Aku, ingin beristirahat dari rasa malu.
Pada pelipis amisku kala mengais alis manismu.
Mengurangi ingatan dahulu dan kata-kata sendu.
Menguatkan diri pada sesuatu yang merapuhkan sayap-sayapku.
Tidak akan mengenali lagi luka lara yang mengeja waktu.
Mengabaikan suara hati yang meminta bertemu.
Aku, ingin meminta maaf pada diri sendiri.
Yang begitu munafik, merasa rendah diri.
Yang menghakimi dan menilai fisik berkali-kali.
Mengabaikan orang lain, demi seorang lelaki.
Yang membuat kakiku diam berdiri,
padahal aku ingin berlari.
Yang membuatku kacau dari hari ke hari.
Yang hatinya tak bisa kumenangi.
Aku, tidak akan lagi membandingkan masa lalu dan sekarang.
Tidak akan lagi berjuang untuknya yang menghilang.
Melupakan tanya atas tindakan sia-sia yang terbuang
Mengikhlaskan cobaan yang bebas mengekang
Bersyukur pada nikmat Allah agar tenang.
1 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
U N D E R T H E M O O N
PoesíaAku adalah Selena. Del Luna. Atau secara harfiah bisa kau sebut sebagai benda mengapung di angkasa dengan ribuan lembah dan jurang gulitanya. Meski sudah beratus tahun ikut bersama bumi dalam orbit, itu tidak lantas membuatku terbiasa. Rasanya seper...
