Seorang gadis berhati laur duduk di depan meja
Dua pilihan bermanja di atasnya
Tak kuasa ia lihat, sebab bermata buta
Tuannya tiba,
merengkuhnya,
menembangkan syair untuk jiwanya
Pertama untuk hidup papa, namun riang tuan melahirkannya
Lain sisi bebas gembira, namun tuan merengsa
Gadis pilih pertama untuk mengibingnya hidup
Tak risaukan diri demi tuannya melembut
Sampai menjunam tulangnya lebur tak berwujudSuatu hari, dua mata si gadis sembuh
Menataplah ia yang nyalakan mimpi tuannya nan jauh
Bagaimana jika langkahnya berhenti dan bebas gembira ia rengkuh?
Gadis dirundung melankolis tak terbina penuh
Yang mengalum hingga napasnya meluruh26 Agustus, 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
U N D E R T H E M O O N
PuisiAku adalah Selena. Del Luna. Atau secara harfiah bisa kau sebut sebagai benda mengapung di angkasa dengan ribuan lembah dan jurang gulitanya. Meski sudah beratus tahun ikut bersama bumi dalam orbit, itu tidak lantas membuatku terbiasa. Rasanya seper...