DI TELAPAK TANGANKU

15 0 0
                                    

Kau puput dari telapak tanganku
Meski, kugenggam sudah dawai-dawai biru
Buku-buku jariku menyembulkan jiwa-jiwa terjaga yang seharusnya terpulas
Tak mengapa, hingga bernanah bernas
Masih talam parasmu
Mencekau harapku, lalu kau muntahkan di punggung telanjangku
Bagaimana tega dirimu?
Meneguk janji sendiri seperti risalah bisu
Bagaimana tega dirimu?
Meletakkanku di tengah jalan asing
sembari memintaku memilih orang-orang yang melintas
Perlu tahu saja dirimu. Itu tak mudah.

Pikirku lagi, telah kulahirkan rasa itu.
Tak berhak jua cemooh dirimu bak pencoret mural-mural seluruh sisi telapak tanganku.
Awal baris syair sekadar bela diriku yang kalah.
Sebab, aku melahirkan rasa pada tempat yang salah.



20 Agustus, 2017

U N D E R   T H E   M O O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang