Hanya takut, kau buta syahdu tembangku
Menimpa hatimu dalam malang terpaku
Hanya takut, dinding imanmu terias rancu
Sebab selaksa pulasmu terjala jiwa-jiwa tamak rayu
Hanya takut, dan aku hampa menyelak sebab batas
Menanggalkan egoisme yang memeras
Sebab aku wanita, mencintai dalam doa harus puasHanya takut dan lebih takut
Jika inginku tak sampai, namun letih-letihku tercerai-berai
Membasuh jantungku dengan jarum berderai
Lunglai terurai
Curam dari damaiAku mengidung sebab meranggas
Seperti bayang kesambi di tanah teduhkan cadas
Tersayat, pengabaian, dan selamat tinggal
Sekadar Tuhan jadikan nasib kamal
Ke arah gagal
Ke arah gemintang kekal
Tak seorang mampu menjegal2 April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
U N D E R T H E M O O N
PuisiAku adalah Selena. Del Luna. Atau secara harfiah bisa kau sebut sebagai benda mengapung di angkasa dengan ribuan lembah dan jurang gulitanya. Meski sudah beratus tahun ikut bersama bumi dalam orbit, itu tidak lantas membuatku terbiasa. Rasanya seper...