Pura-pura [3]

735 44 2
                                    

Hari sudah semakin siang, tapi Cinta belum juga keluar dari kamarnya. Ainaz dan Rangga menunggunya di ruang sambil mengobrol tentang pernikahan Rangga nantinya. "Kamu mau pindah ke Malaysia?" Tanya Ainaz.

Rangga mengangguk membenarkan. "Iya Tan. In Shaa Allah nanti kalau urusan di sini udah beres Angga sama Syifa akan pindah ke Malaysia." Ujar Rangga. "Kenapa harus pindah? Memangnya kamu nggak bisa lanjut kerja di sini aja?" Tanya Ainaz lagi.

Rangga tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa Tan, teman Angga udah merekomendasikan Angga di sana. Lagi pula kalau kasus abi udah selesai Angga juga bisa bantu urus perusahaan abi di sana." Ujar Rangga memberikan alasan.

"Nanti tante kehilangan anak tante lagi dong." Ujar Ainaz sedih. Rangga terkekeh lalu memegangi tangan Ainaz. "Angga tetap anak Tante kok. In Shaa Allah nanti Angga akan sering-sering main ke sini. Lagi pula abi sama umi kan masih di sini, jadi pasti Angga usahain sering pulang ke Indonesia." Ujar Rangga membuat sebuah senyuman di wajah Ainaz.

"Iya tante tau kok kamu pasti akan sering ke sini. Yang terpenting kamu selalu jaga kesehatan kamu selama di sana nanti, jaga Syifa juga jangan sakiti dia." Ujar Ainaz mengingatkan. Rangga mengangguk. "Pasti."

Tak disadari Cinta menguping pembicaraan mereka dari balik tembok. Ada rasa sedih, marah, dan kecewa di hatinya karena Rangga yang lagi-lagi akan meninggalkannya. Cinta pun menghela napasnya lalu menghampiri mereka dengan wajah dinginnya.

"Cinta kamu udah siap? Jilbabnya mana, kenapa nggak di pakai?" Tanya Ainaz menyadari kedatangan Cinta. "Cinta nggak mau pakai. Masalah buat Bunda?" Ujar Cinta sewot. Ainaz langsung terdiam kaku, ia menghela napasnya lalu tersenyum pada Cinta.

"Cinta, kenapa kamu kaya gitu ke Tante Ainaz? Kena-" Ucapan Rangga terhenti saat Ainaz memegangi tangannya lalu menggelengkan kepalanya. "Jangan." Bisik Ainaz memohon pada Rangga. Cinta hanya menatap keduanya sinis karena masih saja pura-pura berperilaku baik padanya.

Semua pandangannya tentang dunia telah berubah setelah kepergian Dion. Orang-orang yang sayang padanya hanyalah sebuah rasa prihatin baginya. Tak ada yang tulus di dunia ini baginya, tak ada sama sekali.

Rangga menghela napasnya menyerahkan semuanya pada Ainaz. Ia tak ingin memperburuk hubungan antaranya dan Cinta maupun Ainaz dengan Cinta. "Gapapa kok. Bunda cuma kangen aja lihat kamu pakai jilbab kaya dulu." Ujar Ainaz berusaha lembut pada Cinta. Tapi tetap saja, tidak mudah membuat Cinta mengubah pandangannya pada dunia yang sekarang.

Cinta memutar bola matanya lalu meninggalkan mereka begitu saja menuju halaman rumah. Ainaz menghela napasnya menahan sebuah tangisan. "Tante gapapa?" Tanya Rangga memastikan. Ainaz menatap Rangga lalu tersenyum padanya. "Tante gapapa kok." Ujar Ainaz dengan sebuah senyuman.

Rangga tau jika senyuman itu adalah senyuman palsu, senyuman untuk menutupi semua kesedihan yang dirasakan oleh Ainaz. Rangga pun berdiri untuk membantu Ainaz mendorong kursi rodanya.

Sepanjang perjalanan tak ada sedikit pun senyuman atau ucapan dari Cinta. Ia lebih memilih memainkan ponselnya saling memberi pesan dengan Elang. "Aku udah baikkan kok. Malam ini kamu mau ke klub?" Tanya Elang dalam pesannya.

Cinta melirik pada Rangga yang berada di sebelahnya lalu kembali menatap ponselnya. "Kayanya aku nggak bisa malam ini. Aku takut Rangga hajar kamu lagi kalau dia tau." Balas Cinta. "Rangga?"

"Sepupu aku yang kemarin di depan hotel. Dia sedikit over protektif." Balas Cinta menjelaskan. "Santai aja. Kalau gitu aku lanjut kerja dulu, bye." Cinta menghela napasnya memasukkan ponselnya ke dalam tas selendangnya.

Cinta menutup matanya membiarkan hatinya tenang. Kenangan demi kenangan bersama orang-orang yang disayanginya kembali hadir di pikirannya.

"Kenapa harus pergi? Kenapa harus disaat ayah pergi tinggalin aku? Kenapa Angga? Kenapa?" Teriak Cinta tak rela Rangga harus pergi ke Kairo. "Maafin aku, tapi aku harus pergi sekarang. Aku nggak bisa tetap tinggal di sini." Ujar Rangga.

Cerita Cinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang