Kamu datang layaknya senja.
Redup, tenggelam dalam bentuk indah.
Kamu mengalahkanku dalam banyak hal.
Seperti, bulu matamu yang begitu lentik.
Kita bertemu tatap.
Mengikat kata dalam sebuah telepati mata.
Aku tersenyum, dan kamu bergumam.
Tapi, tidak menjadi gempar.
Bahkan, berpura-pura seperti tidak terpengaruh sama sekali.
Ragu tapi ingin. Ingin tapi ragu.
Dan kutahu, kita sudah terpengaruh sejak tatap beradu.
Seperti detik terlama di hidupku.
Sebatas itu. Hingga kamu terlepas dari pandangku.
Menengok ke langit.
Berpura-pura tidak peduli.
Padahal, penasaran sekali.31 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
U N D E R T H E M O O N
PoetryAku adalah Selena. Del Luna. Atau secara harfiah bisa kau sebut sebagai benda mengapung di angkasa dengan ribuan lembah dan jurang gulitanya. Meski sudah beratus tahun ikut bersama bumi dalam orbit, itu tidak lantas membuatku terbiasa. Rasanya seper...