Hunho 11 _Samchoon_

1.1K 70 6
                                    

Samchoon
.
.
.

Junmyeon x Sehun
.
.
.
.
Oneshoot

Seorang pria dengan helaian hitam legam menatap nyalang sebuah bangunan megah di hadapannya. Sesaat, kilat dalam netra cokelatnya menampilkan kilatan sendu. Merasa bersalah dengan pertengkarannya semalam dengan pria mungilnya Sehingga kini sesuatu yang sangat tidak ia sukai terjadi karena kata katanya yang menyakiti hati si mungil. Karenanya, pria mungilnya itu kini berada di tempat yang ia benci, rumah seseorang yang duapuluh tahun yang lalu ia panggil dengan sebutan ayah.

Tak lama beberapa orang berbadan kekar dan berpakaian serba hitam mengepung pria itu. Lalu tanpa basa basi mereka memberikan pukulan pukulan mereka. Baku hantam tak terelakkan lagi. Namun sepertinya mereka terlalu meremehkan sang pria. Pria itu dengan gesit menangkis sekaligus menyerang. Nyatanya tubuh besar mereka hanya seperti kaleng kosong bagi pria itu. Namun tetap saja, karena jumlah mereka tidaklah imbang, pria itu beberapa kali terkena pukulan dan juga tendangan. Lalu ia membalas dengan brutal.

Kurang dari sepuluh menit hanya tersisa pria itu yang masih berdiri meski tak terlalu tegak. Nafasnya sedikit tersengal. Ia menatap nyalang tubuh tubuh yang berserakan di sekitarnya. Entah pingsan ataukah mati. Pria itu mengusap pelan ujung bibirnya yang berdarah. Lalu menatap awas pintu besar yang berada tak jauh darinya berdiri.

"Tuan muda Sehun, anda sudah datang?"

Ucapan salah seorang bawahan 'ayahnya' mengalihkan atensi Oh Sehun, pria bersurai legam.

Sehun menatap dengan tampang datar dan terkesan dingin. Dan ia hanya sedikit mengangguk menanggapi.

Pak Lee hanya tersenyum maklum melihat tingkah tuan mudanya. Bagaimanapun ia telah mengenal sosok tuan mudanya itu bukan hanya beberapa tahun, namun ia telah ikut andil dalam mendidik tuan mudanya sedari kecil.

Kemudian mereka berjalan memasuki bangunan itu dengan pak Lee memimpin di depan. Sedang Sehun hanya mengikuti dengan tenang sesekali menatap awas di sekitar lorong. Sehun sedikit heran karena tak adanya para bawahan Taejoon. Ia yakin orang orang tadi bukanlah milik Taejoon, 'ayahnya'. Meski begitu Sehun masih tetap mengikuti pak Lee dengan santai, tak menyadari raut gusar pak Lee.

Tak lama mereka sampai di depan sebuah pintu dengan ukiran rumit. Pak Lee pamit undur diri tanpa mengucapkan kata kata sedang Sehun tak begitu memperdulikan.

Alih alih terkunci, pintu di hadapannya itu justru terbuka sedikit menampilkan ruangan temaram. Sehun menyiapkan Beretta 92 kesayangannya. Lalu saat ia mendorong pintu dengan pelan, Sehun membelakkan matanya kaget karena pemandangan yang tersaji di hadapannya tak pernah ia bayangkan. Pria tua itu, pria tua yang pernah ia panggil ayah itu, terduduk dengan kaku di kursi kebanggaannya. Wajahnya tampak mengulas senyum tipis. Sedang si mungilnya berdiri --dipaksa berdiri--dengan lemah karena rambut mahogani miliknya ditarik cukup kencang oleh seseorang. Sedang lengan dan betisnya mengucurkan darah. Pria itu tersenyum setan melihat kehadiran Sehun.

"Oh lihat siapa yang datang. Selamat datang Oh Sehun. Bagaimana kabarmu, adikku?"

"Se- Sehun..."

Nyatanya suara lirih itu yang mengambil seluruh atensi Sehun. Jantungnya berdenyut nyeri melihat kondisi bocahnya.

"Lepaskan dia, Shixun"

Pria itu, Shixun, pura pura terkejut. Ia menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang bebas dengan dramatis.

"Oh waw. Kau masih ingat dengan namaku?!. Wah wah!! Aku merasa sangat tersanjung adikku. Oh hey, tapi ini bukan saatnya kau mengancam musuhmu, Sehun"

"KUBILANG LEPASKAN DIA BRENGSEK!!"

HUNHO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang