba-raba tubuhnya meskipun ia masih mengenakan pakaian lengkap, ia tahu betul Azriel sedang berusaha melecehkannya.

"Azriel jauhin tangan lo! Brengsek!" Lagi-lagi Azriel tidak menggubris justru melepaskan jas almameter Angel lalu disusul melepaskan satu persatu kancing kemeja seragam Angel. Membuat Angel menangis meraung.

Azriel merasakan sesak menghantam dadanya ketika melihat dan mendengar gadis didepannya ini menangis meraung, mungkin jiwa kemanusiaannya masih hidup dan menyuruh menghentikan kegiatannya.

Namun sisi iblisnya berkata lain, alhasil dengan sedikit gemetar ia kembaki membuka sisa kancing seragam Angel sehingga menampakkan tanktop hitam melekat dibadannya, roknya masih utuh.

"Tolong... Hentikan... Tolong!"

Hingga Azriel memegang ujung tanktopnya hendak dilepaskan dari tubuhnya, namun suara parau Angel membuatnya menghentikan gerakannya.

"Azi..." Kata Angel begitu parau dan lemah dengan gelengan di kepalanya, air matanya terus keluar tak terbendung.

Azriel merasakan pening luar biasa di kepalanya ketika mendengar Angel berkata nama itu, hingga ia memegangi kepalanya dan terjongkok didepan Angel.

Dua anak beda jenis kelamin berumur lima tahun itu berjalan bersama menuju taman didekat rumahnya.

"Abang beliin Vira es krim dulu dong, biar entar kita betah mainnya di taman," pungkas bocah perempuan berambut pendek itu kepada kakak kembarannya dengan sedikit merengek.

Sang kembaran memutar bola matanya malas, selalu seperti itu, semaunya sendiri. "Beli sendiri kan punya tangan punya kaki buat berjalan.

"Bang..." kembali gadis itu merengek membuat Alvaro berdecak tapi tetap saja menuruti membeli es krim di pinggir jalan sedangkan sang adik terus melangkahkan kaki menuju taman.

"Angel!" sapa anak kecil seumurannya.

"Azi..." balas Angel atau Alvira menyapanya. (Angel dan Alvira itu satu orang yang sama ya teman).

"Azi kok naik sepeda? Ayo jalan sama Vira." Ajak Angel.

"Nggak mau. Enak sepedahan nggak capek malah seneng," kata Azi-azi itu.

Angel mengerucutkan bibir. "Vira pingin juga sepedahan tapi belum bisa. Abang nggak mau ngajarin Vira."

"Angel mau aku ajarin?" tawarnya langsung diangguki dengan semangat oleh Angel.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang